Dukun pengobatan gadungan yang diduga membawa lari Induk Nyado, warga rimba wilayah Terab, masih dicari. Salah satu desa di Sarolangun tengah diendus sebagai lokasi keberadaannya.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
IRMA TAMBUNAN
Alih fungsi ekosistem Bukit Duabelas di Jambi telah menyebabkan rumah bagi komunitas Orang Rimba beralih menjadi kebun sawit swasta. Tampak sejumlah warga memunguti brondolan yang jatuh di tanah tahun 2014.
JAMBI, KOMPAS — Keberadaan dukun-dukun gadungan yang merugikan masyarakat pedalaman di Jambi masih terus dikejar. Warga lain yang turut menjadi korban diimbau melapor ke polisi.
Kepala Kepolisian Resor Sarolangun Ajun Komisaris Besar Imam Rachman mengatakan, keberadaan DS, dukun pengobatan yang diduga membawa lari Induk Nyado, warga rimba wilayah Terab, masih dicari. Salah satu desa di Sarolangun tengah diendus aparat, diduga sebagai lokasi keberadaannya saat ini. Tempat itu kampung halaman DS.
”Sejauh ini tim kami masih coba mengejarnya,” katanya, Senin (24/4/2023).
Ia mengakui pencarian sulit karena telepon seluluer milik DS tidak aktif lagi. Selain itu, saksi yang diharapkan dapat membantu pencarian dan memberi petunjuk juga sedikit.
IRMA TAMBUNAN
Alih fungsi ekosistem Bukit Duabelas di Jambi menyebabkan rumah bagi komunitas Orang Rimba beralih menjadi kebun sawit swasta. Tampak sejumlah warga memunguti brondolan yang jatuh di tanah, 2014 lalu.
Sebagaimana diketahui, Induk Nyado hilang sejak hampir dua pekan lalu. Warga mencurigai sang induk dibawa lari oleh si dukun. Ketika tengah menuju pasar, Nyado berpapasan dengan dukun tersebut yang mengendarai sepeda motor. Si dukun lalu berbalik arah mengikutinya.
Satu jam kemudian, adik Nyado bermaksud menemui kakaknya di pasar tetapi tidak ketemu. Dicari ke mana-mana tidak ketemu. Hingga kini Nyado hilang.
Imam menerangkan dari laporan warga, Nyado diduga dibawa lari oleh dukun itu. Motifnya masih ditelusuri. Yang pasti, pada hari itu, ia diketahui membawa uang jutaan rupiah.
Selain mengejar DS, pihaknya juga coba menelusuri keberadaan dukun lainnya yang berpraktik penggandaan uang di wilayah Air Hitam. Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar melapor kepada polisi apabila turut menjadi korban.
”Warga yang merasa dirugikan agar melapor ke polres,” imbaunya.
Praktik penggandaan uang itu dilakukan seorang dukun yang juga pekerja di sebuah perusahaan hutan tanaman industri (HTI). Dukun tersebut mengaku bisa melipatgandakan uang.
IRMA TAMBUNAN
Ritual memandikan bayi Orang Rimba dalam Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi, Sabtu (2/7/2022).
Pimpinan Orang Rimba di wilayah Terab, Temenggung Ngelembo, mengatakan, saat ini keberadaan sang dukun juga menghilang. Hilangnya sang dukun setelah ia berhasil mengumpulkan uang ratusan juta rupiah dari warga komunitas Orang Rimba ataupun masyarakat Desa Baru di Sarolangun.
”Bukan Orang Rimba bae korbannya. Orang dusun juga banyak yang keno tipu,” ujarnya.
Kepala Desa Baru Ahmad Kausari membenarkan perihal praktik dukun tersebut yang telah meresahkan masyarakat. ”Sudah banyak korbannya. Orang-orang desa ditipu, padahal sudah sampai gadaikan sertifikat tanah. Lalu tiba-tiba orangnya (dukun) hilang,” jelasnya.
Ahmad menambahkan masyarakat yang menjadi korban ingin melapor. Namun, mereka kesulitan menyampaikan bukti kepada aparat. ”Soalnya kan tidak ada bukti perjanjian di atas kertas,” lanjutnya.