Pasar Tumpah di Pantura Cirebon Rawan Memicu Kemacetan Saat Mudik Lebaran
Pasar tumpah di jalur pantai utara Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, rawan memicu kemacetan saat arus mudik Lebaran 2023. Kepolisian Resor Kota Cirebon dan instansi terkait pun menerjunkan personel untuk mencegah kepadatan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pasar tumpah di jalur pantai utara Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, rawan memicu kemacetan saat arus mudik Lebaran 2023. Kepolisian Resor Kota Cirebon dan instansi terkait pun menerjunkan personel hingga merekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kepadatan.
Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar Arif Budiman mengatakan, salah satu potensi kemacetan di jalur pantura Cirebon saat arus mudik adalah pasar tumpah yang berada di bahu jalan. Titik tersebut tersebar di Pasar Tegalgubug, Pasar Minggu Palimanan, Pasar Weru, dan Pasar Gebang.
”Pasar Tegalgubug menjadi atensi. Kami telah menyiapkan personel untuk berjejer membentuk pagar betis dan pemasangan barikade,” ujar Arif, Kamis (6/4/2023), di Cirebon. Dengan upaya tersebut, lanjutnya, pedagang tidak lagi berjualan di badan jalan. Begitu pun dengan aktivitas bongkar muat.
Pasar Tegalgubug berada di jalur arteri yang menghubungkan Indramayu dan Cirebon. Setiap hari pasaran, seperti Selasa dan Sabtu, kendaraan yang mengarah ke Jakarta dan Cirebon kerap mengantre lebih dari 500 meter akibat pasar tumpah. Tidak ada jembatan penyeberangan warga di jalur itu.
Menurut Arif, polisi telah berkoordinasi dengan dinas perhubungan setempat dan pengelola Pasar Tegalgubug untuk mencegah pedagang menempati bahu jalan. Pihaknya juga akan memasang barrier dan menutup U-turn atau penggalan jalan untuk mencegah kepadatan di depan pasar.
Menurut Arif, pola itu juga diterapkan di sejumlah pasar yang rawan memicu kemacetan saat mudik di pantura Cirebon. Menurut rencana, polisi mulai menerapkan rekayasa arus lalu lintas itu. ”Pola ini sudah dilakukan medio 2022. Pola ini cukup berhasil dan arus lalu lintas lancar,” katanya.
Arif mengatakan, pasar tumpah perlu diantisipasi karena volume kendaraan yang melintasi pantura bakal meningkat seiring pemberlakuan sistem satu arah atau ”one way” di jalan tol. Pemberlakuan sistem itu, lanjutnya, berdasarkan kondisi arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama.
Apalagi, survei Kementerian Perhubungan memprediksi, jumlah pemudik Lebaran tahun ini mencapai 123,8 juta orang atau meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 85,5 juta orang. Sebanyak 27,32 juta pemudik menggunakan kendaraan pribadi dan 25,1 juta memakai sepeda motor.
Pemudik tersebut berpotensi melintasi jalur pantura selama arus mudik Lebaran. Itu sebabnya, lanjut Arif, polisi telah menyiapkan sejumlah jalur alternatif jika pantura macet. Bila jalur pantura Weru macet, misalnya, polisi akan mengarahkan pemudik arah Jakarta via Karangampel.
Kepala Subdirektorat Manajamen dan Rekayasa Lalu Lintas Kementerian Perhubungan Rudi Irawan mengatakan, selain jalan tol, banyak pemudik juga melintasi pantura. Pihaknya memprediksi, sebanyak 1,5 juta mobil akan melalui pantura. Ini belum termasuk sepeda motor.
Menurut Rudi, selain rekayasa lalu lintas di sekitar pasar tumpah, pemerintah juga akan membatasi pengoperasian mobil barang di waktu tertentu yang akan ditentukan selanjutnya. Pembatasan tidak berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan pokok, bahan bakar minyak, uang, hewan, dan pupuk.
Pemerintah, katanya, juga telah memperpanjang waktu cuti bersama dari tanggal 21 April menjadi 19 April. ”Cuti lebih awal ini bertujuan agar tidak terjadi satu puncak arus mudik. Kami mengimbau agar pemudik mengatur waktu keberangkatannya untuk mencegah kepadatan,” ujarnya.