Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri pada 20 April
Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah pada Kamis, 20 April 2023.
Oleh
Stephanus Aranditio
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah pada Kamis, 20 April 2023. Hasil sidang isbat bisa saja berpotensi berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan hari raya Idul Fitri pada Jumat 21 April 2023.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, metode penetapan 1 Syawal 1444 H sama dengan penentuan 1 Ramadhan kemarin, yakni dengan hisab (penghitungan) dan rukyat (pengamatan langsung). Hitungan hisab sudah diinformasikan dengan laporan sejumlah daerah dari 124 titik rukyat.
”Sidang isbat insya Allah akan digelar tanggal 20 April 2023. Rangkaiannya sama dengan sidang sebelumnya, pertama pemaparan posisi hilal, setelah itu shalat Maghrib, baru sidang isbat,” kata Kamaruddin di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Posisi hilal saat sidang isbat di Indonesia akan mengikuti kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). MABIMS bersepakat menggunakan kriteria, yakni ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dengan demikian, bisa ada potensi perbedaan hari Lebaran antara NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi Islam besar di Indonesia ini memang mempunyai perbedaan cara dalam menetapkan awal bulan.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau penghitungan astronomi yang menghitung posisi geometris Bulan dan Matahari. Sementara NU mengutamakan metode rukyatul hilal melalui observasi dari sejumlah titik pengamatan.
”Potensi perbedaan ada, tetapi kami masih menunggu hasil sidang isbat dan melihat posisi hilal yang ada di seluruh Indonesia, serta mempertimbangkan masukan dari ormas,” ucapnya.
Sidang isbat akan diikuti oleh sejumlah pihak, di antaranya para duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, MUI, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).
Ada pula Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, serta pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam dan pondok pesantren.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, makna dan nilai hari Idul Fitri tidak akan berubah meski ada potensi perbedaan hari Lebaran. Setiap umat Islam diharapkan untuk terus mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan perbuatan baik di sisa Ramadhan ini.
”Kita tetap bisa mempererat silaturahmi dengan kegiatan sosial berbagi bersama seperti dengan anak yatim, sekaligus kami juga berbagi dengan mengadakan mudik bersama sebanyak 23 bus,” kata Yaqut seusai membagi santunan kepada 200 anak yatim di Kantor Kemenag, Jakarta.