Pengemudi Lalai, Kecelakaan Kapal Cepat Menelan Satu Korban Jiwa
Kecelakaan angkutan sungai terjadi di Desa Simpang Tiga Induk, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (23/4/2023). Akibat kecelakaan ini, satu orang meninggal.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
TULUNG SELAPAN, KOMPAS — Kecelakaan angkutan sungai terjadi di Desa Simpang Tiga Induk, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (23/4/2023). Akibat kecelakaan ini satu orang meninggal dan lima lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Komisaris Besar Supriadi, Senin (24/4/2023), menyampaikan telah terjadi tabrakan di antara dua kapal cepat, yakni kapal cepat 200 Merek YK & JILL jurusan Sungai Lumpur-Selapan, berpenumpang lima orang dengan kapal cepat 40 merek ADES jurusan Cengal-Selapan berpenumpang 10 orang.
Seusai kejadian, ujar Supriadi, jajaran Polsek Tulung Selapan langsung ke tempat kejadian perkara (TKP), langsung melakukan evakuasi ataupun pemeriksaan tempat kejadian perkara. Sejumlah saksi pun dimintai keterangan, termasuk dari kapal cepat yang bertabrakan.
Dari keterangan saksi diketahui kapal cepat 200 merk YK & JILL milik Yusnandi datang melaju lurus dari sungai Pedada ke arah simpang tiga arah Cengal. Dari persimpangan muncul kapal cepat 40 Merek ADES milik Sa'i berbelok kekiri dengan tujuan Tulung Selapan.
Akibatnya, dua kapal cepat itu langsung bertabrakan. Dari keterangan tersebut, tabrakan terjadi akibat kelalaian dari kedua pengemudi kapal cepat yang tidak waspada ketika berada di persimpangan.
Dampaknya, lima penumpang kapal cepat 40 merek ADES pun mengalami luka-luka dan korban langsung dibawa ke puskesmas Tulung selapan untuk dilakukan pertolongan. Adapun satu bocah berusia enam tahun meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di Palembang,” katanya.
”Korban mengalami luka robek di dahi dan di atas mata sebelah kiri,” ujar Supriadi.
Di sisi lain, ujar Supriadi, pihaknya terus melakukan pendekatan kepada warga setempat agar tidak terjadi main hakim sendiri. ”Kami mendengar adanya provokasi dari pihak ketiga untuk menghakimi kedua supir tersebut,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VII Bagian Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Denny Michels Adlan mengatakan, risiko kecelakaan di perairan sangat tinggi karena itu sejak awal dirinya sudah mewanti-wanti agar pengemudi angkutan sungai lebih waspada. ”Apalagi saat ini masih dalam angkutan Lebaran dimana aktivitas diperkirakan akan lebih besar dari hari normal,” katanya.
Saat ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk memastikan semua fasilitas pendukung angkutan sungai sudah dalam kondisi baik. Mulai dari dermaga, pelabuhan, hingga hal paling kecil, yakni perlengkapan keselamatan.
”Namun yang paling penting adalah kesiapan dari pengemudi kapal cepat itu sendiri,” ujarnya. Hal ini perlu jadi perhatian karena Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan aktivitas angkutan sungai yang cukup padat.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Ari Narsa mengatakan, risiko kecelakaan saat arus mudik dan balik lebaran sangat tinggi tidak hanya di darat, tetapi juga di jalur sungai. Apalagi saat ini jumlah pengguna moda transportasi, mulai dari laut, sungai, darat, hingga udara, mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.