Jateng Siapkan Antisipasi Kemacetan di Jalur Mudik hingga Tempat Wisata
Persiapan menyambut pemudik dilakukan oleh berbagai pihak di Jateng. Selain kepadatan di jalur mudik, kenyamanan dan keamanan masyarakat di tempat wisata juga menjadi perhatian.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang paling banyak dituju pemudik pada libur Lebaran 2023. Pemerintah Provinsi Jateng pun mengantisipasi potensi kemacetan di jalur mudik ataupun jalan menuju tempat wisata dengan menyiapkan jalur alternatif dan sistem rekayasa lalu lintas.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perhubungan Jateng Syurya Deta Syafrie menyebut, 123,8 juta orang di Indonesia diperkirakan akan melakukan pergerakan selama masa libur Lebaran. Dari jumlah tersebut, 32,7 juta orang atau 26,4 persen diprediksi masuk ke Jateng.
”Adapun hasil analisis tren yang kami lakukan dari tahun 2018-2022 menunjukkan, 13,38 persennya atau sekitar 12,9 juta orang diperkirakan tinggal selama beberapa hari di Jateng. Angka ini, jika ditambah dengan jumlah penduduk Jateng saat ini yakni 36 juta jiwa, maka pada libur Lebaran nanti, jumlah orang di Jateng hampir 50 juta jiwa,” kata Deta, Minggu (9/4/2023).
Banyaknya orang yang menuju ke Jateng itu dikhawatirkan bakal menimbulkan kemacetan di jalur utama pemudik, yakni Jalan Tol Trans-Jawa dan jalan pantura. Untuk memecah kepadatan arus, pemerintah setempat akan mengarahkan sebagian pemudik untuk melalui jalur-jalur alternatif.
Pemudik dari perbatasan Jawa Barat, misalnya, bisa melalui jalur alternatif di Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, menuju Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Dari Ketanggungan, ada jalan alternatif menuju Slawi, Kabupaten Tegal, yang mengarah ke Randudongkal, Pemalang. Dari Randudongkal, pemudik bisa menuju ke Kecamatan Sukorejo, kemudian Kecamatan Boja di Kendal.
Sementara itu, pemudik yang akan mengarah ke Jawa Timur bisa melalui jalan alternatif Semarang-Purwodadi di Kabupaten Grobogan. Dari Grobogan, pemudik bisa mengarah ke Blora, lalu menuju Pati hingga ke perbatasan Jatim.
Adapun pemudik dari jalan pantura Jateng yang akan menuju ke wilayah tengah Jateng bisa melalui jalur Semarang-Ungaran ataupun Semarang-Bawen. Jika pemudik datang dari arah Pati, jalur Pati-Purwodadi bisa dipilih. Setelah itu, pemudik bisa menuju ke Gemolong, Kabupaten Sragen.
Deta menambahkan, pihaknya juga akan mendirikan sejumlah posko di sepanjang jalur mudik. Di tiap posko, ada petugas gabungan dari berbagai instansi yang akan membantu menunjang kenyamanan masyarakat selama mudik.
Antisipasi kemacetan juga dilakukan oleh pengelola jalan tol yang menjadi jalur utama pada mudik Lebaran 2023. Di ruas Batang-Semarang Jalan Tol Trans-Jawa, pengelola akan mengoptimalkan pengoperasian gardu transaksi di gerbang-gerbang tol. Penambahan alat berupa mobile reader juga akan dilakukan untuk mempercepat proses transaksi sehingga tidak terjadi penumpukan di depan gerbang tol.
”Kami juga akan memanfaatkan kamera pemantau untuk memantau kondisi lalu lintas di ruas Batang-Semarang. Informasi mengenai kondisi terkini lalu lintas akan kami sampaikan kepada masyarakat yang melintas melalui variable message sign yang terpasang di sejumlah titik di jalan tol,” Direktur Utama PT Jasa Marga Tol Semarang-Batang Nasrullah.
Sekitar 12,9 juta orang diperkirakan tinggal selama beberapa hari di Jateng.
Wisata
Selain di jalur mudik, pemerintah juga mengantisipasi kemacetan di tempat-tempat keramaian, seperti tempat wisata. ”Nanti kami akan menerapkan manajemen rekayasa lalu lintas di tempat-tempat wisata agar tidak ada sumbatan atau gangguan sehingga lalu lintas tetap lancar,” ujar Deta.
Tak hanya persoalan lalu lintas, kenyamanan dan keamanan masyarakat di tempat wisata juga menjadi perhatian. Beberapa hari terakhir, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau tempat-tempat wisata di Kabupaten Karanganyar dan Klaten. Di Karanganyar, Ganjar meminta pengelola tempat wisata memastikan wahana-wahana yang ada dicek dan diaudit terlebih dahulu.
”Saya ingatkan kepada semua pengelola pariwisata, tolong diaudit venue-venue di mana permainan itu sering dipakai. Umpama di tempat-tempat selfie, pastikan itu semua kokoh. Lalu ada flying fox, diaudit dulu dan dipastikan aman. Jembatan-jembatan yang menyeberang sungai-sungai juga dipastikan aman,” ucap Ganjar.
Menurut Ganjar, audit diperlukan untuk menghindari kecelakaan di tempat wisata. Jika kondisi wahana sudah sesuai standar, pengunjung bisa berlibur dengan tenang.
Di Karanganyar, Ganjar menemukan banyaknya sampah di salah satu tempat wisata. Ia pun mengimbau para pengelola tempat wisata menambah fasilitas tempat sampah. Edukasi dan sosialisasi agar masyarakat membuang sampah di tempat sampah juga diharapkan bisa terus dilakukan agar kebersihan di tempat-tempat wisata bisa terjaga.
Di Klaten, Ganjar mengecek kesiapan pengelola Candi Prambanan dalam menyambut kunjungan pada masa libur Lebaran. Ganjar menilai, secara keseluruhan, pihak pengelola candi itu sudah mempersiapkan berbagai fasilitas dengan baik.
”Sistem tiketnya bagus, antreannya juga bagus. Tempat parkirnya luas dan disiapkan juga fasilitas kesehatannya. Artinya, semuanya sudah siap,” tuturnya.