Situasi Berangsur Kondusif, Ratusan Warga di Nduga kembali ke Rumahnya
Ratusan warga Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, kembali ke rumahnya di bawah pengawalan. Sebelumnya, warga mengungsi selama sepekan ke ibu kota Nduga karena aksi teror KKB.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 162 warga dari Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, yang mengungsi selama sepekan terakhir sejak Jumat (2/6/2023) mulai kembali ke rumahnya setelah situasi keamanan berangsur kondusif. Warga mengungsi ke Distrik Kenyam, ibu kota Nduga, karena kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata dan aparat TNI-Polri.
Kepala Humas Satgas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Donny Go, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Minggu (4/6/2023), membenarkan informasi ratusan warga pulang kembali ke rumahnya di Kampung Nogolait. Mereka kembali ke Nogolait dengan pengawalan aparat TNI-Polri.
Sebanyak 162 warga itu mengungsi ke Distrik (Kecamatan) Kenyam sejak Senin (29/5/2023). Mereka mengungsi setelah terjadi kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Yotam Bugiangge dengan aparat TNI-Polri. Sebanyak 162 orang itu terdiri dari 54 laki-laki dewasa, 84 perempuan, dan 24 anak.
Yotam Bugianggie adalah mantan anggota TNI Angkatan Darat yang desersi. Pada 17 Desember 2021, Yotam kabur dari satuannya, Kompi C Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili, di daerah Senggi, Kabupaten Keerom, Papua.
Pria asal Kabupaten Nduga itu kabur sembari membawa satu senjata laras panjang. Yotam lantas bergabung dengan Egianus. Mereka lalu menyerang 13 warga di Kampung Nogolait pada 16 Juli 2022. Akibatnya, 11 orang tewas dan 2 luka berat.
”Upaya pemulangan ratusan warga ke Kampung Nogolait dipimpin Brigjen (Pol) Gatot Hariwibowo selaku Komandan Pasukan lll Korps Brimob Polri. Kegiatan itu melibatkan ratusan aparat TNI-Polri Satgas Damai Cartenz di Wilayah Nduga,” papar Donny.
Sementara itu, Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge meminta KKB tidak lagi datang mengganggu masyarakat di Kabupaten Nduga. Ia pun berterima kasih kepada aparat TNI-Polri yang telah membantu memulangkan masyarakat Nogolait ke kampung halamannya.
”Kami berharap KKB jangan lagi mengganggu masyarakat sehingga tidak ada lagi pertumpahan darah di daerah ini. Sebab, sudah cukup banyak warga sipil dan aparat TNI-Polri yang menjadi korban atas ulah dari KKB,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, konflik yang terus terjadi di Nduga dipicu masalah penyanderaan pilot pesawat Susi Air Philip Mark Mehrtens yang ditawan KKB hampir selama empat bulan. Frits menilai, diperlukan upaya yang serius untuk membebaskan Philip sehingga memadamkan konflik antara kedua belah pihak yang bertikai.
Upaya pembebasan Philip harus ditangani serius.
Sebelumnya, komplotan Egianus membakar pesawat Susi Air PK-BVY yang dikemudikan Philip. Pesawat dibakar setelah mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023 pukul 06.17 WIT. Sejak itu, Philip disandera dan belum dibebaskan hingga kini.
”Upaya pembebasan Philip harus ditangani serius. Sebab, aksi penyanderaan Philip dapat memicu operasi penegakan hukum yang berdampak konflik semakin meluas di tengah masyarakat,” ucap Frits.