Negosiasi Berhasil, Empat Warga yang Disandera KKB Dibebaskan
Upaya negosiasi antara Pemkab Pegunungan Bintang dengan kelompok kriminal bersenjata membuahkan hasil. Empat warga yang disandera kelompok itu sejak tiga hari lalu dibebaskan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata membebaskan dua pekerja pembangunan menara jaringan telekomunikasi dan dua warga setempat yang mereka sandera di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin (15/5/2023). Pembebasan ini berkat negosiasi dari Pemkab Pegunungan Bintang dan tokoh masyarakat setempat.
Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Dafi Bastomi, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, mengatakan, empat orang yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) tiba di Distrik Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, pada pukul 10.40 WIT. Saat ini keempatnya masih menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil.
Ia memaparkan, tim negosiasi yang menjemput keempat sandera itu dipimpin Wakil Bupati Pegunungan Bintang Kris Uropmabin bersama sejumlah tokoh masyarakat setempat dan aparat keamanan. Penjemputan menggunakan pesawat dari Maskapai Tariku Aviation dengan nomor penerbangan PK-RBP pada pukul 09.30 WIT.
Keempat orang yang disandera itu adalah Asmar, Feryan Airlangga, Peas Kulka, dan Senus Lepitalem. Asmar dan Feryan adalah pekerja PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) yang melaksanakan pembangunan menara jaringan telekomunikasi atau base transceiver station (BTS). Adapun Peas dan Senus adalah warga Distrik Okbab.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pegunungan Bintang Alverus Sanuari bersama tiga pekerja pembangunan menara BTS dan dua warga tiba di Lapangan Terbang Okbab dengan pesawat pada Jumat (12/5/2023) pukul 08.50 WIT. Tiga pekerja ini dari PT IBS.
Pihak Dinas Komunikasi dan Informatika Pegunungan Bintang dan para pekerja PT IBS meninjau persiapan pembangunan menara BTS di Okbab. Kegiatan ini merupakan implementasi Program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tiba-tiba, datang lima anggota KKB dengan membawa sejumlah parang. Mereka pun langsung membacok tiga pekerja PT IBS, yakni Benyamin Sembiring, Asmar, dan Feryan.
Kemudian KKB menyandera Asmar dan Feryan beserta dua warga lainnya yang mengikuti rombongan itu, yakni Peas dan Senus. Mereka melepaskan Kadis Kominfo Pegunungan Bintang dan Benyamin untuk menyiapkan uang tebusan senilai Rp 500 juta.
”Proses penjemputan para sandera dipimpin perwakilan Pemkab Pegunungan Bintang, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan. Keempat warga ini masih menjalani perawatan di RSUD Oksibil,” kata Dafi.
Benyamin, salah satu pekerja, mengatakan, rombongan saat itu hendak melihat persiapan pembangunan menara BTS di Okbab. ”Puji syukur kepada Tuhan. Kami berhasil berhasil selamat dalam peristiwa ini,” ungkap Benyamin saat dihubungi via telepon.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy menyatakan rasa prihatin dengan aksi KKB yang kembali menyandera warga sipil sebagai target sasarannya. Ia meminta KKB menghentikan cara tersebut karena memprovokasi aparat keamanan melakukan operasi militer demi menyelamatkan warga yang disandera.
”Perbuatan mereka memicu konflik dengan aparat keamanan di Papua yang terus berkepanjangan. Masyarakat setempat yang selama ini selalu menjadi korban akibat konflik,” kata Yan.