Pariwisata Bali menunjukkan pemulihan pascapandemi Covid-19. Bergeliatnya kembali aktivitas pariwisata juga didukung pengembangan desa-desa wisata di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·6 menit baca
Aktivitas pariwisata di Bali menunjukkan pemulihan yang signifikan pascapandemi Covid-19. Kedatangan wisatawan, utamanya wisatawan mancanegara, terus menunjukkan pertumbuhan. Kehidupan pariwisata, yang menjadi penggerak ekonomi daerah di Bali, semakin bergairah.
Membaiknya situasi pariwisata di Bali juga dirasakan sampai ke desa-desa. Diakui I Ketut Susana (53), pemilik Omunity Bali, sebuah akomodasi wisata di perdesaan di kawasan Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, kondisi pascapandemi Covid-19 memberikan dampak positif dengan semakin banyaknya wisatawan, yang datang, ke wilayah Bali utara itu. ”Saat pandemi, kami ikut menyepi,” kata Susana, yang lebih akrab disapa Sansan, Minggu (28/5/2023). ”Namun, sekarang sudah mulai bergeliat,” ujar Sansan menambahkan.
Bergeraknya aktivitas wisata di Desa Sudaji turut berdampak semakin bergeliatnya perekonomian Desa Sudaji yang sudah dikenal sebagai desa penghasil beras Bali, durian kane Sudaji, dan beraneka buah-buahan lokal, termasuk wani (Mangifera caesia).
Pengaruh lebih jelas dirasakan di sisi selatan Bali, termasuk Kota Denpasar dan sekitarnya. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung semakin ramai dengan kedatangan maupun keberangkatan penumpang dan pesawat terbang. Laporan terkini pihak Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menunjukkan, sampai akhir Mei 2023 sebanyak 36 maskapai penerbangan sudah beroperasi dengan 29 rute internasional ke Bali.
Secara keseluruhan, jumlah penumpang yang dilayani di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sejak Januari 2023 sampai Mei 2023 mencapai 7,817 juta orang, termasuk 4,178 juta penumpang rute internasional.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga mencatatkan sejarah baru, yakni menerima kedatangan pesawat super jumbo Airbus A-380, yang dioperasikan maskapai internasional Emirates, pada Kamis (1/6/2023).
Pencatatan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menunjukkan kecenderungan pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali sejak Januari 2022 sampai April 2023. Selama April 2023, menurut laporan BPS Provinsi Bali, jumlah kedatangan wisman mencapai 411.510 kunjungan. Jumlah itu jauh lebih banyak jikalau dibandingkan kondisi pada April 2022 dengan capaian 58.335 kunjungan wisman.
Membaiknya situasi dan aktivitas kepariwisataan di Bali berpengaruh nyata terhadap pemulihan ekonomi Bali. BPS Provinsi Bali mencatat ekonomi Bali pada triwulan I-2023 tumbuh sebesar 6,04 persen dibandingkan kondisi ekonomi Bali pada triwulan I-2022.
Kondisi itu mengindikasikan pemulihan ekonomi Bali terus membaik meskipun belum sepenuhnya pulih seperti sebelum masa pandemi Covid-19. Ekonomi Bali pernah mengalami pertumbuhan sebesar 6,33 persen pada 2018 dan mengalami kontraksi hingga sedalam -9,31 persen pada 2020.
Dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pariwisata Bali di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Rabu (31/5/2023), Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, pemulihan kondisi pariwisata di Bali berdampak terhadap pemulihan ekonomi Bali.
Koster menyebutkan, jumlah maskapai penerbangan dengan rute internasional, yang sudah kembali beroperasi sebanyak 36 maskapai, atau mendekati situasi sebelum pandemi Covid-19, yakni sekitar 40 maskapai.
”Rata-rata hunian kamar hotel di Bali sudah 65 persen,” kata Koster menggambarkan kondisi pemulihan pariwisata Bali pascapandemi Covid-19 di hadapan para peserta Rakor Pariwisata Bali, Rabu (31/5/2023).
Keramaian wisatawan di Bali juga berimbas terhadap aktivitas ekonomi dan kegiatan wisata di desa-desa wisata di Bali. Seperti halnya di Desa Sudaji, aktivitas pariwisata di Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, juga kian menggeliat.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Serangan, Kota Denpasar, I Wayan Sutarja mengungkapkan usaha kuliner dengan sajian khas boga bahari di Kelurahan Serangan juga merasakan dampak pulihnya pariwisata Bali.
