Sebanyak 185 Pengungsi Rohingya di Aceh Direlokasi ke Riau
Sejak November 2022 hingga Maret 2023, sebanyak 895 pengungsi Rohingya masuk ke Aceh. Mereka tersebar di Aceh Besar, Pidie, Lhokseumawe, dan Aceh Timur. Mereka ditampung sementara di daerah-daerah itu.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sebanyak 185 pengungsi etnis Rohingya, yang selama ini ditampung sementara di Kabupaten Pidie dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, pada Selasa (4/4/2024) diangkut ke Riau. Pengungsi tidak ingin terlalu lama tinggal di pengungsian.
Sejak November 2022 hingga Maret 2023, sebanyak 895 pengungsi Rohingya masuk ke Aceh. Mereka tersebar di Aceh Besar, Pidie, Lhokseumawe, dan Aceh Timur. Mereka ditampung sementara di daerah-daerah itu.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pidie, Muslim, dihubungi pada Selasa (4/4/2023) mengatakan, baru 130 pengungsi yang dipindahkan dari Pidie ke Riau. Masih ada 133 pengungsi yang belum mendapat jadwal relokasi. Mereka adalah pengungsi yang terdampar pada Desember 2022.
Selain dari Pidie, ada 55 pengungsi asal Kota Lhokseumawe yang juga dipindahkan ke Riau. Mereka adalah bagian dari 299 orang yang masuk Indonesia pada November 2022. Sebanyak 244 lainnya dilaporkan kabur saat ditampung di bekas kantor imigrasi di Lhokseumawe.
Sementara itu, Dinsos Aceh menyebutkan, ingin mengembalikan fungsi UPTD Rumoh Sejahtera Bejroh Meukarya (RSBM) Ladong di Kabupaten Aceh besar. Dalam beberapa tahun terakhir, tempat itu digunakan menampung 333 pengungsi Rohingya.
Kepala Dinas Sosial Aceh Yusrizal mengatakan, UPTD itu diperuntukkan sebagai pusat pelatihan dan peningkatan skil penyandang disabilitas dan orang yang mengalami persoalan sosial. ”Kami ingin menggunakan kembali bangunan tersebut sesuai fungsinya,” kata Yusrizal.
Pengungsi Rohingya yang ditampung di UPTD Ladong Muhammad Fairuz (23) mengatakan, juga enggan tinggal lama di Indonesia. Sejak awal, dia hendak pergi ke Malaysia, tapi terdampar di Aceh tiga bulan lalu.
”Ayahku telah meninggal dalam konflik, kini aku tidak peduli siapa pun yang membawaku ke negara lain,” kata Fairuz.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Iskandar Al Farlaky, mengatakan, pengungsi Rohingya telah menjadi korban perdagangan orang. Oleh karena itu, butuh penyelesaian konflik di tingkat regional. Tujuannya agar pengungsi Rohingya dapat hidup dengan damai tanpa harus lari ke negara lain.