Pasar Tumpah di Pantura Cirebon Masih Rawan Memicu Kemacetan Saat Mudik Lebaran
Pasar tumpah di jalur pantai utara Cirebon, Jawa Barat, rawan menimbulkan kemacetan saat arus mudik Lebaran 2022. Polisi pun menyiapkan langkah antisipasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pasar tumpah di jalur pantai utara Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih saja rawan memicu kemacetan saat arus mudik Lebaran 2022. Kepolisian Resor Kota Cirebon dan instansi terkait pun mengantisipasi dampak pasar tumpah dengan menerjunkan personel hingga merekayasa lalu lintas.
Pada Senin (18/4/2022), polisi bersama dinas perhubungan setempat mengangkat barrier beton atau pembatas jalan di depan Pasar Tegalgubug agar bahu jalan semakin luas. Barrier itu lalu menutup U-turn atau penggalan jalan untuk mencegah kendaraan berpindah jalur sehingga memicu kemacetan dan kecelakaan.
”Kalau kami tidak tutup, kendaraan bisa memutar sembarangan sehingga macet. Tidak mudik juga terjadi kemacetan yang parah di Pasar Tegalgubug ini,” ungkap Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa Satuan Lalu Lintas Polresta Cirebon Ajun Komisaris Sae Mulyana. Saat hari pasar, seperti Selasa dan Sabtu, kepadatan ratusan meter terjadi di Tegalgubug.
Selain berkoordinasi dengan pengelola pasar, pihaknya juga bakal menerjunkan personel untuk mengantisipasi pasar tumpah yang kerap menutupi bahu jalan. Pihaknya bahkan menyiapkan rekayasa lalu lintas dengan sistem lawan arus atau contra flow menuju ke arah timur di sekitar Pasar Tegalgubug jika terjadi kemacetan.
Hal serupa, lanjutnya, bakal diberlakukan di pasar tumpah lainnya di sepanjang pantura Cirebon. Selain Tegalgubug, pasar tumpah yang berpotensi menimbulkan kemacetan juga berada di Pasar Minggu Palimanan, Weru, Mundu, Gebang, dan Pasar Losari. ”Apakah di Weru dan Gebang contra flow, nanti lihat arus lalu lintas,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Imam Ustadi memperkirakan jumlah pemudik bakal melonjak jelang Lebaran tahun ini. Apalagi, Cirebon menjadi daerah perlintasan menuju Jawa dan sebaliknya. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, sekitar 85,5 juta orang atau 31,6 persen dari penduduk Indonesia akan mudik pada Lebaran tahun ini. Sekitar 18,9 juta orang di antaranya diperkirakan menggunakan moda transportasi udara, laut, dan kereta di seluruh provinsi. Sisanya, pemudik melalui jalur darat, termasuk Cirebon.
”Bisa 21 juta orang lewat sini. Kalau pemudik Cirebon diperkirakan 200.000 orang. Tahun 2020, jumlahnya hanya 70.000 pemudik,” ungkap Imam.
Minim penerangan
Meski rekayasa lalu lintas sudah disiapkan, pihaknya mengakui, penerangan jalan umum (PJU) menjelang arus mudik belum maksimal. Jalur pantura di bagian timur Cirebon, seperti Pangenan dan Gebang, termasuk minim penerangan. ”Masih ada beberapa yang perlu perbaikan, ada (PJU) yang mati. Stok (material) kami kosong. Kalau ada, kami pasang,” ujarnya.
Kepala Bidang Prasarana Perhubungan Dishub Kabupaten Cirebon Hilman Firmansyah menambahkan, perbaikan PJU telah dilakukan di jalur pantura, antara lain di Palimanan, Bunder, dan Kedawung. Menurut dia, jalan nasional itu merupakan kewenangan pemerintah pusat, bukan dishub setempat. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan pusat.
Saat ini, PJU yang terpasang di wilayah Cirebon, termasuk jalan nasional, berkisar 13.000 titik. ”Ini masih kurang 14.000 titik secara keseluruhan di Cirebon. Dari tahun kemarin kami sudah mengajukan. Tetapi, mungkin keterbatasan anggaran pemerintah provinsi dan pusat. Mudah-mudahan bisa secepatnya ditangani,” ungkapnya.