Pencemaran Ganggu Pendaratan Penyu di Pesisir Cilacap
Aliran Sungai Serayu yang sempat tercemar lumpur pada April mengganggu pendaratan penyu di pesisir Cilacap. Lokasi pendaratan penyu kini bergeser ke arah timur karena penyu suka pantai yang bersih.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Pendaratan penyu lekang (Lepidochelys olivacea) untuk bertelur, yang biasanya terjadi pada April setiap tahun di Pantai Sodong, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terganggu pencemaran Sungai Serayu akibat gelontoran lumpur dari Bendungan Mrica, Banjarnegara, 31 Maret dan 6 April 2022. Pendaratan penyu ke wilayah pesisir Cilacap baru terjadi pada Mei ini, itu pun tidak di Pantai Sodong, tetapi bergeser sekitar 7 kilometer ke sebelah timur.
”Biasanya penyu mendarat di wilayah Sodong dahulu, tetapi sekarang lebih ke arah timur karena mungkin di sana (airnya) lebih jernih dan di Sodong kotor atau berlumpur,” kata Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan saat dihubungi, Rabu (25/5/2022).
Seperti diberitakan Kompas, Jumat(8/4/2022), General Manager PT Indonesia Power Mrica PS Kuncoro memohon maaf atas kesalahan pihaknya yang akibat dalam kondisi darurat untuk menyelamatkan bendungan supaya tidak jebol akhirnya menggelontorkan lumpur sehingga mencemari Sungai Serayu. Saat itu, ribuan ikan di Sungai Serayu mati dan 18.000 pelanggan air bersih krisis air lantaran air baku dari sungai tidak bisa diolah Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Satria.
Wilayah Sodong selama empat tahun terakhir dikenal sebagai tempat pendaratan penyu setelah kawasan Pantai Teluk Penyu Cilacap ramai dan kotor sehingga tidak ada lagi penyu yang bertelur di sana. Jumawan mengatakan, tahun ini kelompoknya menemukan penyu yang mendarat di Pantai Sidayu, Kecamatan Binangun, pada 4 Mei dan di Pantai Sidaurip, Kecamatan Binangun, pada 18 Mei 2022.
”Jarak dari Sodong ke Pantai Sidayu 7-8 kilometer, sedangkan dari Sodong ke Pantai Sidaurip jaraknya 10 kilometer ke arah timur. Penyu suka tempat yang airnya jernih dan warnanya tampak biru, mungkin di sisi barat airnya kecoklatan. Muara Serayu ada di sebelah barat Sodong dan jaraknya sekitar 8 kilometer. Lagi pula kemarin sempat ada gelombang tinggi di sekitar sini,” tutur Jumawan.
Dari kedua lokasi itu, lanjut Jumawan, telah diamankan 197 telur penyu untuk ditetaskan di tempat konservasi. ”Telur-telur ini kemungkinan menetas tanggal 25 Juli,” ujarnya.
Berdasarkan data, kelompok ini pada 2019 telah merilis 32 tukik atau anak penyu. Disusul kemudian 176 tukik pada 2020, 648 tukik pada 2021, dan sejauh ini 4 tukik pada 2022.
Dihubungi terpisah, Ketua Kelompok Pelestari Alam Jogosimo Achmad Munadjat, yang bersama timnya mengonservasi penyu di Muara Sungai Lukulo, Kabupaten Kebumen, menyampaikan, penemuan telur penyu di wilayah itu pada 2 Januari dan 7 Januari, 7 April dan 12 April, serta 22 Mei 2022. ”Total telur yang ditemukan 397 butir. Lokasi penemuan ada di sebelah timur muara,” katanya.
Dari penemuan telur penyu periode Januari dan April 2022 itu, lanjut Munadjat, 57 telur telah menetas. Pada Kamis (26/5/2022), kelompok ini pun siap merilis tukik-tukik itu ke laut.