Induk Nyado mengaku diguna-guna sehingga mengikuti seorang dukun gadungan. Selama berminggu-minggu lamanya, ia dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
DOKUMENTASI POLRES SAROLANGUN
Komunitas Orang Rimba di wilayah Terab membahas langkah penyelesaian hukum bersama aparat kepolisian di Sarolangun, Rabu (17/5/2023), terhadap Samsu, pelaku penculikan terhadap salah seorang induk rimba.
Hilangnya Induk Nyado, salah satu perempuan dari Komunitas Orang Rimba, pada 11 April 2023, menimbulkan gejolak sosial di dalam komunitas adat itu. Induk Nyado dibawa lari oleh seorang dukun gadungan bernama Samsu selama lima pekan.
Pada 17 Mei 2023, Induk Nyado berhasil ditemukan. Ia mengaku diguna-guna sehingga mengikuti Samsu, pedagang ikan yang mendaku dukun. Setelah tersadar, pikirannya tak karuan antara takut, panik, dan sedih. Beberapa kali ia berusaha melarikan diri.
Kepada keluarganya, Nyado menceritakan, sewaktu berbelanja di pasar, 11 April silam, Nyado didekati Samsu. Keduanya sempat berbincang, lalu Nyado dibawa pergi. Nyado tidak ingat bagaimana persisnya sampai ia dibawa pergi meninggalkan pasar. ”Nyado seperti kena guna-guna,” ujar Ngelembo, pemimpin kelompok Orang Rimba di wilayah Terab, Jumat (19/5/2023).
Warga kaget saat melihat Nyado muncul di salah satu jalan di wilayah Pauh, Sarolangun. Nyado saat itu berlari menuju salah satu rumah warga, sementara Samsu mengejarnya. Sewaktu warga akan menjemput Nyado, Samsu kabur dengan motor.
IRMA TAMBUNAN
Warga komunitas Orang Rimba menyiapkan makanan seusai ritual memandikan bayi di wilayah Punti Kayu, Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, Sabtu (2/7/2022). Pelestarian hutan perlu diperkuat sebagai ruang hidup bagi komunitas pedalaman itu.
Warga pun mengamankan Nyado dan menghubungi keluarga untuk menjemput. Sewaktu bertemu dengan kedua anaknya, Nyado menangis histeris. ”Nangis-nangis dio meluk Gemulap samo Mendelau,” katanya lagi.
Kisah hilangnya Induk Nyado menyelipkan rasa penasaran warga mengenai apa saja yang dialami induk itu selama hilang. Selama masa-masa itu, dia dibawa Samsu berpindah-pindah tempat.
Awalnya, mereka tinggal di wilayah Batangasai. Diduga, karena Samsu mengetahui dirinya diburu, mereka pindah ke Singkut, Lubuk Resam, dan Pulau Pandan. Di Lubuk Resam, Samsu sempat pula mengurus surat nikah. Saat itu, seluruh uang yang dibawa Nyado senilai jutaan rupiah diambil oleh Samsu.
Dalam komunitas Orang Rimba, induk atau ibu yang memegang keuangan keluarga. Biasanya, seluruh uang disimpan di balik kain dan dibawa ke mana pun pergi. Orang Rimba belum terbiasa menyimpan uang di bank. Jika induk dibawa lari, berarti seluruh uang keluarga ikut dibawa.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Seorang anak dalam gedongan ibunya yang menunggu bantuan beras bagi komunitas Orang Rimba di Sarolangun, Jambi, Minggu (3/7/2022). Bantuan beras disalurkan oleh Kepolisian Daerah Jambi.
Nyado tiga kali berupaya melarikan diri, tetapi gagal. Pada Rabu (17/5/2023), ia kembali melarikan diri dan kali ini berhasil. Namun, setelah berjalan mendekati permukiman warga terdekat, Samsu mengejar. ”Nyado langsung teriak-teriak,” tutur Ngelembo.
Warga yang melihat Nyado lalu mendekat, sementara Samsu langsung kabur dengan motornya. Sebagian warga lalu mengejar Samsu. Sekitar pukul 21.00, ia berhasil ditangkap. Orang Rimba beramai-ramai membawa dukun gadungan itu ke kantor kepolisian sektor terdekat.
Ikut ditahan
Menurut Nyenong, warga rimba lainnya, Induk Nyado trauma. Ia terus menangis. Apalagi Kepolisian Resor Sarolangun menahannya bersama Sams, selama hampir tiga hari. Warga memprotes tindakan polisi itu. ”Kami tanyo, kenapo pak polisi, orang yang jadi korban malah ikut ditahan?” katanya.
IRMA TAMBUNAN
Ritual memandikan bayi Orang Rimba dalam Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi, Sabtu (2/7/2022).
Kepala Kepolisian Resor Sarolangun Ajun Komisaris Besar Imam Rachman mengatakan, penyidik ingin menggali keterangan Nyado. Kedua, aparat khawatir kalau Nyado dilepas, nyawanya terancam jika hukum adat diterapkan. ”Itu sebabnya, kami masih tahan dulu untuk sementara waktu,” katanya.
Direktur Pundi Sumatera Dewi Yunita menilai aparat semestinya melepas Nyado demi memulihkannya dari trauma. Jika keterangan Nyado dibutuhkan, polisi tidak harus menahannya.
Sebelumnya, peneliti sosial dari Universitas Nurdin Hamzah di Jambi, Wenny Ira, menilai lambannya penanganan penegak hukum terhadap masalah Orang Rimba menunjukkan masih adanya diskriminasi. Tidak hanya soal hukum, tetapi merata pada hampir segala aspek kehidupan Orang Rimba.