logo Kompas.id
NusantaraTak Masuk Akal, tetapi Kasus...
Iklan

Tak Masuk Akal, tetapi Kasus Penggandaan Uang Berulang

Penipuan bermodus penggandaan uang terjadi sejak lama. Di sebagian kasus, pelaku nekat membunuh korbannya. Hasrat memiliki harta dengan cara instan, serta percaya hal klenik memicu kasus serupa terus berulang.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI, MEGANDIKA WICAKSONO
· 4 menit baca
Slamet Tohari (tengah) digelandang jajaran Polres Banjarnegara di kebun singkong tempat dikuburkannya 12 korban yang dibunuhnya dalam kasus penggandaan uang di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023).
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Slamet Tohari (tengah) digelandang jajaran Polres Banjarnegara di kebun singkong tempat dikuburkannya 12 korban yang dibunuhnya dalam kasus penggandaan uang di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023).

Kasus pembunuhan yang dilakukan Slamet Tohari (45) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengejutkan banyak pihak. Sebanyak 12 korban dibunuh dan dikubur di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Jasad korban ditemukan pada Senin (3/4/2023).

Pembunuhan yang dilakukan Slamet berawal dari penipuan dengan modus penggandaan harta. Para korban mengenal Slamet sebagai dukun yang bisa menggandakan uang. Korban dibunuh setelah berkali-kali menagih hasil penggandaan hartanya.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000