Jumlah Penumpang Bus di Malang Belum Menunjukkan Kenaikan Signifikan
Puncak lonjakan penumpang bus mudik Lebaran ke dan dari Malang diperkirakan terjadi pada H-2 Lebaran hingga malam takbiran.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pada lima hari menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah, jumlah masyarakat yang memanfaatkan bus untuk mudik di Malang, Jawa Timur, belum menunjukkan kenaikan signifikan. Lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada dua hari jelang Lebaran hingga malam takbiran.
Rahmad (47), pengemudi bus patas Hafana dengan trayek Surabaya-Malang, saat ditemui di Terminal Arjosari, Senin (17/4/2023), menuturkan, ia baru saja mengangkut 15 penumpang dari total kapasitas bus 50 orang. Padahal, pada akhir pekan, biasanya jumlah penumpang sudah penuh.
Dalam sehari, Rahmad melayani empat rit dengan rute Terminal Purabaya masuk tol dan keluar di Karanglo, Kabupaten Malang, baru menuju Terminal Arjosari. ”Hari ini masih landai. Ini tadi baru rit pertama. Memang tipikal bus Malangan (Surabaya-Malang) penumpangnya tidak tentu,” ujarnya.
Dibandingkan masa sebelum pandemi, menurut Rahmad, jumlah penumpang arus mudik kali ini terbilang sepi. Biasanya memasuki seminggu jelang Lebaran, penumpang mulai berebut kursi. ”Kemarin tiga kali Lebaran di masa pandemi, jumlah penumpangnya juga sedikit,” ujarnya.
Maraknya mudik gratis menggunakan bus yang disediakan oleh pemerintah daerah diduga menjadi penyebab menurunnya jumlah penumpang bus umum. Selain itu, di sisi lain, jumlah armada juga semakin banyak. Rahmad memprediksi puncak lonjakan penumpang terjadi pada malam takbiran.
Berdasarkan data pihak Terminal Arjosari, jumlah penumpang bus dalam beberapa hari terakhir fluktuatif. Ada hari yang mengalami kenaikan sampai 23 persen, tetapi ada juga yang turun hingga 47 persen dari hari sebelumnya.
Kami belum bisa memprediksi berapa besar kenaikannya karena Lebaran kali ini agak unik. Lihat saja di moda transportasi kereta penumpangnya berjubel. (Hadi Supeno)
Sejak 13 April, jumah penumpang terbanyak terjadi pada Sabtu (15/4/2023). Saat itu jumlah penumpang berangkat untuk bus antarkota dalam provinsi (AKDP) sebanyak 3.638 orang (304 bus) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) 918 orang (49 bus). Sementara untuk penumpang tiba untuk AKAP 263 orang (76 bus) dan 2.262 orang (307 bus).
Kepala Terminal Arjosari Hadi Supeno mengatakan, peningkatan penumpang terjadi pada bus AKAP trayek Jakarta. Ia memperkirakan puncak arus mudik menggunakan bus terjadi pada dua hari jelang Lebaran. Penumpang mudik tahun ini diproyeksi lebih banyak dari masa pandemi.
”Kami belum bisa memprediksi berapa besar kenaikannya karena Lebaran kali ini agak unik. Lihat saja di moda transportasi kereta penumpangnya berjubel. Sementara bus seperti yang terlihat saat ini,” katanya.
Berdasarkan pantauan di Stasiun Malang, Minggu (16/4/2023) sore, sebagian pemudik merupakan mahasiswa yang akan kembali ke kampung halaman. Salah satunya KA Tawang Alun tujuan Malang-Banyuwangi. Beberapa penumpang mengaku memilih pulang enam hari jelang Lebaran karena sudah tidak ada aktivitas studi di kampus.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, pada 15 April ada 19.771 penumpang. Dari jumlah itu, 5.145 orang di antaranya berangkat dari Malang.
Adapun pada Minggu hingga pukul 10.00, ada 3.564 orang berangkat dari Stasiun Malang. Total penumpang dari Stasiun Malang sejak 14-16 April sebanyak 13.087 orang.
”Selama masa angkutan Lebaran 2023 di Stasiun Malang, PT KAI Daop 8 memberangkatkan delapan kereta jarak jauh dan reguler dan empat kereta jarak jauh tambahan,” ujarnya.