SD di Surakarta Tak Tertib Prokes, Gibran Tegur dengan Parkir Mobil Dinas
Sebuah SD di Kota Surakarta tepergok tak tertib menerapkan protokol kesehatan dalam pembelajaran tatap muka. Mobil dinas Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pun diparkir di sekolah itu sebagai bentuk teguran.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sebuah sekolah dasar di Kota Surakarta, Jawa Tengah, kedapatan tak tertib menerapkan protokol kesehatan dalam proses pembelajaran tatap muka. Pemerintah Kota Surakarta pun langsung melakukan tes antigen terhadap semua warga sekolah tersebut. Sebagai bentuk teguran, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka kembali memarkir mobil dinasnya.
Longgarnya penerapan protokol kesehatan tersebut diketahui Gibran sewaktu melaksanakan inspeksi mendadak di SD Negeri Nusukan Barat 113, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/11/2021). Ia melihat sendiri banyak guru dan murid yang tak mengenakan masker dengan benar.
”Yang membukakan pintu gerbang tidak pakai masker. Ke ruang guru tidak pakai masker. Ke kelas tidak pakai masker. Itu sudah cukup jelas,” ungkap Gibran, Selasa sore.
Gibran menyatakan, seharusnya guru dapat menjadi contoh bagi para muridnya dalam penerapan protokol kesehatan. Jangan malah guru mencontohkan penerapan protokol kesehatan yang longgar. Dikhawatirkan, para murid juga tak patuh dengan protokol kesehatan yang berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Padahal, sempat ditemukan banyak kasus Covid-19 dari hasil surveilans aktivitas pembelajaran tatap muka. Lewat surveilans tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mendapati 107 kasus positif Covid-19, yang terdiri dari guru dan murid di sejumlah sekolah.
Seharusnya guru dapat menjadi contoh bagi para muridnya dalam penerapan protokol kesehatan. Jangan malah guru mencontohkan penerapan protokol kesehatan yang longgar. (Gibran Rakabuming Raka)
Dengan adanya pelanggaran protokol kesehatan di SD Negeri 113 Nusukan Barat, Gibran kembali melakukan aksi pemarkiran mobil dinasnya sebagai bentuk teguran. Aksi tersebut biasanya dilakukan di tempat-tempat bermasalah. Sedikitnya sudah empat kali aksi itu dilakukan. Salah satunya dilakukan di SMK Batik 2 Surakarta, Agustus lalu. Saat itu, sekolah tersebut menggelar pembelajaran tatap muka di tengah masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
”Ini jadi teguran terakhir (untuk SD Negeri 113 Nusukan Barat). Ya, lihat saja (misalnya terjadi pelanggaran lagi). Kalau seperti itu, kan, kepala sekolahnya tidak bisa mengarahkan,” kata Gibran.
Berdasarkan pantauan Kompas, Selasa pukul 11.00, mobil dinas Gibran dengan pelat nomor AD 1 A masih diparkir di tengah-tengah halaman sekolah. Mobil itu berwarna putih dengan stiker merah pada bagian kap mesin. Pada stiker itu tertulis imbauan berbunyi, ”Situasi Darurat, Jangan Keluar Rumah Tanpa Masker!”.
Kondisi sekolah tampak cukup sepi. Dari luar gerbang, terlihat beberapa orang tengah beraktivitas di dalam ruang guru. Namun, sudah tidak ada siswa berseragam di lingkungan sekolah tersebut.
Lurah Nusukan Uti Sri Wahyuni membenarkan adanya inspeksi mendadak yang dilakukan Gibran di SD Negeri 113 Nusukan Barat. Setelah itu, dilakukan pula tes antigen kepada semua warga sekolah setelah ditemukan pelanggaran protokol kesehatan di sana. Tes antigen dilakukan terhadap 60 warga sekolah yang terdiri dari guru dan murid.
”Pokoknya yang di-swab itu semua yang datang pada hari itu. Total ada 60 orang. Semua hasilnya negatif,” kata Uti.
Uti menambahkan, dalam kesempatan itu, inspeksi mendadak juga dilakukan Gibran di SD Muhammadiyah 3 Surakarta, yang masih satu kawasan dengan SD Negeri 113 Nusukan Barat. Namun, warga sekolah di SD Muhammadiyah 3 Surakarta, kata Uti, dinilai cukup tertib menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan jaga jarak.
Untuk itu, lanjut Uti, di sekolah tersebut hanya dilakukan penapisan kesehatan lewat tes acak antigen. Cukup beberapa sampel murid dan guru saja yang menjalani tes usap.