Mobil Pemudik di Tapanuli Selatan Terseret Arus Sungai, Enam Orang Tewas
Mobil kabin ganda yang membawa 14 pemudik terseret arus sungai di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut. Enam meninggal dan dua hilang. Pemudik diimbau meningkatkan kewaspadaan atas hujan lebat, banjir, dan longsor di Sumut.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SIPIROK, KOMPAS — Sebuah mobil kabin ganda yang membawa 14 pemudik dari Riau terseret arus sungai saat akan tiba di kampung halaman di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Enam di antaranya tewas dan dua hilang. Pemudik diimbau meningkatkan kewaspadaan karena hujan lebat diperkirakan turun di sejumlah daerah di Sumut dalam beberapa hari ini.
Kepala Kepolisian Resor Tapanuli Selatan Ajun Komisaris Besar Imam Zamroni, Kamis (20/4/2023), mengatakan, petugas gabungan masih mencari dua korban yang hilang. Mobil itu terseret arus sungai saat menyeberang dari badan sungai untuk menghindari jembatan yang rusak, Rabu sekitar pukul 19.00.
”Rombongan pemudik itu adalah satu keluarga yang datang dari perantauannya di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Mereka hendak mudik ke kampung halaman di Desa Tapus Godang, Kecamatan Aek Bilah, Tapanuli Selatan,” kata Zamroni.
Zamroni mengatakan, awalnya keluarga itu mudik dari Rokan Hulu dengan menggunakan satu pikap Isuzu Panther yang dikemudikan Sawaludin Rambe (33) dengan delapan penumpang dan satu mobil kabin ganda Isuzu D-Max yang dibawa oleh Dimson Rambe (38) dengan empat penumpang. Sawaludin dan Dimson adalah kakak beradik yang membawa keluarga masing-masing untuk mudik bersama.
Saat tiba di Desa Tolang, Aek Bilah, rombongan pemudik itu berhenti karena hujan deras dan medan jalan yang sulit dilalui. Mereka lalu meninggalkan mobil pikap di desa itu. Sembilan penumpang dan sopir pikap naik ke mobil kabin ganda.
Setelah dua jam melintasi medan yang sulit dengan 14 penumpang, mereka tiba di sebuah jembatan yang rusak. Mereka memutuskan untuk turun ke badan sungai agar bisa melintas menghindari jembatan rusak. ”Tiba-tiba aliran sungai naik dan mesin mobil mati. Pengemudi mencoba menghidupkan mesin, tetapi tidak berhasil,” kata Zamroni.
Enam punumpang yang berada di bak terbuka mobil itu lalu turun ke sungai mencoba mendorong mobil. Namun, mereka tidak bisa menahan arus sungai yang semakin deras sehingga mobil terseret arus hingga sejauh 30 meter. Delapan penumpang yang berada di kabin ikut terseret. ”Enam di antaranya ditemukan meninggal dan dua orang lagi masih hilang,” kata Zamroni.
Korban tewas ialah istri dan tiga anak Dimson, yaitu Zenita (36), Carlen Rambe (13), Amran (4), dan Afsa Rambe (1). Dua lagi adalah istri dan anak Sawaludin, yaitu Fatma Pane (30) dan Akbar Rambe (4). Dua korban yang masih hilang adalah Sawaludin dan anaknya, Haidin Rambe (1). Enam penumpang selamat adalah mereka yang mencoba mendorong mobil.
Zamroni mengatakan, mereka masih mencari dua korban hilang. Ia mengimbau pemudik agar berhati-hati saat hujan turun dan tidak mengambil risiko apa pun. Pengemudi juga diminta untuk membawa penumpang sesuai kapasitas dan peruntukan mobil.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKg) Wilayah I Medan, Martha Rosefina Manurung, mengatakan, hujan dengan intensitas lebat disertai petir terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada Kamis hingga Jumat. ”Kami meminta masyarakat mewaspadai hujan lebat di Sumut yang dapat mengakibatkan longsor dan bajir,” kata Martha.
Hujan lebat diperkirakan turun pada Kamis malam antara lain di wilayah pegunungan, seperti Tapanuli Utara, Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Karo, Dairi. Hujan berintensitas sedang diperkirakan terjadi di pantai timur, seperti Medan, Serdang Bedagai, dan Tanjung Balai.