Luas Tanam Cabai di Malang Pengaruhi Fluktuasi Harga
Harga cabai rawit di Malang turun sejak 20 Maret 2023, sebaliknya harga cabai besar naik. Petani masih menunggu datangnya musim kemarau untuk menanam cabai.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Seorang petani tengah menyingkirkan rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman cabai dengan buah masih menghijau di Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023).
MALANG, KOMPAS — Harga cabai di tingkat petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih fluktuatif. Luasan tanam cabai yang masih terbatas akibat pengaruh musim diduga ikut memengaruhi fluktuasi harga jual di tingkat petani.
Berdasarkan data sistem harga rata-rata kebutuhan pokok (Si Harkepo) Kabupaten Malang di wilayah Kecamatan Kepanjen, pada Kamis (2/3/2023) harga cabai rawit Rp 60.000 per kilogram. Tren harga cabai rawit terus naik hingga Rp 78.000 per kilogram pada 20 Maret 2023. Setelah itu, angkanya menurun menjadi Rp 62.000 per kilogram pada 27 Maret 2023.
Sementara harga cabai merah besar sejak 20 Maret 2023 terus melonjak, dari sebelumnya Rp 30.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram per 27 Maret 2023 atau naik 33,3 persen.
Salah seorang pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Malang, Ali Masjudi, Rabu (29/3/2023), menuturkan, saat ini luasan tanaman cabai di wilayahnya belum sebanyak saat kemarau. Banyak petani belum berminat menanam cabai disebabkan curah hujan masih tinggi.
”Tanaman cabai riskan akan curah hujan tinggi. Tanaman bisa rusak. Itu sebabnya, saat ini di sentra-sentra cabai di Kabupaten Malang tanaman cabainya belum banyak, seperti di Kecamatan Poncokusumo,” katanya.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Tangkapan layar grafik fluktuasi harga cabai rawit di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tahun 2023, dari laman Sistem Harga Rata-rata Kebutuhan Pokok Kabupaten Malang, Rabu (29/3/2023).
Masih terbatasnya produksi cabai, menurut Ali, membuat harga cabai di tingkat petani dan pasar turun-naik. ”Beberapa hari lalu, informasi yang saya dapat dari petani, harga cabai besar naik dari sebelumnya Rp 15.000-Rp 20.000 menjadi Rp 20.000-Rp 25.000 per kilogram. Yang rawit sekarang Rp 60.000-an,” katanya.
Salah satu petani dari Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, yang memiliki lahan di kawasan Junrejo, Kota Batu, Sukamto (52), membenarkan bahwa tanaman cabai rentan terhadap hujan. Untuk menangkal hama, dirinya melakukan penyemprotan tiap empat hari sekali.
Sukamto memiliki lahan seluas 800 meter persegi. Lahan itu ditanami cabai merah yang saat ini baru berumur sekitar dua bulan. Dibandingkan dengan cabai milik petani lainnya, tanaman milik Sukamto kondisinya bagus dan minim serangan hama.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Tanaman cabai besar, sebagian telah memerah dan siap dipetik, milik petani di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023).
”Ini hasilnya lumayan karena akhir-akhir ini hujannya tidak terlalu lebat. Yang di daerah lain ada yang terserang hama. Nanti, ini menjelang Lebaran kemungkinan baru panen,” ujarnya.
Terkait dengan ketersediaan cabai dan stabilitas harga, Pemerintah Kabupaten Malang meminta masyarakat ikut mewujudkan ketahanan pangan melalui gerakan menanam cabai di pekarangan. Gerakan ini sekaligus untuk mengatasi inflasi di Malang Raya yang salah satunya dipengaruhi oleh cabai.
Pemerintah Kabupaten Malang meminta masyarakat ikut mewujudkan ketahanan pangan melalui gerakan menanam cabai di pekarangan.
Sebelumnya, dalam acara Gerakan Menanam Cabai dan Budidaya Ikan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Bupati Malang M Sanusi mengatakan, sejauh ini pemanfaatan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga belum optimal. Pihaknya berharap masyarakat bisa ikut bersinergi mengatasi kebutuhan akan pangan itu.
Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi cabai rawit di Kabupaten Malang pada tahun 2021 sebanyak 1,58 juta kuintal. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan 2020 yang hanya 779.323 kuintal. Adapun cabai besar 421.364 kuintal, lebih besar dari 2020 yang hanya 293.024 kuintal. Pada 2021 luas tanam cabai di Malang mencapai 4.316 hektar (rawit) dan 1.966 hektar (cabai besar).
Sentra cabai di Kabupaten Malang ada di Poncokusumo, Wajak, dan Ngantang. Pada 2021, misalnya, produksi cabai rawit di Wajak sebanyak 481.091 kuintal, Poncokusumo 421.692 kuintal, dan Ngantang 190.027 kuintal. Sisanya dihasilkan oleh 30 kecamatan yang lain. Sementara produksi cabai besar 421.364 kuintal. Produksi terbanyak ada di Kecamatan Poncokusumo sebanyak 107.532 kuintal.