Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana Berpulang, PDI-P Kehilangan
Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana berpulang akibat serangan jantung, Sabtu (27/5/2023) malam. Whisnu dikenal sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memiliki loyalitas dan militansi tinggi.
SURABAYA, KOMPAS – Mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Whisnu Sakti Buana berpulang akibat serangan jantung, Sabtu (27/5/2023) malam. Kepergian Whisnu meninggalkan duka mendalam bagi berbagai pihak, terutama di kalangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
”Atas nama keluarga besar PDI-P Jatim, kami menyampaikan duka mendalam,” ujar Pelaksana Tugas Ketua PDI-P Jatim Said Abdullah, Minggu (28/5/2023).
Said menyebut, Whisnu merupakan salah satu kader terbaik PDI-P. Hal ini karena Whisnu dinilai memiliki loyalitas dan militansi yang tinggi.
Whisnu lahir di Surabaya pada 22 Oktober 1974. Almarhum merupakan alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) seperti ayahandanya, Soetjipto Soedjono, politikus senior PDI-P yang berpulang pada 24 November 2011.
Whisnu merupakan Wakil Wali Kota Surabaya kurun 24 Januari 2014 sampai 28 September 2015 atau pejabat ke-7 yang mengemban amanat tersebut. Whisnu menggantikan Bambang Dwi Hartono yang mengundurkan diri pada 14 Juni 2013 untuk kontestasi Pemilihan Gubernur Jatim dalam masa pemerintahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam pemilihan wali kota Surabaya tahun 2015, pasangan Risma-Whisnu menang untuk memimpin pemerintahan di ibu kota Jatim itu dengan masa jabatan 17 Februari 2016 hingga 17 Februari 2021. Namun, Risma ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai menteri sosial pada 20 Desember 2020. Whisnu lalu menjadi pelaksana tugas wali kota sejak 23 Desember 2020.
Whisnu kemudian menjabat Wali Kota Surabaya pada 11-17 Februari 2021. Whisnu menjadi wali kota ke-16 yang pernah memimpin ”Bumi Pahlawan” sekaligus sebagai pejabat utama dengan masa kepemimpinan tersingkat, yakni cuma sepekan. Sebelum berada di eksekutif, Whisnu pernah menjadi anggota hingga wakil ketua di DPRD Kota Surabaya.
Whisnu juga pernah menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Surabaya pada 2015. Sebelum berpulang, Whisnu mengemban amanat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi PDI-P Jatim.
”Almarhum adalah panutan. Sebelum pergi, saya selalu diajak berkeliling untuk sosialisasi dan pendirian posko pemenangan untuk Ganjar Pranowo,” ujar Sekretaris PDI-P Jatim sekaligus Ketua Fraksi PDI-P DPRD Jatim, Sri Untari Bisowarno.
Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah yang telah diumumkan sebagai calon presiden dari PDI-P untuk Pemilu 2024. Pada Sabtu (6/5/2023), Ganjar datang ke Surabaya dan Jatim untuk safari politik pemenangan. Di Surabaya, Ganjar meresmikan Posko Pemenangan Relawan Ganjar Jawa Timur di Jalan Pandegiling. Posko ini dipimpin oleh Whisnu.
Bangunan posko tersebut merupakan peninggalan ayahanda Whisnu. Di tempat itu berdiri Prasasti Promeg (PDI Pro Megawati) yang diresmikan pada 2001 oleh Megawati Soekarnoputri saat menjabat presiden. Prasasti itu penanda peristiwa cap jempol darah sebagai reaksi atas peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 saat terjadi perebutan kantor DPP PDI di Jakarta.
Selama berkarier dalam politik, Whisnu merupakan politikus yang dekat dengan rakyat. Di kalangan pers, Whisnu juga bukan pejabat yang sulit ditemui. Dia bahkan tak segan mampir ke kantor redaksi media massa di Surabaya untuk menyapa wartawan. Whisnu beberapa kali datang ke Kantor Redaksi Harian Kompas Biro Jawa Timur di Jalan Raya Gubeng Nomor 98, Surabaya, saat berstatus wakil wali kota.
Whisnu sempat digadang-gadang melanjutkan kepemimpinannya di Surabaya melalui Pilkada 2020. Namanya muncul sebagai salah satu calon bersama dengan Puti Guntur Soekarnoputri.
Puti-Whisnu bahkan muncul di kantor PDI-P Jatim pada Rabu (2/9/2020), saat partai mengumumkan rekomendasi pasangan kepala daerah-wakil kepala daerah. Namun, PDI-P ternyata mengumumkan rekomendasi jatuh kepada Eri Cahyadi-Armuji yang akhirnya memenangi Pilkada Surabaya dan menjabat sejak 26 Februari 2021.
Selama berkarier dalam politik, Whisnu merupakan politikus yang dekat dengan rakyat. Di kalangan pers, Whisnu juga bukan pejabat yang sulit ditemui.
Dalam pengumuman itu, Whisnu tampak kaget. Warga yang mencintainya sempat mempertanyakan keputusan PDI-P. Namun, sebagai kader yang loyal dan militan, Whisnu berbesar hati menerima keputusan partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Whisnu tetap berbakti kepada partai dan turut bekerja keras memenangkan Eri-Armuji.
”Kepergian almarhum menjadi kehilangan besar dan duka mendalam bagi kami,” kata Ketua DPRD Kota Surabaya Dominikus Adi Sutarwijono sekaligus Ketua DPC PDI-P Kota Surabaya.
Pengurus DPC PDI-P Kota Surabaya, Didik Prasetiyono, mengatakan memiliki kenangan mendalam tentang Whisnu. Sebab, selain sama-sama aktif di PDI-P, Didik dan Whisnu juga merupakan teman sekolah saat SD dan SMA.
Menurut Didik, Whisnu dikenal penuh semangat dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam setiap langkah yang diambilnya. Almarhum juga dikenal memiliki kepedulian pada orang-orang di sekitarnya.
”Whisnu adalah sosok inspiratif yang gigih dalam mencapai tujuannya. Tidak hanya terletak pada pencapaian pribadinya, tetapi juga pada jejak positif yang dia tinggalkan dalam masyarakat,” kata Didik, yang juga merupakan Direktur Utama PT SIER Surabaya.