Kecelakaan beruntun terjadi di jalur curam Klemuk di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023) sore. Rem truk bermuatan sapi diduga blong. Kecelakaan mengakibatkan dua orang tewas dan lima lainnya luka.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Rajekwesi, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023) sekitar pukul 16.30. Tiga orang tewas dalam insiden ini, lima lainnya luka berat dan ringan.
Korban meninggal adalah Kuswantoro (47), warga Kelurahan Ngalik, Kota Batu, serta suami istri Sunaryo (55) dan Siti Muyasaroh (23), warga Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Kuswantoro meninggal di lokasi, sedangkan Sunaryo dan Siti yang berboncengan naik sepeda motor, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu.
Adapun korban luka adalah Nasrulah (25) yang merupakan pengemudi truk, serta dua penumpang truk masing-masing Imam Maki (35) dan Anggi Diska (22). Selain itu, ada Agung S Budi (41) dan Susana Setyowati (41), keduanya pengendara sepeda motor.
Kecelakaan melibatkan sebuah truk mengangkut sapi dengan sebuah minibus dan tiga sepeda motor. Polisi menyatakan, dugaan sementara, kecelakaan disebabkan oleh kondisi rem truk yang blong.
Lokasi kecelakaan berupa jalanan menurun curam dan panjang dengan sisi kiri dan kanan berupa hutan pinus. Lokasi yang dikenal dengan istilah ”Klemuk” ini berada di perbatasan Kota Batu dan Kecamatan Pujon di Kabupaten Malang.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, truk bernomor AG 9915 VI mengangkut tiga sapi, melaju dari arah Pujon (barat). Sampai di lokasi, truk meluncur kencang dan oleng. Truk yang dikemudikan Nasrulah (25) itu melewati jalur sisi kanan lantaran jalur sisi kiri ramai oleh kendaraan roda dua.
”Truk kemudian menabrak Daihatsu Avanza N 1075 JO yang melaju satu arah. Di sisi kanan ada satu sepeda motor ikut tertabrak. Pengendara sepeda motor (Kuswantoro) itu meninggal di tempat,” ucap Gandi Kusumo (55), salah satu sukarelawan keselamatan jalur Klemuk.
Setelah menabrak sepeda motor, truk kemudian menyerempet gapura dan dua sepeda motor. Truk berhenti setelah menabrak pohon di depan rumah warga.
Saat truk meluncur di dekat permukiman, menurut Gandi, para sukarelawan sudah berteriak mengarahkan agar sopir banting stir ke arah kiri yang dianggap aman. Namun, hal itu tidak direspons. Akhirnya, Gandi dan rekan-rekan meminta agar kendaraan dari arah berlawanan minggir untuk mengurangi dampak lebih fatal.
”Sopir juga tidak membunyikan klakson sebagai tanda kalau kendaraannya blong. Suara mesinnya juga sudah kasar kemungkinan persneling sudah gigi satu. Sudah tidak bisa berhenti,” katanya.
Saat peristiwa terjadi, cuaca di lingkungan sekitar sedang cerah, tidak berkabut. Adapun proses evakuasi truk selesai sekitar pukul 19.00.
Kepala Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Besar Oskar Samsudin, di lokasi, mengatakan, berdasarkan keterangan warga, dugaan awal kecelakaan akibat rem blong.
”Sebelum kecelakaan, truk oleng, tidak bisa dikendalikan, sehingga menabrak kendaraan roda empat, ambil lajur kanan dan menabrak empat kendaraan lainnya,” katanya.
Menurut Oskar di bagian atas jalanan menurun sebenarnya sudah terdapat rambu larangan melintas bagi kendaraan besar. Selain itu juga ada portal yang dipasang sejak lama tetapi sering diterobos pengendara dengan alasan untuk memangkas waktu tempuh Pujon-Batu.
”Kita juga sering melakukan sosialisasi, imbauan-imbauan, khususnya pada saat weekend yang mana sering menggunakan jalur itu sebagai jalur alternatif,” katanya.
Guna mengantisipasi rem blong, beberapa upaya juga telah dilakukan, salah satunya menyediakan titik keselamatan berupa tanggul pasir dan ban oleh warga. Selain itu juga pos sukarelawan keselamatan guna memberikan tanda-tanda kepada pengguna jalan.
Klemuk merupakan salah satu jalur rawan kecelakaan di Batu. Gandi menuturkan, saat H+2 Lebaran kemarin, misalnya, ada sekitar 20 sepeda motor dan 2 mobil yang mengalami rem blong. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.