Stasiun Seismik Gunung Sinabung Terbakar, Diduga karena Aktivitas Warga
Stasiun Seismik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo terbakar. Pemantauan kegempaan terganggu akibat kerusakan itu. Kebakaran diduga karena aktivitas masyarakat yang berkunjung atau bertani. Alat akan segera diganti.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Stasiun Seismik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terbakar. Pemantauan kegempaan Sinabung sangat terganggu akibat kerusakan itu. Kebakaran di lereng Sinabung diduga karena aktivitas masyarakat yang bertani atau berkunjung. Alat itu akan segera diganti agar pemantauan tidak terganggu.
”Kerusakan stasiun seismik di Desa Sigarang-Garang sangat berdampak pada pemantauan aktivitas Gunung Api Sinabung. Dari lima stasiun, Sigarang-Garang yang paling dekat ke puncak gunung, yakni sekitar 2 kilometer,” kata pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, Jumat (2/6/2023).
Armen menyebut, pihaknya tidak mendapatkan data dari Stasiun Sigarang-Garang pada Kamis (1/6/2023). Ketika diperiksa, ternyata terjadi kebakaran di lereng gunung. Kebakaran juga menghanguskan beberapa peralatan pemantauan penting di gunung api. Stasiun Sigarang-Garang memantau aktivitas vulkanis Sinabung di sisi timur gunung.
Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung yang berada di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, mempunyai lima stasiun pemantauan yang tersebar di sekeliling Sinabung, yakni di Sigarang-Garang, Lau Kawar, Kebayaken, Gamber, dan Mardinding. Data dari lima stasiun itu dipantau terus-menerus selama 24 jam sehari.
Di setiap stasiun dipasang sensor seismik untuk memantau aktivitas kegempaan. Di sana juga ada sensor deformasi untuk melihat perubahan bentuk, posisi, dan dimensi gunung api. Kegempaan dan deformasi merupakan indikator penting untuk menentukan ancaman bahaya gunung api.
Armen menyebut, pihaknya tetap bisa mendapat data kegempaan dan deformasi yang masih ada dari empat stasiun lainnya, tetapi tidak ada data pembanding dari Stasiun Sigarang-Garang. Pihaknya akan segera mengganti peralatan yang rusak di stasiun itu.
Selama dua tahun terakhir ini, kata Armen, aktivitas vulkanis Sinabung yang membahayakan, seperti erupsi atau awan panas, tidak terjadi lagi. Erupsi terakhir terjadi pada 19 Juli 2021. Tingkat aktivitas Sinabung saat ini adalah Waspada atau Level II. ”Namun, kami selalu mengingatkan bahwa bahaya Sinabung masih tetap ada dan masyarakat harus tetap waspada dengan tidak memasuki zona merah,” kata Armen.
Masyarakat harus tetap waspada dengan tidak memasuki zona merah. (Armen Putra)
Dalam beberapa waktu belakangan masyarakat beraktivitas di sekitar Stasiun Sigarang-Garang. Banyak warga naik ke lereng gunung untuk melihat keadaan di lereng. Kawasan itu juga dekat dengan Danau Lau Kawar yang sudah mulai dikunjungi wisatawan. ”Sigarang-Garang dan Danau Lau Kawar adalah zona merah. Seharusnya masyarakat tidak boleh beraktivitas di sana,” kata Armen.
Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, menurut Armen, masih ada sedikit kubah lava di bibir kawah yang menandakan potensi awan panas guguran dan erupsi masih ada. Pos yang berada di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi itu juga mencatat masih ada aktivitas kegempaan, seperti gempa vulkanik dalam, hibrida, frekuensi rendah, dan tektonik jauh, tetapi intensitasnya rendah.
”Karena itu, masyarakat harus tetap waspada dan menjauhi zona merah Sinabung, yakni radius 3 kilometer dari puncak dan 4,5 kilometer khusus untuk sektor selatan-timur,” kata Armen.
Komandan Kodim 0205/Tanah Karo yang juga Komandan Satuan Tugas Bencana Gunung Sinabung Letnan Kolonel (Inf) Benny Angga mengatakan, ia sudah turun langsung memantau kondisi Stasiun Seismik Sigarang-Garang. ”Kami meminta masyarakat agar tidak masuk ke zona merah karena sangat berbahaya,” kata Benny.
Menurut Benny, stasiun itu terbakar karena ada kebakaran lahan di lereng gunung yang diduga akibat aktivitas masyarakat. Selain zona merah bencana, Benny menyebut pembakaran lahan juga tidak dibenarkan karena bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas. Daerah di sekitar Sinabung juga sedang musim kemarau.