Walaupun demikian, arus balik belum usai. Para petugas tetap harus bertugas. Kerja sama tetap dibutuhkan dari segenap pemudik. Bijaklah dalam menentukan waktu untuk kembali ke kota-kota perantauan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Sebanyak 70 persen kendaraan atau sekitar 1,1 juta unit kendaraan belum kembali ke Jabodetabek. Kebijakan pun disesuaikan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Kepala Korps Lalu Lintas Polri telah memutuskan beberapa hal strategis. Pengaturan lalu lintas angkutan barang ditambah lagi, hingga Jumat (28/4/2023) pukul 24.00.
Kemudian, sistem satu arah (one way) yang tadinya diberlakukan hingga Rabu (26/4) diperpanjang hingga Jumat besok. Demikian pula penerapan sistem jalur (contraflow) dan sistem ganjil genap. Kebijakan itu diterapkan mulai dari Kilometer (Km) 414 (Gerbang Tol Kalikangkung) sampai dengan Km 72 (ruas tol Cikampek).
Volume kendaraan yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa hingga kemarin juga diprediksi kurang dari 20 persen dibandingkan dengan total kendaraan yang mudik ke Sumatera. Dengan demikian, masih ada ratusan ribu kendaraan dengan jutaan warga yang belum kembali ke Jakarta dan sekitarnya.
Penyesuaian kebijakan itu kiranya sudah tepat. Terlebih lagi pada Rabu (26/4), bertepatan dengan hari pertama masuk kerja, jalan-jalan di pusat kota Jakarta masih terhitung lengang. Aktivitas Ibu Kota memang belum kembali seperti sediakala. Masih ada pula warga yang naik KRL sekadar untuk berlibur keliling kota, bukan untuk bekerja.
Pada Lebaran 2023 ini tampak sekali pemerintah berupaya melayani publik dengan semaksimal mungkin. Mulai dari menetapkan cuti bersama lebih awal, memutuskan berbagai kebijakan angkutan dan lalu lintas yang memudahkan pemudik, hingga memperpanjang berbagai kebijakan arus balik. Terasa sekali betapa pemudik tidak sendiri.
Dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Presiden Joko Widodo sampai menyarankan pemudik balik dari kampung halaman seusai 26 April 2023. Hal ini untuk memecah kepadatan puncak arus balik Lebaran pada 24-25 April 2023.
Presiden Jokowi tidak hanya mengajak aparatur sipil negara, TNI, Polri, dan pegawai BUMN untuk menunda perjalanan balik. Pegawai swasta juga turut diajak menunda perjalanan apabila memungkinkan. Terlebih lagi, bagi mereka yang dapat bekerja dari mana saja, tidak harus dari kantor.
Sejak awal, pemerintah memang mengantisipasi perjalanan mudik yang diprediksi menjadi yang terbesar berkat melandainya pandemi Covid-19. Antisipasi itu terbukti manjur dengan minimnya kabar buruk dari segenap penjuru negeri.
Walaupun demikian, arus balik belum usai. Para petugas tetap harus bertugas. Kerja sama tetap dibutuhkan dari segenap pemudik. Bijaklah dalam menentukan waktu untuk kembali ke kota-kota perantauan. Hindari kembali dengan bersamaan hanya pada hari Minggu (30/4) atau Senin (1/5). Jangan buat upaya untuk melandaikan hari-hari puncak arus balik menjadi sia-sia dengan kemacetan parah pada sisa dua hari libur.