Berkunjung ke Brasil, Pemprov Kaltim Belajar Pengurangan Emisi dan Buka Peluang Ekspor
Pemprov Kaltim berkunjung ke Brasil pada awal Mei untuk mempelajari pengelolaan keuangan dalam mengurangi emisi karbon. Selain itu, Kaltim juga membuka peluang ekspor produk UMKM.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkunjung ke Brasil untuk mempelajari pengelolaan keuangan dalam mengurangi emisi karbon. Dalam lawatan itu, Kalimantan Timur juga membuka peluang ekspor baru, yakni produk yang dihasilkan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Gubernur Kaltim Isran Noor dan rombongannya selama di Brasil mengikuti South Knowledge Exchange pada 2-7 Mei 2023. Dalam keterangan tertulis, Isran mengatakan, kunjungan itu sebagai upaya meyakinkan dan menyosialisasikan program Pemprov Kaltim yang mendapatkan insentif dari Bank Dunia dalam program penurunan emisi karbon. Melalui program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF CF), Kaltim sudah menerima Rp 69,15 miliar.
Isran mengatakan, Pemprov Kaltim belajar dari Pemerintah Brasil dan Pemerintah Kongo dalam program penurunan emisi dan mencegah degradasi hutan. Dalam forum tersebut, setiap negara berbagi pengalaman dalam mengelola pembangunan yang ramah lingkungan sambil tetap menjaga emisi karbon.
”Jadi, ini bukan sekadar mencari pendanaan untuk mendukung upaya penurunan emisi karbon, tetapi tentang kontribusi dan saling belajar untuk masa depan bumi,” kata Isran, Rabu (10/5/2023).
Dari Brasil dan Kongo, kata Isran, Pemprov Kaltim belajar mengenai program penurunan emisi karbon yang bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan negara dan provinsi. Sebab, kedua negara tersebut juga mendapat dukungan dari Bank Dunia melalui program emisi karbon yang dijalankan.
Salah satu informasi menarik yang didapatkan, kata Isran, perusahan-perusahaan di sejumlah provinsi di Brasil dan Kongo juga turut menjalankan pola produksi yang rendah emisi. Hal itu, kata Isran, bisa turut diterapkan di Kaltim. Sebab, penopang perekonomian Kaltim banyak di sektor industri pertambangan dan penggalian, perkebunan sawit, serta industri minyak dan gas bumi.
Isran mengatakan, Kaltim berkomitmen menjalankan pembangunan hijau dalam rangka menurunkan emisi karbon sejak 2010. Setelah kunjungan ke Brasil, pihaknya akan membahas hal baru apa yang paling mungkin diterapkan di Kaltim. Selama ini, kata Isran, pihaknya sudah berupaya membuat regulasi dan melaksanakan pembangunan yang ramah lingkungan.
Peluang ekspor
Setelah kunjungan tersebut, Pemprov Kaltim berkunjung ke perwakilan Kementerian Perdagangan RI di Brasil, yakni International Trade Promotion Center (ITPC) Sao Paulo. Dalam kunjungan pada 8 Mei 2023 itu, Isran menjajaki peluang ekspor baru dari Kaltim. Sepanjang 2022, ekspor Kaltim sebesar 147,8 juta dollar AS atau setara Rp 2 triliun ke daerah sekitar Brasil, berasal dari minyak sawit sebanyak 130.000 ton.
”Kami berharap ekspor Kaltim lebih variatif ke Brasil, terutama di produk UMKM,” kata Isran.
Kepala ITPC Sao Paulo Donny Tamtama mengatakan, pihaknya berupaya menjembatani hubungan dagang antara Indonesia dan Brasil. ITPC Sao Paulo punya program untuk memberi layanan informasi mengenai potensi yang bisa diekspor dan diimpor dari dan ke Brasil kepada pelaku usaha di Indonesia dan Brasil. Pihaknya juga akan memfasilitasi dengan pameran-pameran berskala internasional.
”Ada juga permanent display room produk ekspor Indonesia di kantor ITPC Sao Paulo. Itu kami promosikan juga di media sosial ITPC Sao Paulo. Peluang-peluang baru, juga dari Kaltim, akan kami jajaki dan tawarkan,” kata Donny.