Mendag Pastikan Stok dan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Usai Idul Fitri
Harga barang kebutuhan pokok usai Lebaran mulai turun. Di Makassar, pemkot terus memantau kondisi pasar dan menyiapkan operasi pasar jika diperlukan.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS —Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan harga kebutuhan pokok tetap stabil usai Idul Fitri. Beberapa harga bahkan cenderung turun dibandingkan awal Ramadhan. Kondisi ini akan tetap dijaga agar ke depan tak ada gejolak harga.
Untuk memantau situasi harga pasar, Mendag mengunjungi Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/5/2023). Pantauan pasar ini adalah rangkaian kunjungan serupa sebelumnya di Papua, yakni di Pasar Hamadi.
”Dari pantauan yang dilakukan, kita bersyukur karena sejak sebelum Lebaran sampai setelah Lebaran, ketersediaan bahan kebutuhan pokok lebih dari cukup. Harga-harga juga stabil,” katanya.
Berdasarkan pantauan di Pasar Terong, salah satu pasar tradisional tertua dan terbesar di Makassar, sejumlah harga komoditas cenderung turun. Cabai rawit, misalnya, saat ini Rp 25.000 per kilogram. Harganya turun dari sebelumnya yang Rp 40.000/kg. Adapun harga bawang merah Rp 35.000/kg. Telur berkisar Rp 45.000-Rp 50.000 per rak atau jika dikonversi ke kilogram sekitar Rp 26.000/kg.
”Beras juga stabil. Kita bisa lihat sendiri tadi harganya standar. Yang agak naik harga ayam, Rp 40.000 per kilogram. Minyak goreng juga banyak stoknya dan harganya standar Rp 14.000 per liter,” katanya.
Terkait inflasi di Kota Makassar, Wali Kota M Ramdhan Pomanto mengatakan, terjadi penurunan angka inflasi dari bulan Maret ke April. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi di bulan Maret di Makassar 5,99 persen dan April turun menjadi 4,81 persen.
”Kami berupaya menurunkan angka inflasi ini sampai tiga. Caranya, kami akan melakukan intervensi. Misalnya jika ada kecenderungan sebuah komoditas akan naik, kami akan melakukan operasi pasar. Jadi nanti komoditas operasi pasarnya berbeda-beda tergantung barang apa yang cenderung akan naik,” kata Ramdhan.
Menurut dia, intervensi ini juga dilakukan saat Ramadhan hingga Idul Fitri lalu di mana operasi pasar dilakukan untuk menekan harga. ”Operasi pasar yang kita lakukan jelang Idul Fitri bahkan setengah harga. Biasanya hanya 25 persen. Namun, buktinya ini berhasil membuat harga stabil,” katanya.
Berdasarkan data BPS Kota Makassar, inflasi di Kota Makassar sepanjang Maret-April lalu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mencapai 9,22 persen. Selain itu, pakaian dan alas kaki 3,51 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,58 persen.
Kenaikan juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,10 persen. Selain itu, kelompok kesehatan sebesar 3,89 persen, transportasi 13,63 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,17 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami kenaikan 2,89 persen. Adapun kelompok pendidikan sebesar 2,06 persen. Kenaikan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga cukup tinggi, yakni 5,53 persen.
Untuk antisipasi jika terjadi kemarau panjang tahun ini, Pemkot Makassar akan memaksimalkan stok bahan kebutuhan pokok. Caranya dengan bekerja sama dan memanfaatkan gudang-gudang milik distributor. Ini terutama untuk bahan yang bisa disimpan, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan terigu.