Angka Kecelakaan Libur Lebaran 2023 Turun 25 Persen
Kebijakan rekayasa lalu lintas, relaksasi cuti, hingga diskon tarif tol dan tiket transportasi umum terbukti ampuh mengurai kepadatan mudik Lebaran 2023. Pola ini akan menjadi acuan untuk masa Lebaran selanjutnya.
Oleh
Stephanus Aranditio, HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Angka kecelakaan selama libur Lebaran 2023 turun 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, korban meninggal dunia juga turun hingga 40 persen. Meski begitu, masyarakat tetap diharap meningkatkan kewaspadaan seiring sejumlah kecelakaan selama arus mudik hingga balik tahun ini.
Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan A Purwantono mengungkapkan, angka kecelakaan lalu lintas selama libur Lebaran menurun 25 persen dan angka kematian menurun 40 persen. Rinciannya, total ada 2.676 kecelakaan dengan jumlah korban 5.337 orang dan yang meninggal dunia 612 jiwa. Tahun lalu, angka korban mencapai 6.982 orang, 993 di antaranya meninggal dunia.
”Jadi angka meninggal dunia ini dalam sejarah turunnya sangat ekstrem dan sangat baik karena semua ikut berperan serta,” kata Rivan, di Cikampek, Senin (1/5/2023).
Titik kecelakaan yang terjadi, tambah Rivan, juga sudah diprediksi sebelumnya, yakni di jalan-jalan arteri saat mobilitas silaturahmi Lebaran dan menuju tempat wisata. Ia menjamin semua korban akan mendapatkan hak santunan kematian dan luka-luka.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Firman Shantyabudi menambahkan, tingkat kesadaran agar bijak dalam berkendara dari para pemudik tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Mereka lebih melek informasi tentang aturan dan rekayasa lalu lintas sehingga petugas tidak kesulitan dalam mengatur arus mudik dan arus balik Lebaran.
”Masyarakat mulai sadar dan berperan aktif bahwa mereka bukan hanya pengguna jalan, melainkan peserta lalu lintas yang paham tanggung jawab, hak, dan kewajibannya. Ini sangat membantu,” kata Firman.
Untuk ke depannya, Firman meminta masyarakat untuk semakin tertib berlalu lintas. Misalnya dengan tetap berada di lajur yang benar, tidak melintas atau istirahat di bahu jalan karena bahu jalan hanya untuk keadaan darurat.
Manajemen arus mudik dan arus balik Lebaran 2023 yang dinilai sukses akan menjadi pola tetap yang digunakan pemerintah pada angkutan mudik Lebaran di tahun-tahun berikutnya. Mulai dari rekayasa lalu lintas, relaksasi cuti, hingga diskon tarif tol dan tiket transportasi umum. Sejumlah ruas tol sementara juga bisa digunakan secara penuh tahun depan demi memperlancar perjalanan hari raya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sejumlah permasalahan saat masa angkutan Lebaran tahun lalu seperti penumpukan di Pelabuhan Merak, Banten, dan sejumlah titik kemacetan di jalan tol Trans-Jawa sudah teratasi tahun ini. Penambahan waktu cuti bersama dan relaksasi cuti untuk menahan arus balik juga membuat volume kendaraan tidak menumpuk di satu hari.
”Cuti itu berkaitan dengan masa liburan, ini akan menjadi pertimbangan, diskon juga akan menjadi kemudahan dan kemurahan bagi mereka yang akan mudik. Ini akan jadi rekomendasi yang kami sampaikan ke Presiden,” kata Budi di Pos Pantau Jasa Marga, Cikampek, Jawa Barat, Senin (1/5/2023).
Tahun depan, sejumlah ruas tol yang sekarang masih digunakan sementara, seperti Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan (Jakarta-Sadang), juga sudah bisa digunakan sepenuhnya. Selain itu, Budi meminta seluruh pengelola jalan tol memperbaiki tempat istirahat (rest area) agar lebih baik lagi menampung pemudik.
”Semua BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) ini harus sama standarnya, kami melihat ada beberapa BUJT yang tidak maksimal mengelola rest area-nya, ini harus lebih baik,” ucapnya.
PT Jasa Marga mencatat, total kendaraan yang keluar dari Jabotabek selama arus mudik Lebaran 2023 dari 15 sampai 21 April ada 1.350.682 unit. Sementara, jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek pada arus balik dari 22 sampai 30 April mencapai 1.835.043 unit atau baru 89,3 persen dari prediksi arus balik sebesar 2 juta kendaraan.
”Diperkirakan masih ada 10,7 persen yang belum kembali ke Jabotabek atau 2.054.973 kendaraan,” Kepala Humas PT Jasa Marga Lisye Octaviana.
Pengamat transportasi dari Perguruan Tinggi Taman Siswa, Darmaningtyas, menilai, penyelenggaraan mudik Lebaran tahun ini secara umum berjalan baik dan lancar. Namun, program mudik gratis harus dimaksimalkan demi menekan jumlah kendaraan pribadi di jalan. Caranya dengan memperbaiki pelayanan mudik gratis agar peserta tidak batal ikut.
”Program mudik gratis tersebut bagus, tetapi optimalisasinya masih kurang. Sebaiknya fasilitas yang diterima oleh para pemudik gratis itu sama. Kecenderungan pemudik mendaftarkan lebih dari satu penyelenggara adalah ingin mengintip mana yang fasilitasnya lebih bagus,” ucap Darmaningtyas.
Dia mengusulkan, penyelenggara program mudik gratis sebaiknya tersentral oleh Kementerian Perhubungan atau PT Jasa Raharja yang selama ini sudah menjadi koordinator mudik gratis antar-BUMN. Program mudik gratis juga perlu diperluas ke sejumlah transportasi umum lain, seperti pesawat dan kapal laut, mengingat Indonesia negara kepulauan.