Gibran Kembali Parkir Mobil Dinas, Kini untuk Hilangkan Parkir Liar
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka kembali memarkirkan mobil dinasnya di lokasi bermasalah. Kali ini, soal lahan proyek yang jadi tempat parkir liar.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memarkirkan mobil dinasnya di area proyek Viaduk Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Alasannya, area proyek dijadikan parkir liar bagi pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta. Akibatnya, pengerjaan proyek terhambat.
Mobil dinas Gibran bernomor polisi AD 1 A diparkir di dekat lokasi proyek sejak Rabu (26/4/2023) sore. Lokasinya di sisi barat Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta.
Dalam proyek tersebut, salah satu yang dikerjakan ialah perbaikan akses jalan. Infrastruktur itu guna memudahkan pengunjung menuju masjid.
”Perintah dari beliau (Gibran) memang tidak diperbolehkan parkir sampai selesainya pembangunan ini. Memang, belakangan ini, banyak yang memanfaatkannya untuk lahan parkir bagi pengunjung masjid,” kata Lurah Gilingan Priadi, saat ditemui, di lokasi proyek, Rabu malam.
Priadi menjelaskan, area proyek dijadikan lahan parkir sejak sepekan terakhir. Momennya bertepatan dengan perayaan Idul Fitri.
Kebutuhan parkir cukup besar karena besarnya antusiasme warga dan wisatawan yang ingin berkunjung ke masjid tersebut. Kebetulan, pengerjaan juga sedang berhenti sehingga warga setempat mengelolanya sebagai kantong parkir.
Seharusnya, lanjut Priadi, pengerjaan kembali dilakukan pada Rabu ini. Namun, terdapat kendala mengingat kawasan proyek masih dijadikan lahan parkir. Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan juru parkir untuk menghentikan sementara kegiatan mereka.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Taufiq Muhammad mengungkapkan, kawasan proyek bakal bebas dari berbagai aktivitas lain hingga pembangunannya tuntas. Akses menuju masjid hanya dibuka dari sisi timur. Penutupan dibutuhkan demi keselamatan warga setempat maupun pengunjung masjid.
”Jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan. Karena, ini masih proyek berjalan. Ada pelintasan kereta api juga. Biasanya pengunjung masjid harus melintasi rel itu untuk sampai ke lokasi masjid. Intinya area ini harus steril,” kata Taufiq.
Setelah ada kesepakatan bersama, Priadi membagikan sembako kepada para juru parkir di area proyek Viaduk Gilingan. Total jumlah sembako yang diberikan 43 paket.
Jumlahnya sesuai jumlah juru parkir yang terdapat di titik tersebut. Adapun isi satu paket sembako, antara lain, beras, gula, teh, dan biskuit.
”Harapannya, bantuan ini bisa bermanfaat bagi para juru parkir yang ada di sini. Jumlah total bantuan sembako sebanyak 43 paket untuk empat RT,” kata Priadi.
Agung (33), salah seorang juru parkir, mengaku kurang mengetahui alasan pemberian sembako. Ia hanya sempat didata untuk diajak bertemu Gibran.
Ia mensyukuri adanya bantuan tersebut. Sebab, ia kehilangan pekerjaan akibat proyek pembangunan itu. Alhasil, ia beralih menjadi juru parkir dari pekerjaan sebelumnya sebagai tukang bengkel bubut.
Di sisi lain, Agung tak memungkiri telah memperoleh kompensasi karena bengkelnya mesti tergusur. Hanya saja, nilai kompensasi dianggap tak mencukupi.
Uang yang didapatnya hanya Rp 600.000 untuk tiga bulan. Padahal, ia sebelumnya mampu memperoleh hingga Rp 500.000 per hari dari pekerjaannya sebagai tukang bubut.
Agung mengharapkan pemerintah daerah memberi solusi terkait penghidupan mereka. Setidaknya ada pekerjaan yang sebanding dengan sebelumnya.