Hingga lima hari setelah Lebaran, keramaian lalu lintas masih terjadi di Kota Magelang. Sekalipun masih ada pemudik, sebagian besar kendaraan didominasi plat nomor lokal.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Hingga Kamis (27/4/2023) malam, keriuhan Lebaran belum mereda di Kota Magelang, Jawa Tengah. Selain terlihat dari jumlah kendaraan di jalan yang masih melebihi kondisi di hari biasa, keramaian juga terpantau dari masih banyaknya kendaraan berpelat nomor luar kota yang parkir di sepanjang Japunan di kawasan permukiman warga dan di warung makan, restoran, dan pusat perbelanjaan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang Candra Wijatmiko Adi mengatakan, pada hari biasa, rata-rata jumlah kendaraan mencapai 55.000 kendaraan per hari. Pekan ini, terpantau sejak Senin (24/4/2023) hingga Kamis (27/4/2023) malam, rata-rata jumlah kendaraan melintas masih mencapai 75.000 kendaraan per hari.
Kendati demikian, menurut dia, jumlah kendaraan berplat nomor luar kota mulai berkurang, kembali berganti dengan dominasi plat nomor setempat.
”Mungkin, warga setempat yang masih ramai lalu lalang di jalan ini adalah mereka yang masih ingin menuntaskan keinginan untuk berkunjung, merayakan Lebaran ke rumah-rumah kerabat di Magelang dan sekitarnya,” ujarnya, Jumat (28/4/2023).
Kepadatan arus lalu lintas ini diprediksi masih akan berlangsung hingga Senin (1/5/2023) dan arus lalu lintas akan kembali normal pada Selasa (2/5/2023). Prediksi ini muncul karena dimungkinkan masih akan ada banyak orang yang memanfaatkan waktu untuk bepergian karena Senin (1/5/2023) yang ditetapkan sebagai hari buruh dan hari libur nasional.
Selama masa musim libur Lebaran ini, keramaian kendaraan melintas di Kota Magelang sudah terjadi sejak Senin (17/4/2023), dengan rata-rata jumlah kendaraan yang melintas masih di atas 60.000 kendaraan per hari. Tingkat kepadatan tertinggi terjadi pada Kamis (20/4/2023), dengan jumlah kendaraan 91.425 kendaraan per hari.
Dalam pantauan di lapangan, keramaian kendaraan sungguh terasa pada Kamis (27/4/2023) siang hingga petang. Di sebagian perhentian lampu lalu lintas, saat lampu berwarna merah, panjang rangkaian kendaraan yang berhenti dan menunggu mencapai 500-700 meter. Di warung-warung makan khas seperti warung kupat tahu, banyak kendaraan pun meluber di luar area parkir yang telah disediakan dan parkir di tepi jalan.
Pada Jumat (28/4/2023), sejumlah kendaraan yang parkir di halaman rumah atau tepi jalan di perkampungan, masih tampak berplat nomor luar kota. Seorang warga, salah satu pemilik rumah, juga membenarkan bahwa kerabatnya dari luar kota masih tinggal menginap di rumahnya.
Keramaian juga masih tampak di Pasar Rejowinangun. Sebagian pengunjung juga masih ramai menyerbu kedai-kedai penyedia makanan khas seperti getuk.
Rifa (36), pemilik usaha Getuk Pojok di Pasar Rejowinangun, mengatakan, dirinya masih menerima pesanan getuk dari pelanggan hingga minggu depan.
”Banyak pelanggan masih memesan getuk yang ditata di atas penampi beras,” ujarnya.
Tatanan getuk di atas penampi biasanya disajikan untuk acara-acara hajatan atau acara pertemuan. Dengan permintaan tersebut, artinya masih banyak warga yang saat ini menggelar acara besar bersama keluarganya di rumah.