Piala Dunia U-20 Batal, Gibran Kembalikan Stadion Manahan Jadi Kandang Persis Solo
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menghormati keputusan FIFA yang mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia legawa meski laga final ajang itu batal dilakukan di Stadion Manahan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menghormati keputusan FIFA yang mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia legawa laga final yang seharusnya digelar di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, itu batal. Stadion yang hampir rampung renovasinya tersebut akan digunakan kembali sebagai kandang tim sepak bola lokal, Persis Solo.
”Tidak apa-apa. Ini kita jadikan pelajaran bersama. Kita sekarang fokus ke Persis Solo saja. Persis mainnya lagi bagus. Kita dorong biar bisa main lagi di Stadion Manahan,” kata Gibran, mengenakan seragam kandang Persis Solo, di kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2023).
Sebelumnya, laga kandang bagi Persis Solo terpaksa digelar di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu dilakukan karena Stadion Manahan direnovasi untuk Piala Dunia U-20 sejak akhir Desember 2022.
Sejauh ini, Gibran mengungkapkan, renovasi yang tengah berlangsung akan diselesaikan sesuai kontraknya. Ia meyakini, renovasi yang sudah dilakukan tidak akan sia-sia. Alasannya, sebut dia, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah menyiapkan sejumlah rencana cadangan pengganti Piala Dunia U-20.
Sebelumnya, anggaran utama pemugaran renovasi stadion berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Namun, Pemerintah Kota Surakarta juga mengalokasikan sejumlah dana untuk keperluan mempercantik kawasan stadion serta penambahan fasilitas pendukung. Ketika ditanyai besaran anggarannya, Gibran enggan menyebut jumlahnya.
”Anggarannya lumayan besar. Kami sampai menggeser anggaran untuk support acara ini. Tetapi, itu tidak apa-apa karena memang sudah komitmen kami yang sudah tanda tangan (kesepakatan sebagai penyelenggara). Jadi, kalau harus menggeser anggaran, menambah anggaran, saya rasa itu tidak masalah,” kata Gibran.
Selama ini, Gibran menyatakan telah berupaya maksimal menyiapkan Piala Dunia U-20 di Kota Surakarta. Apalagi, kota yang dipimpinnya ditunjuk sebagai arena laga final. Sayangnya, sejumlah acara sebelum dan sesudah laga utama terpaksa batal. Ia tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut.
”Saya memosisikan diri sebagai tuan rumah. Saya juga sudah ditugasi menjadi tuan rumah final. Maka, persiapan kami benar-benar total. Tidak apa-apa. Stadionnya masih bisa digunakan. Tenang saja,” kata Gibran.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Surakarta Rini Kusumandari mengatakan, renovasi stadion ditargetkan selesai 1 April 2023. Pengerjaan yang terakhir ialah pengaspalan kawasan luar stadion seluas 2.000 meter persegi. Untuk penyempurnaan kualitas rumput, pihaknya masih menunggu mesin penyulaman rumput yang akan tiba pekan depan.
Rini juga belum bisa memerinci biaya yang sudah dikucurkan. Ia mengungkapkan, sejumlah perabotan sudah dibeli sesuai kebutuhan pemugaran. Barang-barang yang sudah terbeli itu nantinya akan dipasang sebagaimana mestinya.
”Kalau memang ada belanja yang belum kita lakukan, nanti akan dibatalkan. Yang sudah dibelanjakan, ya,sudah nanti dipasang. Itu ada peralatan elektronik, meja, dan kursi untuk media center. Semuanya sudah dikirim ke Stadion Manahan, tinggal dipasang,” kata Rini.
Dengan pembatalan Piala Dunia U-20, lanjut Rini, pendapatan potensial yang hilang dari operasional stadion diperkirakan Rp 500 juta. Sejak akhir Desember 2022, stadion tersebut ditutup untuk segala macam aktivitas demi kepentingan renovasi.