Puspom TNI dan Propam Polri Usut Kasus Penyerangan Mapolres Jeneponto
Kasus penyerangan Polres Jeneponto diusut oleh tim gabungan yang melibatkan TNI dan Polri. Tim saat ini mengumpulkan fakta dan data serta analisis lapangan terkait kejadian ini.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Tim gabungan yang terdiri dari Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dan Pusat Polisi Militer TNI turun ke Jeneponto, Sulawesi Selatan, untuk menginvestigasi dan mengusut kasus penyerangan Markas Kepolisian Resor Jeneponto. Tim berjanji menyelesaikan persoalan ini secepat mungkin dan memproses hukum siapa pun yang terlibat.
Kunjungan ke Jeneponto dimulai pada Sabtu (29/4/2023) untuk mengumpulkan data dan fakta terkait serangkaian peristiwa yang diduga melibatkan oknum TNI dan Polri. Dari data dan fakta yang ada, tim akan mengevaluasi dan menganalisisnya. Sebelumnya, tim juga sudah bertemu dengan Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Mayor Jenderal Totok Imam Santoso dan Kepala Kepolisian Daerah Sulsel Inspektur Jenderal Setyo Boedi Moempoeni.
Tim dari Puspom TNI dipimpin oleh Komandan Puspom TNI Laksamana Muda Edwin. Ada pula Wakil Komandan Puspomad Mayjen Eka Wijaya Permana. Sementara tim dari Polri dipimpin Kadiv Propam Irjen Syahar Diantono.
”Tim gabungan ini adalah wujud sinergitas TNI dan Polri dalam menyelesaikan permasalahan ini secepat mungkin. Apabila di dalam proses investigasi dan pendalaman yang kami laksanakan ada hal-hal yang melibatkan prajurit, kami akan melakukan proses hukum yang berlaku. TNI tidak boleh arogan, tetap tegas tapi humanis. Ini menjadi panduan dalam menyelesaikan persoalan ini,” kata Danpuspom TNI Laksamana Muda Edwin, di Jeneponto, Sabtu malam.
Terkait data yang ditemukan di lapangan, Wadan Puspomad Mayjen Eka Wijaya Permana mengatakan, hal itu masih perlu dianalisis. ”Tim sudah bekerja, kami sudah mendapatkan data-data dan lain sebagainya. Kami masih perlu menganalisis karena ini melibatkan dua institusi. Percaya kepada kami, siapa yang berbuat salah pasti akan diproses hukum. Begitu pun yang tidak salah, kami benarkan dan kami bantu jangan sampai hidupnya atau kariernya terganggu, tertunda akibat kesalahan (penyelidikan) ini. Biarkanlah kami bekerja,” katanya.
Sementara itu, Kadiv Propam Polri Irjen Syahar Diantono menegaskan bahwa soliditas TNI-Polri adalah perintah Presiden sehingga tim gabungan dibentuk. ”Kami turun langsung bersama-sama tim gabungan. Kami sudah dua hari melaksanakan kegiatan di berbagai tempat, di antaranya di Polres Jeneponto ini,” katanya.
Investigasi yang dilakukan tim gabungan ini terkait peristiwa penyerangan Mapolres Jeneponto yang diduga dilakukan oknum anggota TNI pada Kamis (27/4/2023) sekitar pukul 01.45 wita. Berdasarkan informasi yang diperoleh, sekitar 100 orang mendatangi polres dan melempari sejumlah ruangan menggunakan batu dan bom molotov.
Lemparan ini, di antaranya, mengenai ruangan Propam Polres Jeneponto dan tempat ibadah di area mapolres. Selain itu, sejumlah ruangan lain di dalam polres juga terkena lemparan batu. Informasi menyebut, beberapa kali terdengar suara tembakan. Selain kerusakan di polres dan sebuah kendaraan, seorang anggota polisi juga luka terkena tembakan. Saat ini, korban dirawat dan sudah menjalani operasi.
Sebelum peristiwa pengeroyokan ini, peristiwa lain juga terjadi, yakni mobil truk dalmas milik Polres Jeneponto ditemukan hangus terbakar di Kecamatan Binamu, Jeneponto.
Perselisihan yang melibatkan oknum anggota TNI dan Polri di Sulsel sebelumnya juga terjadi beberapa kali saat Ramadhan lalu. Hal itu bermula saat seorang oknum TNI terlibat cekcok dan dipukul oleh anggota polisi. Kejadian ini berbuntut penyerangan dan perusakan sejumlah pos polisi di Makassar.