Musim Pendaratan Penyu, Ratusan Telur Diamankan di Pantai Selatan Jawa
Konservasi penyu di pesisir selatan Jawa terus berlanjut. Kelompok konservasi penyu di Cilacap dan Kebumen memindahkan ratusan telur penyu ke tempat aman agar bisa menetas lalu dilepasliarkan lagi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Musim pendaratan penyu untuk bertelur di pantai telah berlangsung sebulan terakhir. Kelompok konservasi di pesisir pantai Cilacap hingga Kebumen, Jawa Tengah, pun mengadakan patroli baik malam maupun pagi hari untuk memantau pendaratan penyu. Sedikitnya 613 telur penyu dipindahkan dari pantai ke tempat yang aman di setiap lokasi konservasi penyu.
”Saat ini baru ada dua sarang penyu yang kami temukan. Pertama ada 106 butir telur yang ditemukan di Pantai Sidaurip dan yang kedua adalah hasil serah terima nelayan di Pantai Sidaurip sebanyak 111 telur,” kata koordinator Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/5/2023).
Dia menyampaikan, pada Senin pagi, kelompoknya juga menemukan jejak pendaratan penyu saat patroli di pesisir pantai. ”Namun sudah lebih dahulu ditemukan nelayan dan sampai sekarang belum ada info siapa yang menemukan. Lokasinya ada di Pantai Widarapayung Kulon,” tuturnya.
Jumawan bersama 15 anggota konservasi bergiliran berpatroli di pesisir pantai pada musim pendaratan penyu. Telur penyu yang ada di dalam pasir diambil dan dipindahkan ke kompleks konservasi di Pantai Sodong, Kecamatan Adipala, Cilacap, dan dijaga hingga menetas.
Setelah siap, tukik atau anak penyu itu dilepasliarkan lagi ke lautan. Evakuasi telur penyu tersebut dilakukan untuk menghindarkan telur-telur dari predator seperti ular, musang, juga biawak sekaligus juga perburuan telur oleh manusia.
Berdasarkan data kelompok ini, pada 2019 telah dirilis 32 tukik atau anak penyu. Disusul kemudian 176 tukik pada 2020, 648 tukik pada 2021, dan hingga Mei 2022 ada 4 tukik (Kompas.id, 25/5/2022).
Dihubungi terpisah, Ketua Kelompok Pelestari Alam Jogosimo Kebumen Achmad Munadjat menyampaikan, sepanjang 2023, kelompoknya baru mendapatkan empat sarang yang berasal dari Pantai Kaliratu. “Dari empat sarang itu, ada 396 butir telur yang diamankan,” tutur Munadjat.
Keberadaan penyu di alam menjadi tanda bahwa perairan juga pesisir pantai dalam kondisi baik sehingga penyu mau mendarat untuk bertelur. Tempat yang ramai dan kotor juga penuh polusi cahaya bukan menjadi pilihan penyu untuk bertelur.
Dosen Biologi Laut Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Romanus Edy Prabowo, menyebutkan, konservasi penyu merupakan upaya baik demi menjaga keanekaragaman hayati. Dalam rantai makanan dan ekosistem, keberadaan penyu ini penting di alam. ”Kalau penyu hilang, ubur-ubur bisa terlalu banyak dan plankton akan habis dimakan ubur-ubur,” kata Romanus (Kompas.id, 20/9/2020).