Proses Pembangunan Menara BTS di Papua Tetap Berlanjut Setelah Penyanderaan oleh KKB
Serangan KKB terhadap pekerja PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera di Pegunungan Bintang tidak berdampak bagi pembangunan menara BTS di empat provinsi wilayah Papua. Pembangunan 1.723 menara BTS terus berlanjut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Proses pembangunan 1.723 menara telekomunikasi atau base transceiver station di18 kabupaten di tanah Papua terus berjalan. Penyanderaan pekerja oleh kelompok kriminal bersenjata di Distrik Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, tidak mengganggu proses tersebut.
Sebelumnya, dua pekerja PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Okibab, Jumat (12/5/2023). Mereka disandera bersama dua warga sipil lainnya.
Pada Senin (15/5/2023) semua sandera dibebaskan. Wakil Bupati Pegunungan Bintang Kris Uropmabin memimpin negoisasi dengan KKB.
Chief Operation Officer PT IBS Robert Dedi Purwanto di Jayapura, Papua, Senin, mengatakan, sejauh ini 1.191 menara BTS telah tuntas dan sudah beroperasi. Sisanya, menurut dia, akan segera dirampungkan.
Proyek itu dilakukan di Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).
Pembangunan menara BTS difokuskan untuk daerah-daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Saat ini masih tersisa 531 desa atau kampung yang belum memiliki menara BTS.
Panjang menara BTS yang dibangun PT IBS mencapai 18 meter. Dengan fasilitas tersebut, warga bisa menggunakan jaringan telepon seluler 4G hingga radius mencapai 1 kilometer.
”Kondisi keamanan dan geografis menjadi tantangan. Namun, keduanya tidak akan menjadi halangan untuk mewujudkan transformasi digital di Papua,” katanya.
Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz Polri Komisaris Besar Donny Charles Go mengatakan, polisi bersama TNI akan meningkatkan pengamanan para pekerja infrastruktur di Papua. Tujuannya mencegah insiden penyerangan dan penyanderaan pekerja PT IBS di Okibab tidak terulang lagi.
”Perlu ditingkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak perusahaan dan aparat TNI-Polri sebelum mengirimkan pekerjanya di daerah Papua. Sebab, situasi keamanan di Papua tidak dapat diprediksi,” ungkap Donny.