Bulog NTT Jamin Operasi Pasar Menjangkau Perkampungan
Perum Bulog wilayah NTT menjamin akan terus meningkatkan operasi pasar termasuk untuk masyarakat perdesaan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Di bawah terik matahari, warga mengantre untuk mendapatkan kupon pembelian beras murah dalam kegiatan operasi pasar yang digelar Perum Bulog di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (13/3/2023). Beras dalam kemasan 5 kilogram dibeli dengan harga Rp 45.000.
KUPANG, KOMPAS — Krisis beras yang melanda Nusa Tenggara Timur terus diatasi. Seiring bertambahnya pasokan beras dari luar, termasuk kiriman pemerintah pusat sebanyak 1.600 ton, Perum Bulog selaku distributor memastikan operasi pasar akan menjangkau wilayah perdesaan.
Di sisi lain, masyarakat di perdesaan yang paling terdampak berharap mendapatkan beras dengan harga lebih murah. Pasalnya, harga beras di perdesaan menembus Rp 17.000 per kilogram, sedangkan di perkotaan paling mahal Rp 14.000 per kilogram.
Manajer Bisnis Perum Bulog Kantor Wilayah NTT Melky Lakapu, Rabu (29/3/2023), mengatakan, operasi pasar ke wilayah perdesaan terus ditingkatkan. Volume beras yang dibawa pun bervariasi, bahkan lebih banyak dibandingkan untuk wilayah perkotaan.
”Kalau di kota sekitar 2 ton dan bisa sampai 4 ton per hari, sedangkan di kampung-kampung lebih banyak karena satu kali jalan itu untuk beberapa kampung. Kami akan terus tingkatkan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Berbagai jenis beras dan jagung dijual di Pasar Kasih, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (3/3/2023). Di beberapa wilayah di NTT, harga beras menyentuh Rp 17.000 per kilogram.
Sama dengan di perkotaan, harga jual beras untuk operasi pasar di perdesaan pun Rp 9.000 per kilogram. Setiap orang yang membelinya dijatah 5 kilogram, dan hanya boleh membeli satu kali. Sebagai penandanya, pembeli diwajibkan mencelupkan ujung jari ke dalam tinta.
Jaminan Perum Bulog dengan operasi pasar di perdesaan itu menjawab keluhan masyarakat di wilayah perdesaan yang kecewa lantaran tidak mendapatkan beras murah. Mereka menilai Perum Bulog tidak peduli dengan masyarakat perdesaan lantaran hanya menggelar operasi pasar di perkotaan.
Agata Neno (40), warga Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, berharap operasi beras segera dilakukan di sana. Pasalnya, harga beras kini menembus Rp 17.000 per kilogram. Dengan operasi pasar, harga beras di sana bisa kembali normal seperti sebelumnya yang sekitar Rp 13.000 per kilogram.
Kalau kami yang orangtua, tidak masalah makan makanan lokal, kami kasihan dengan anak-anak yang selama ini terbiasa makan nasi.
Ia menuturkan, banyak rumah tangga kini tak mampu lagi membeli beras. Mereka mengonsumsi jagung, pisang, dan umbi-umbian. ”Kalau kami yang orangtua, tidak masalah makan makanan lokal, kami kasihan dengan anak-anak yang selama ini terbiasa makan nasi,” ucapnya.
Buruh panggul mengeluarkan beras dari dalam kapal di Pelabuhan Rakyat Wuring, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (16/12/2021).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, krisis beras di Nusa Tenggara Timur memaksa pemerintah pusat akhirnya turun tangan. Sebanyak 1.600 ton beras dikirim ke daerah tersebut demi membantu masyarakat yang terpukul kehidupannya akibat kenaikan harga beras yang menembus Rp 17.000 per kilogram.
Pengiriman beras itu merupakan respons pemerintah pusat terhadap krisis beras di NTT. Pemerintah pusat menganggap persoalan pangan merupakan hal yang serius sehingga harus segera diatasi dengan mengirim beras secepatnya. Pengiriman itu dilakukan menggunakan kapal laut dari Surabaya, Jawa Timur (Kompas, 29/3/2023).
Krisis beras di NTT juga direspons oleh Markas Besar Polri sebagaimana siaran pers Polda NTT. ”Sebanyak 50 ton beras cadangan Polri dikirim dari Bulog pusat ke Bulog wilayah NTT dengan pembagian 25 ton untuk Polres Ende dan 25 ton untuk Polres Sikka,” kata Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Ariasandy.
Menurut dia, bantuan beras sebanyak 50 ton itu selanjutnya dikemas dalam ukuran 5 kilogram untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Personel Polri akan mendatangi wilayah sasaran dan menyerahkan bantuan itu kepada mereka yang membutuhkan.
Warga meninggalkan lokasi pasar murah yang digelar Perum Bulog di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (13/3/2023). Dalam satu hari, Perum Bulog menggelontorkan 2 ton beras untuk operasi pasar.