Waspadai Cuaca Ekstrem di NTB dalam Tujuh Hari ke Depan
Masyarakat NTB diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut dalam tujuh hari ke depan. Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta gelombang tinggi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Barat dalam tujuh hari ke depan. Cuaca ekstrem itu berupa curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta gelombang tinggi mencapai enam meter di perairan.
Pelaksana Harian Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Nanang Fahrozi dalam keterangan resminya, Kamis (13/4/2023), menjelaskan, potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi pada periode 13 April 2023 sampi 19 April 2023.
Curah hujan yang bisa disertai petir dan angin kencang diprediksi terjadi di sepuluh kabupaten/kota di NTB di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Fenomena itu terjadi di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Dompu.
Gelombang tinggi yang berpotensi terjadi pada periode sama, kata Nanang, dibagi dalam beberapa kategori. Gelombang itu terjadi di Selat Alas (antara Lombok dan Sumbawa), Selat Lombok (antara Lombok dan Bali), dan Selat Sape (antara Sumbawa sebelah barat dan Pulau Komodo sebelah timur).
Gelombang dengan tinggi 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Lombok-Selat Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, laut Sumbawa, dan Selat Sape bagian utara. Kategori gelombang dengan tinggi 2,5-4 m berpotensi terjadi di Selat Alas bagian selatan dan Selat Sape bagian selatan. Adapun kategori gelombang 4-6 m berpotensi terjadi di Selat Lombok bagian selatan dan Samudera Hindia selatan NTB.
Cuaca ekstrem tersebut tidak terlepas dari kondisi cuaca saat ini. Menurut Nanang, BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh Indonesia. Saat ini, kata Nanang, kondisi cuaca di Indonesia memperlihatkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan cuara hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Sejumlah fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif terpantau dalam beberapa waktu ke depan. Seperti aktifnya gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dan diimbangi suhu permukaan laut yang cukup hangat di wilayah NTB.
Nanang menambahkan, fenomena lainnya adalah adanya siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, serta pertemuan dan perlambangan kecepatan angin.
Menurut Nanang, saat ini teramati satu siklon tropis dan satu bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Siklon tropis tersebut adalah Ilsa yang terpantau di Samudera Hindia, selatan Pulau Sumba. Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 90 knot dan tekanan udara minimum 942 milibar yang bergerak ke arah Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia.
Adapun bibit siklon yang terjadi adalah bibit Siklon Tropis 90 W. Bibit siklon tersebut terpantau di Filipina bagian utara dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 008.5 milibar ke arah Barat Laut. Potensinya menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah.
Cuaca ekstrem tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Hal itu yang juga melanda sejumlah wilayah di Pulau Lombok dan Sumbawa pada awal April.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-BP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB mencatat, pada periode 1-6 April 2023, telah terjadi bencana alam sebanyak 71 kejadian.
Dari 71 kejadian tersebut, tercatat 45 banjir, 16 tanah longsor, dan 10 puting beliung. Bencana alam tersebut mengakibatkan kerusakan pada 357 rumah, 13 fasilitas, dan belasan jembatan, termasuk lebih dari 1.000 hektar sawah rusak.
Saat ini, proses penanganan pascabencana masih berlangsung. Di Sumbawa, menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Rusdianto, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung untuk enam kecamatan di kabupaten tersebut.
Status tanggap darurat berlaku pada 1-30 April 2023, kata Rusdianto.