Tol Fungsional Solo-Yogyakarta Resmi Beroperasi, Dampak Kemacetan Diantisipasi
Jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang melintas di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, resmi beroperasi, Sabtu (15/4/2023). Dampak kemacetan dari pengoperasian terbatas tol itu diantisipasi dengan rekayasa lalu lintas.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang melintas di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, resmi beroperasi, Sabtu (15/4/2023). Dampak kemacetan dari pengoperasian terbatas ruas jalan tol tersebut diantisipasi dengan sejumlah rekayasa lalu lintas. Mekanisme buka tutup jalan juga dijadikan sebagai opsi jika nantinya kepadatan lalu lintas terlalu tinggi.
Panjang jalan tol fungsional itu sekitar 6 kilometer dan melintas di dua kecamatan, yakni Kecamatan Banyudono dan Kecamatan Sawit. Jam operasional hanya berlangsung pukul 06.00-17.00. Masa pengoperasian jalan terbagi menjadi dua, yakni arus mudik dan arus balik. Arus mudik berlangsung 15 April 2023 hingga 24 April 2023, sedangkan arus balik berlangsung mulai 25 April 2023 hingga 1 Mei 2023.
Kendaraan yang diperbolehkan melintas hanya yang berukuran kecil, atau masuk dalam golongan satu. Pengemudi juga tidak ditarik biaya selama masa pengoperasian terbatas itu.
”Jalan tol ini diharapkan dapat membantu mengurai kemacetan ketika kita sudah menerima arus mudik,” kata Kepala Kepolisian Resor Boyolali Ajun Komisaris Besar Petrus Silalahi, saat meresmikan pengoperasian tol fungsional tersebut di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu pagi.
Berdasarkan pantauan, belum terlalu banyak kendaraan yang melintas di jalan tol fungsional tersebut. Hanya ada satu atau dua kendaraan setiap 15 menit. Beberapa kendaraan melaju sesuai dengan aturan, yakni kecepatan maksimal 40 km per jam. Namun, sejumlah kendaraan lain tampak melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Petrus memastikan akan melakukan pengamanan selama masa operasional jalan tol fungsional tersebut. Pihaknya membuat pos pelayanan yang berlokasi di pintu keluar jalan tersebut, di Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.
Jalan tol ini diharapkan dapat membantu mengurai kemacetan ketika kita sudah menerima arus mudik.
Selama arus mudik, Petrus juga menyiapkan rekayasa lalu lintas guna melancarkan aliran kendaraan. Adapun rekayasa lalu lintas terdapat di pintu keluar tol fungsional, yaitu di Jalan Sawit, Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit. Semula, Jalan Sawit berlaku dua arah. Khusus selama arus mudik hanya akan difungsikan satu arah ke selatan menuju ke Simpang Empat Sanggung, di Kabupaten Sukoharjo.
Rekayasa lalu lintas berlaku sebaliknya sewaktu arus balik. Jalan Sawit akan dibuat satu arah ke utara menuju ke pintu keluar tol fungsional, yang selama arus balik dijadikan sebagai pintu masuk, sebelum nanti akhirnya berujung ke Pintu Tol Colomadu yang mengarah ke Semarang.
”Kepadatannya sudah kami antisipasi. Di sana ada petugas-petugas kami. Para petugas nantinya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membantu kelancaran pemudik,” kata Petrus.
Direktur Keuangan dan Umum PT Jogjasolo Marga Makmur Yani Haryanto mengungkapkan, mekanisme buka-tutup jalan tol fungsional juga disiapkan. Itu sebagai antisipasi jika lalu lintas di jalan tol tersebut terlalu padat. Namun, mekanisme tersebut akan bergantung pada situasi. Apabila kepadatan tidak terlalu tinggi, pengoperasian jalan tol bakal sesuai seperti rencana awal.
Sepanjang masa mudik, ungkap Yani, segala pembangunan yang berada di jalan tersebut dihentikan sementara. Ia juga akan menyediakan truk tangki untuk menyiram kawasan pembangunan yang masih berpasir agar kondisi jalan tidak berdebu. Kenyamanan pemudik bakal menjadi prioritas utama oleh pengelola jalan tersebut.
”Kami juga mempersiapkan beberapa kendaraan untuk keamanan. Ada delapan unit yang kami siapkan, yang terdiri dari ambulans, patroli, rescue, dan mobil derek. Ada juga nanti dari PJR (patroli jalan raya) Polri yang akan melakukan pengoperasian di dalam (jalan tol fungsional),” kata Yani.