KMP Royce 1 telah dievakuasi dan bersandar di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, 24 jam setelah kebakaran di perjalanan menuju Bakauheni. Hingga, Minggu (7/5/2023) sore, proses bongkar muat masih dilakukan.
Oleh
Ayu Nurfaizah, AGUIDO ADRI
·3 menit baca
CILEGON, KOMPAS — Kapal Motor Penyeberangan Royce 1 yang terbakar pada Sabtu (6/5/2023) sore berhasil dievakuasi dan bersandar di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (7/5/2023) sore. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih akan menyelidiki penyebab kebakaran kapal.
Setelah 24 jam dari peristiwa kebakaran, tug boat atau kapal pemandu menarik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Royce 1 bersandar di Dermaga 3 Pelabuhan Merak pada Minggu sekitar pukul 14.40.
Saat kapal bersandar, bau sangit masih tercium saat kapal bersandar. Beberapa truk logistik yang mengangkut paket pembelian di e-commerce turut terbakar di bagian atas. Plastik bubble wrap, kemasan detergen, dan kardus makanan gosong dan berjatuhan di lantai kapal. Area dek pertama digunakan untuk kendaraan besar, seperti truk, tronton, dan bus, sementara mobil dan sepeda motor diparkirkan di dek dua.
Kendaraan mobil dan motor satu per satu keluar dari kapal pukul 18.00. Sementara itu, kendaraan besar di dek pertama belum dikeluarkan. Alat berat, seperti mobil katrol atau crane dan mobil derek, disediakan untuk membantu pengeluaran kendaraan di dek pertama. Beberapa mobil pemadam kebakaran berukuran sedang juga disiagakan di Dermaga 3.
Kebakaran yang diduga berasal dari sebuah bus di dek pertama itu tidak hanya menyebabkan 13 kendaraan terbakar, tetapi juga menyebabkan badan luar kapal sebelah kanan yang dicat warna putih menghitam dan terbakar di area lubang jendela. Tercatat ada total 97 kendaraan.
Adapun anak buah kapal (ABK) masih berada di atas kapal selama proses evakuasi kapal dan kendaraan.
KMP Royce 1 terbakar sekitar pukul 15.08 atau 40 menit setelah bertolak dari Dermaga 3 Pelabuhan Merak. Sebanyak 456 penumpang kapal selamat dan berhasil dievakuasi.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten Handjar Dwi Antoro mengatakan, semua kapal yang beroperasi di Pelabuhan Merak telah diperiksa kelayakannya, seperti ramp check, layak kelautan, dan alat-alat keselamatan.
”Berdasarkan surat kelaikan kapal perikanan, kapal ini dapat mengangkut 144 kendaraan, sementara yang kami hitung ada 79 kendaraan, masih di bawah kuota,” katanya.
Terkait faktor keselamatan yang dikeluhkan beberapa penumpang, Hadjar melanjutkan, pihaknya akan mengevaluasi secara menyeluruh. Hal ini mulai dari ketersediaan dan penggunaan alat keselamatan, seperti sekoci dan jaket keselamatan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Ketua Sub-Komite Pelayaran KNKT Anggiat Pandiangan mengatakan, KNKT tengah menginvestigasi penyebab kebakaran. Tim KNKT turun ke lapangan guna mengumpulkan bukti dan data, termasuk wawancara dengan awak kapal dan saksi mata yang pertama kali melihat kebakaran.
”Setelah itu baru kita bisa memberikan informasi awal,” ujarnya. KNKT juga menerima masukan, informasi, dan keterangan terkait kebakaran dari masyarakat.
Investigasi yang dilakukan KNKT umumnya butuh waktu 3-4 hari. Lamanya investigasi bergantung pada kelengkapan data untuk melakukan analisis penyebab kebakaran.
”Kalau selama 3-4 hari data yang diperlukan sudah dipenuhi oleh tim. Maka mereka akan kembali ke Jakarta untuk analisa dan penyelesaian laporan,” sebutnya.