Sutarja menambahkan, pemerintah dan masyarakat di Kelurahan Serangan didukung Pemerintah Kota Denpasar juga mempersiapkan infrastruktur yang menunjang kegiatan pariwisata di Kelurahan Serangan. Terlebih Desa Wisata Serangan masuk nominasi 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
”Kami berharap pada saat penilaian nominasi peringkat terbaik nasional untuk masing-masing kategori dalam Malam Puncak ADWI 2023, Desa Wisata Serangan bisa meraih hasil maksimal sesuai harapan masyarakat,” kata Sutarja, yang dihubungi pada Senin (5/6/2023).
Lokasi Kelurahan Serangan tidak jauh dari kawasan Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar dan juga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung. Kelurahan Serangan juga berdampingan dengan kawasan Sanur dan lokasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali.
Sebagai wilayah pesisir, Kelurahan Serangan memiliki atraksi wisata bahari, mulai memancing, snorkeling, maupun bermain jet ski. Untuk urusan makan, di Kelurahan Serangan terdapat sekitar 30 tempat makan dengan ciri utama adalah makanan boga bahari (seafood).
Daya tarik Kelurahan Serangan sebagai kawasan wisata bahari juga ditambah keberadaan pusat konservasi penyu, yakni Turtle Conservation and Education Center (TCEC). Koordinator TCEC Kelurahan Serangan I Made Sukanta (41) mengatakan, keberadaan TCEC di Kelurahan Serangan juga sebentuk kesadaran dan upaya mengembalikan Serangan sebagai kawasan tujuan penyu laut mendarat dan membuat sarang di pantai.
”Dahulu Serangan ini dikenal sebagai pulau penyu karena banyak penyu laut yang bersarang dan bertelur, juga karena di Serangan dahulu banyak penyu yang dibunuh untuk keperluan konsumsi,” kata Sukanta di TCEC Serangan, Senin (29/5/2023).
Kegigihan komunitas pelestari lingkungan dan organisasi konservasi, yang kemudian disambut warga Serangan, berhasil membalikkan kesan negatif di Serangan menjadi kawasan konservasi penyu.
Sukanta mengatakan, dengan didukung pihak banjar dan kelurahan setempat, TCEC dipercaya pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebagai mitra konservasi penyu dan menjadi tempat penyedia penyu laut untuk kepentingan upacara adat dan keagamaan di Bali.
”Penyu yang digunakan untuk keperluan upacara hanya penyu hasil penetasan, selain itu tidak diizinkan dan tidak dibolehkan sesuai Bhisama Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang penggunaan sumber daya hayati langka untuk upacara keagamaan Hindu,” kata Sukanta.
Keberadaan TCEC Serangan juga menjadi wahana edukasi, yang kerap didatangi murid maupun wisatawan. Seperti pada Senin (29/5/2023), TCEC Serangan diramaikan kedatangan 32 murid Taman Kanak-kanak Gita Yani Kumara, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, bersama guru-guru mereka.
Anak-anak itu antusias mengamati kolam berisi penyu beraneka ukuran, mulai dari tukik sampai penyu dewasa berukuran besar. ”Kami dari pihak sekolah memang menjadwalkan kegiatan outing ke luar sekolah. Kegiatan ke luar sekolah juga bertujuan positif, di antaranya, mengenalkan anak-anak tentang keberadaan dan kehidupan satwa secara langsung,” kata Kepala TK Gita Yani Kumara Ni Made Sunarti, yang mendampingi murid-muridnya berkunjung ke TCEC Serangan, Senin (29/5/2023).
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali I Made Mendra Astawa mengatakan, terobosan yang dijalankan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) berdampak pada kegairahan masyarakat di desa untuk mengembangkan dan membangun aktivitas wisata di desa.
Mendra menyatakan, pengembangan desa wisata disesuaikan dengan potensi desa dan kemampuan desa.
”Jadi, pengembangan desa wisata tidak hanya untuk kepentingan pariwisata, tetapi juga untuk kepentingan ekonomi kreatif,” kata Mendra, yang dihubungi pada Minggu (4/6/2023).
Dia menambahkan, ”Desa menjadi kekuatan pembangunan nasional. Ketika desa kuat, negara pun akan maju.”