Shalat Id Lebih Dahulu, Silaturahmi Tetap Berbarengan
Sebagian warga Magelang sudah merayalan Lebaran dan mengikuti shalat Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023). Namun, silaturahmi dan perayaan bersama tetangga dan keluarga baru dilakukan pada Sabtu (22/4/2023).
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebagian umat Muslim di Kota Magelang, Jawa Tengah, merayakan Lebaran dan mengikuti shalat Id lebih dahulu pada Jumat (21/4/2023). Kendatipun demikian, acara berkumpul bersama keluarga besar dan silaturahmi ke tetangga sekitar tetap baru mulai dilakukan pada Sabtu (22/4/2023).
Amin (33), salah seorang warga Kampung Nambangan, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, mengatakan, dia bersama anak, istri, dan sejumlah kerabat yang berdatangan dari Jakarta bersama-sama mengikuti shalat Id pada Jumat (21/4/2023).
Setelah shalat, mereka juga akan menggelar acara silaturahmi, bermaafan internal keluarga. Namun, acara berkumpul, makan bersama keluarga besar, baru bisa dilaksanakan pada Sabtu (22/4/2023).
”Saat ini, kami masih menunggu sebagian kerabat lainnya yang sedang perjalanan dari Jakarta kemari (Kota Magelang). Kebetulan, mereka sendiri baru merayakan Lebaran pada besok pagi (Sabtu),” ujarnya, Jumat.
Amin mengatakan, mereka sudah saling bertukar kabar tentang perbedaan tanggal perayaan Lebaran. Namun, hal itu tidak menjadi masalah dalam keluarga.
Ny Prihadi (52), warga Kelurahan Rejowinangun, Utara, Kecamatan Magelang Tengah, mengatakan, dalam keluarga besarnya, sebagian kerabat merayakan Lebaran pada Jumat (21/4/2023) dan sebagian lainnya merayakannya pada Sabtu (22/4/2023).
Namun, hal itu tidak berdampak apa-apa dan tidak memengaruhi jadwal acara berkumpul bersama keluarga karena mereka, seluruh keluarga yang datang dari sejumlah kota, biasanya baru akan bertemu, melakukan acara makan atau wisata bersama pada H+3 atau H+4 Lebaran.
”Baik yang merayakan Lebaran pada hari ini, Jumat (21/4/2023), atau Sabtu (22/4/2023), semuanya tetap merayakan Lebaran bersama keluarga inti di rumah masing-masing terlebih dahulu,” ujarnya.
Priyanto (55), umat Muslim dari Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, mengatakan, dia bersama seluruh keluarga besarnya yang tinggal di Kota dan Kabupaten Magelang, merayakan Lebaran pada Jumat. Kendatipun demikian, mereka tetap menahan diri, dan baru bersilaturahmi dengan tetangga sekitar pada Sabtu.
”Tidak enak untuk datang berkunjung sekarang, karena hari ini, masih banyak tetangga sekitar yang menjalankan puasa,” ujarnya.
Tidak enak untuk datang berkunjung sekarang, karena hari ini, masih banyak tetangga sekitar yang menjalankan puasa.
Suwandi, Takmir Masjid Taufiqul Huda di Kampung Nambangan, Kecamatan Magelang Tengah, mengatakan, keseluruhan jumlah jemaah di Masjid Taufiqul Huda, sebenarnya mencapai 400 orang. Namun, karena perbedaan keyakinan dalam merayakan hari Lebaran, shalat Id yang digelar di Lapangan Nambangan pada Jumat ini hanya diikuti oleh sekitar 150 orang.
Kendatipun demikian, menurut dia, keseluruhan umat juga sudah sepakat untuk melakukan kegiatan silaturahmi antartetangga pada hari Sabtu. ”Sebagai bentuk kebersamaan dan untuk menghormati perbedaan terkait perayaan, maka jadwal acara silaturahmi di kampung sengaja dibuat mundur,” ujarnya.
Di Kota Yogyakarta, DIY, sebagian pemilik usaha bakpia di kawasan Pathuk juga sudah mempersingkat jam kerja untuk para pegawainya pada Kamis. Hal itu sengaja dilakukan sebagai bentuk kelonggaran karena kebanyakan karyawan sudah merayakan Lebaran pada Jumat.
Fitri (33), salah seorang pemilik usaha bakpia, mengatakan, jika pada hari-hari sebelumnya, karyawan dikerahkan lembur hingga pukul 20.00 untuk memproduksi bakpia untuk kebutuhan stok Lebaran, maka khusus pada Kamis, mereka sudah diizinkan pulang pada pukul 13.00.
”Tetap harus ada kelonggaran karena di masa liburan Lebaran nanti, produksi bakpia akan tetap berjalan tanpa libur,” ujar Fitri yang merayakan Lebaran pada Sabtu.