Musik mempunyai kekuatan untuk mempersatukan suatu bangsa yang sangat beragam. Itu karena kemampuannya menjadi bentuk seni yang bisa diterima semua pihak meski berbeda-beda latar belakang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Musik mempunyai kekuatan untuk mempersatukan suatu bangsa yang sangat beragam. Itu karena kemampuannya menjadi bentuk seni yang bisa diterima semua pihak meski berbeda-beda latar belakang. Bebunyian yang dikomposisi secara indah itu mampu menyentuh hati dan menggerakkan setiap orang untuk bersatu dalam kebinekaan.
Hal itu terungkap dalam dialog kebangsaan bertajuk ”Musik Menyentuh Jiwa” yang diadakan dalam rangka Festival Kebangsaan di Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (21/5/2023). Ajang itu diselenggarakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap 20 Mei.
”Buat kami, musik selalu mempunyai kekuatan. Itu adalah seni yang paling dekat dengan manusia. Jenis seni yang mudah diproduksi, tetapi bisa menyentuh siapa saja,” kata Once Mekel, musisi dan Ketua Departemen Program dan Produksi Musik, Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (DPP PAPPRI).
Once beranggapan, musik bisa dijadikan bentuk kesenian yang diandalkan untuk membangkitkan rasa nasionalisme anak bangsa. Dicontohkannya, lagu kebangsaan seperti ”Indonesia Raya” mampu menggerakkan hati dan menggugah semangat. Kondisi itu tercipta karena musik bersifat emosional seperti halnya manusia yang banyak didorong oleh perasaan-perasaan dalam hidup.
”Jadi, musik memang sangat berpengaruh. Kita harapkan, dengan musik, kita bisa bergerak ke depan bersama-sama mempersatukan bangsa ini,” kata Once.
Pandangan serupa juga terdapat dalam benak komposer musik Alffy Rev. Menurut dia, sebuah lagu bisa menjamah dan menggugah perasaan semua orang. Terlebih jika itu berupa lagu nasional. Bahkan, ia menganggap, lagu nasional sebagai bentuk karya seni yang spiritual. Sebab, lagu nasional bisa benar-benar merasuk ke jiwa segenap anak bangsa yang berbeda-beda latar belakang suku bangsa.
Oleh karena itu, Alffy merasa, lagu nasional sebagai sesuatu yang mesti dirayakan bersama. Ia mengharapkan agar kelak ada lagu-lagu baru ciptaan anak bangsa yang bisa menggerakkan semangat nasionalisme sama besarnya seperti yang dibawa oleh lagu nasional. Setidaknya itulah yang juga coba ia lakukan setiap kali menciptakan karya.
Salah satu upaya Alffy bisa dilihat dari komposisi lagu ciptaannya berjudul ”Wonderland”. Lagu itu mengambil unsur seni tradisi dari seluruh Nusantara. Namun, ia memberikan sentuhan musik modern yang dekat dengan anak-anak muda. Ternyata, perjumpaan seni tradisi dan musik modern mampu berpadu apik. Lebih dari itu, keelokan seni tradisi yang coba ditonjolkan malah membuat warisan budaya Nusantara tampak kian megah.
”Waktu riset memang aransemen lagu nasional tingkat kesulitannya sangat paling tinggi. Karena, hanya ada dua kemungkinan, yaitu rusak atau bagus. Jadi, kami sangat hati-hati. Apalagi itu digabungkan dengan musik modern,” kata Alffy.
Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, gerakan kebangkitan nasional bermula dari lingkungan perguruan tinggi oleh para intelektual. Meski demikian, keberhasilan gerakan juga tak bisa dilepaskan dari peran para musisi yang menciptakan karya-karya untuk menggelorakan semangat kebangsaan. Beberapa nama musisi yang melakukan hal itu antara lain C Simanjuntak, Amir Pasaribu, Kusbini, hingga WR Supratman.
Akar sejarah itu yang melandasi Jamal menggelar Festival Kebangsaan. Musik dan nasionalisme dianggap sebagai dua hal yang saling berkaitan. ”Yang kita gagas hari ini adalah momen atau event yang langka. Setidaknya di dunia kampus, bercampur baur bersama musisi-musisi dan lain-lain untuk membangkitkan semangat kebangsaan itu,” kata Jamal.