Jelang Libur Lebaran, Produsen Getuk di Magelang Bersiap Tingkatkan Produksi
Menjelang masa libur Lebaran, sejumlah produsen getuk di Magelang, Jawa Tengah, mulai bersiap meningkatkan produksi. Mereka mulai menambah stok bahan baku dan menyiapkan tambahan pekerja untuk memproduksi getuk.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Rifah, salah seorang produsen getuk, memotong-motong getuk sesuai permintaan pelanggan yang datang ke kiosnya di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Rabu (12/4/2023).
MAGELANG, KOMPAS — Menjelang masa libur Lebaran, sejumlah produsen getuk di Magelang, Jawa Tengah, mulai bersiap meningkatkan produksi. Selain menambah stok bahan baku, sebagian pelaku usaha itu juga mulai menyiapkan tambahan pekerja untuk memproduksi getuk. Hal itu dilakukan karena permintaan getuk biasanya meningkat saat Lebaran.
Eni, salah seorang karyawan usaha Getuk Gondok di Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, mengatakan, saat ini, pihaknya sudah memesan singkong sebagai bahan baku getuk dalam jumlah lebih besar dibandingkan hari biasa. Singkong untuk bahan baku getuk itu didatangkan dari Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
”Kalau untuk produksi harian, kami biasanya hanya butuh dua hingga tiga kuintal singkong. Tapi pada masa libur Lebaran mulai minggu depan, kami minta pihak pemasok menyiapkan dua hingga tiga ton singkong,” ujar Eni, Rabu (12/4/2023).
Eni mengaku optimistis akan terjadi peningkatan permintaan getuk saat libur Lebaran. Bahkan, pada pekan ini, 50 pelanggan sudah memesan getuk untuk diambil pada masa libur Lebaran. Untuk memenuhi pesanan itu, dibutuhkan bahan baku sebanyak tiga hingga empat kuintal singkong.
Eni menambahkan, pemesanan getuk diprediksi semakin ramai pada minggu depan. Dengan dimulainya arus kedatangan pemudik, biasanya banyak warga memesan getuk untuk acara buka bersama. Adapun setelah Lebaran, getuk banyak dipesan sebagai suguhan saat acara silaturahmi dengan keluarga.
Aneka getuk disajikan, dijual di salah satu kios milik pedagang di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Rabu (12/4/2023).
Dengan adanya peningkatan permintaan itu, Eni menuturkan, selama masa libur Lebaran, Getuk Gondok hanya akan libur selama satu hari, yakni pada hari-H Lebaran atau Sabtu (22/4/2023). Setelah itu, usaha tersebut akan kembali buka dan menerima pesanan.
”Setelah Lebaran, kami biasanya menjalankan aktivitas produksi lebih panjang demi memenuhi tingginya permintaan,” kata Eni. Pada hari biasa, aktivitas produksi berlangsung pukul 04.00 hingga pukul 07.00. Adapun selama masa libur Lebaran, produksi getuk dilakukan hingga pukul 12.00.
Hal serupa juga dilakukan oleh Rifah, pemilik usaha Getuk Pojok di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang. Pada hari biasa, Rifah mulai bekerja membuat getuk pada pukul 03.00. Namun, mulai minggu depan, dia akan memulai aktivitas produksi pukul 01.00.
”Pada masa libur Lebaran, kami harus menggenjot produksi sejak dini hari karena banyak pelanggan memesan getuk dan mengambilnya sejak subuh untuk selanjutnya dibawa keluar kota,” ujarnya.
Menurut Rifah, pada hari-hari biasa, dia hanya membutuhkan satu hingga dua kuintal singkong untuk bahan baku getuk. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan, kebutuhan singkong diperkirakan meningkat menjadi tiga kuintal singkong per hari.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Produk getuk dengan merek Getuk Trio. Getuk Trio adalah produk khas Magelang, yang sudah diproduksi sejak tahun 1958.
Pemilik usaha Getuk Trio di Kota Magelang, Herry Wiyanto, juga mengaku telah menyiapkan tambahan pekerja untuk membantu menggenjot produksi jika ada lonjakan permintaan saat libur Lebaran.
”Saya sudah menghubungi sedikitnya empat orang dan meminta mereka bersiap bekerja saat getuk mulai ramai diserbu pembeli,” kata Herry.
Dengan dimulainya arus kedatangan pemudik, biasanya banyak warga memesan getuk untuk acara buka bersama.
Di luar persiapan libur Lebaran, Herry menambahkan, dirinya juga meminta pihak pemasok mencari singkong yang berkualitas untuk bahan baku getuk. Hal ini penting untuk menghasilkan produk getuk yang tetap layak dimakan hingga tiga hari setelah diproduksi.
Menurut Herry, di tengah tingginya intensitas hujan saat ini, rata-rata singkong yang dipanen mengandung banyak air. Kondisi itu membuat produk getuk yang dihasilkan berkualitas kurang bagus.