Arus Mudik di Jalur Nagreg, Jawa Barat, H-3 Lebaran Mulai Meningkat
Sejak H-7 Lebaran, peningkatan jumlah kendaraan di jalur Nagreg mulai terlihat. Puncak arus mudik di jalur ini diperkirakan pada 19-21 April 2023.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Arus mudik di jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terus meningkat hingga H-3 Lebaran 2023. Di jalur ini, puncak arus mudik diprediksi bakal terjadi hingga H-1 Lebaran atau 21 April 2023.
Kepala Polresta Bandung Komisaris Besar Kusworo Wibowo menyebutkan, jumlah kendaraan yang melintasi jalur Nagreg pada Rabu (19/4/2023) hingga pukul 16.35 mencapai 83.000 unit. Angka tersebut telah melewati jumlah kendaraan yang melintas di jalur ini pada hari sebelumnya dalam 24 jam.
Sejak H-7 Lebaran, peningkatan jumlah kendaraan di jalur Nagreg mulai terlihat. Pada Senin dan Selasa (17-18/4/2023), jumlah kendaraan yang melewati dalam sehari mencapai 81.000 unit.
Tingginya angka tersebut, lanjut Kusworo, menandakan puncak arus mudik di jalur Nagreg mulai terlihat. Jalur Nagreg menjadi salah satu jalur mudik di selatan Jawa Barat yang menjadi perhatian karena kepadatannya.
”Kemungkinan puncak itu pada 19, 20, 21 April 2023. Hari ini kendaraan yang lewat mungkin lebih dari 100.000 unit. Sampai sore ini saja, jumlah kendaraan sudah melampaui jumlah harian sebelumnya,” papar Kusworo saat ditemui di Pos Cikaledong, Nagreg, Kabupaten Bandung, Rabu.
Menurut Kusworo, arus kendaraan yang meningkat ini direspons dengan menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas. Mekanisme lawan arus (contraflow)hingga buka-tutup jalur diberlakukan agar kendaraan tidak tersendat.
Rekayasa lalu lintas tidak hanya digunakan untuk menghadapi kepadatan di Nagreg, tetapi juga di daerah-daerah lain, seperti jalur Limbangan, Garut, dan sekitarnya. Kusworo berujar, pihaknya terus berkoordinasi dengan pos pengamanan di Limbangan untuk memastikan tidak ada arus kendaraan yang tersendat.
”Kami selalu koordinasi dengan Garut, khususnya Limbangan. Seandainya Limbangan tertahan dan ekornya sampai Cikaledong, kami akan belokkan ke arah Garut. Tadi kami lakukan 4-5 kali pengalihan arus,” ujarnya.
Dibandingkan tahun sebelumnya, ada peningkatan di H-3 pada tahun ini.
Kusworo juga mengingatkan pemudik agar menjaga stamina dan mempersiapkan segala hal, mulai dari kendaraan hingga mental. Pasalnya, hari ini telah masuk puncak arus mudik sehingga kepadatan kendaraan tidak bisa dihindari.
”Kalau warga ingin mengatur, sebaiknya sebelum hari-hari puncak. Namun, jika memutuskan di angka tersebut (puncak), mental dan fisik dipersiapkan. Ruas jalan tetap, tetapi volume meningkat, jadi mau tidak mau harus antre,” tuturnya.
Bupati Bandung Dadang Supriatna juga melihat adanya peningkatan arus mudik di daerahnya dibandingkan tahun sebelumnya. Dia berujar, arus kendaraan dari luar Bandung mulai terlihat sejak H-3 dan diperkirakan terus meningkat.
”Dibandingkan tahun sebelumnya, ada peningkatan di H-3 pada tahun ini. Biasanya, jumlah kendaraan di bawah 50.000 unit, sekarang sudah lebih dari 75.000 kendaraan. Sepertinya puncak ada di H-2,” ujarnya.
Untuk menghadapi peningkatan ini, lanjut Dadang, pos pengamanan digelar di 26 titik dari berbagai unsur, mulai dari kepolisian hingga pemerintah. Tidak hanya di jalur mudik, pos pengamanan tersebut juga untuk daerah wisata.
”Dalam menghadapi puncak ini relatif aman. Namun, pengamanan lalu lintas tetap dilakukan dan semoga lancar. Kami juga memantau daerah rawan bencana di sekitar selatan Kabupaten Bandung,” paparnya.
Lonjakan arus juga terlihat di Gerbang Tol (GT) Cileunyi yang menjadi pintu keluar pengguna menuju Garut, Tasikmalaya, hingga daerah timur Jabar lainnya. Berdasarkan data Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division (JMT), jumlah kendaraan yang keluar dari GT Cileunyi 127.644 unit dalam kurun H-7 sampai H-4 Lebaran 2023.
Jika dilihat dari transaksi harian, kendaraan yang keluar dari GT Cileunyi H-4 mencapai 37.189 unit. Sementara itu, pada H-3 Lebaran, jumlah kendaraan yang keluar dalam kurun waktu pukul 00.00 hingga pukul 13.59 mencapai 20.485 unit.