Dua awak kapal MT Kristin telah ditemukan dalam kondisi meninggal. Pemilik MT Kristin menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas dampak kebakaran kapal pengangkut BBM tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kapal MT Kristin yang membawa 5.900 kiloliter pertalite terbakar di perairan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (26/3/2023) sore lalu. Dua dari tiga awak yang hilang ditemukan meninggal. Terkait kejadian itu, PT Hanlyn Jaya Mandiri selaku pemilik kapal siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.
Direktur PT Hanlyn Jaya Mandiri Tedi Supriadi dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Rabu (29/3/2023), mengatakan, pihaknya sebagai pemilik kapal bertanggung jawab penuh menjamin keselamatan awak kapal, kargo kapal, dan penanganan MT Kristin.
Tedi menambahkan, mereka juga bertanggung jawab penuh atas penanggulangan risiko dampak lingkungan dan siap bekerja sama dengan pihak terkait dalam pemeriksaan dan investigasi penyebab insiden tersebut.
Menurut Tedi, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan jajaran Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Polairud, Kantor SAR, kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan, Pelindo, dan pihak terkait lainnya.
”Itu untuk memastikan penanganan MT Kristin dapat dilaksanakan sesuai dengan standar keselamatan dan tidak berdampak lingkungan,” kata Tedi.
Seperti diberitakan, KM MT Kristin dengan awak 17 orang terbakar pada Minggu sore sekitar pukul 14.50 Wita. Berdasarkan laporan sementara, insiden terbakarnya kapal terjadi saat kapal melakukan labuh jangkar. Titik api terlihat berasal dari forecastle atau mooring deck depan. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
Dari 17 awak, 14 orang selamat. Sementara tiga awak kapal dinyatakan hilang pascakejadian. Hingga saat ini, dua awak telah ditemukan dalam kondisi meninggal.
Awak yang pertama ditemukan bernama Sukirman selaku bosun atau kepala kelasi. Ia ditemukan dalam keadaan meninggal. Jenazah Sukirman ditemukan di atas kapal sehari pascakejadian.
Rabu pagi ini, jenazah Sukirman diterbangkan ke Jakarta untuk kemudian dibawa ke kampung halamannya di Cirebon.
Korban kedua
Selain Sukirman, pada Rabu pagi, Tim SAR gabungan juga menemukan satu jenazah lainnya. Namun, identitasnya masih menunggu hasil identifikasi.
”Korban ditemukan mengambang di perairan Jeranjang sekitar pukul 08.30 Wita. Lokasi penemuan sekitar 6,20 mil laut (1 mil laut = 1,85 kilometer) barat daya dari lokasi kejadian,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Lalu Wahyu Efendi.
Lalu Wahyu menambahkan, awak kapal yang ditemukan pada hari keempat pencarian tersebut dalam kondisi tubuh utuh. Ia masih menggunakan pakaian kerja.
”Jenazahnya dievakuasi menggunakan perahu karet dan dibawa ke Pelabuhan Penumpang Kedaro, Lembar, menggunakan kapal Rescue Boat 220 Mataram,” kata Lalu Wahyu.
Begitu tiba di pelabuhan sekitar pukul 09.30 Wita, jenazah diserahkan ke pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Lembar untuk dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. ”Tinggal satu orang lagi dalam pencarian,” kata Lalu Wahyu.
Dalam pencarian, tim SAR gabungan memperluas area hingga 88 mil laut atau NM (1 NM = 1,85 kilometer) ke arah barat dari lokasi kejadian.
Alat utama yang digunakan, kata Lalu Wahyu, di antaranya kapal Rescue Boat 220 Mataram, Rigit Inflatable Boat (RIB), dan KAL Lembar II-7-17 yang diberangkatkan dari Pelabuhan Lembar.
”Di samping itu, satu tim juga digerakkan dari Pantai Loang Baloq, Mataram, menggunakan perahu karet bermesin. Juga ada pencarian melalui pesisir pantai,” kata Lalu Wahyu.