Doa Perdamaian Dunia Dilantunkan di Candi Borobudur
Sebanyak 500 umat Buddha aliran Tantrayana memanjatkan doa-doa untuk NKRI dan perdamaian dunia. Doa dilantunkan dalam acara Nyingma Monlam Indonesia 2023 yang digelar selama dua hari di Candi Borobudur
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sedikitnya 500 umat Buddha aliran Tantrayana dari 12 negara melakukan ritual upacara Nyingma Monlam di Taman Aksobya di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 31 Mei dan 1 Juni 2023. Selama itu dilantunkan doa-doa untuk Indonesia dan perdamaian dunia.
Nyingma Monlam adalah upacara keagamaan yang rutin digelar di Bodh Gaya, India. Kali ini, untuk pertama kalinya acara ini dilaksanakan di Indonesia.
Nyingma Monlam dipimpin tiga pemimpin agama, yaitu Yang Arya Kathok Situ Rinpoche, Spiti Tulku Yomed Rinpoche, dan Serling Tulku Yongdzin Rinpoche. Yang Arya Kathok Situ Rinpoche adalah pangeran dari kerajaan di Bhutan.
Ketua Panitia Nyingma Monlam 2023 Biksu Lama Rama Santoso mengatakan, penyelenggaraanya di Indonesia, bebas dari desakan atas situasi tertentu saat ini. Semua, kata dia, dilakukan atas dasar kebaikan, keamanan, kesejahteraan, dan perdamaian.
”Sesuai ajaran Sang Buddha, inti doa-doa kami adalah agar semua makhluk berbahagia,” ujarnya.
Ide Nyingma Monlam di Indonesia sudah tercetus sejak lama. Namun, karena terkendala sejumlah halangan, termasuk situasi pandemi, acaranya baru dilakukan tahun ini.
Semula, jumlah sangha yang diundang untuk mengikuti acara ini sebatas 38 sangha. Namun, atas inisiatif sendiri, 10-12 sangha dari Jakarta, Indonesia, serta Malaysia dan Singapura, turut bergabung.
Dalam pelaksanaan acara ini, panitia memajang 72 persembahan di altar, yang dibuat unik. Jika biasanya dari kayu ataupun logam, maka persembahan yang ditampilkan kali ini dibuat dari mentega dan tepung. Persembahan ini dibuat khusus sejumlah pakar dari India dan Bhutan.
Yang Arya Kathok Situ Rinpoche, mengatakan, dia sangat berbahagia bisa turut bergabung dalam acara Nyingma Monlam di Indonesia.
"Ijinkan kami turut berdoa bagi Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Supriyadi, mengatakan, mengingatkan segenap umat Buddha tidak lupa berdoa saat Waisak. Tujuannya, agar kebaikan selalu ada dan semua makhluk berbahagia. Semua, diharapkan tidak terpengaruh situasi apa pun, termasuk Pemilu 2024.
Meski Nyingma Monlam dilakukan umat Buddha aliran Tantrayana, pemuka agamanya tidak keberatan bergabung melakukan ibadah puja bhakti bersama dengan para biksu yang melakukan tradisi Thudong dari Thailand. Doa bersama dijadwalkan di pelataran Candi Borobudur pada 1 Juni 2023.
"Bersama para biksu Thudong dari Thailand, kami akan melakukan pradaksina dan mengucapkan doa-doa untuk kebaikan seluruh dunia pada Kamis (1/6/2023) sore,” ujarnya Biksu Lama.
Para biksu yang melakukan ritual Thudong direncanakan akan datang ke Candi Borobudur pada Kamis, pukul 15.30. Mereka dijadwalkan akan melakukan ritual doa sendiri dengan cara bermeditasi di struktur bangunan Candi Borobudur hingga pukul 17.00.
Setelah selesai, Biksu Lama mengatakan, mereka akan bertemu dan melakukan pradaksina, mengelilingi Candi Borobudur hingga sekitar pukul 17.30.