Siasat Ritel Lokal di Padang agar Tetap Relevan
Ritel-ritel milik pengusaha lokal di Kota Padang dan sekitarnya bertransformasi agar tetap relevan terhadap zaman. Perubahan itu menghadirkan pengalaman berbelanja yang semakin nyaman.
Afni (34) didampingi suami dan anaknya keluar menenteng kantong berisi belanjaan dari Budiman Swalayan cabang Ulak Karang, Kota Padang. Ia baru saja berbelanja kebutuhan harian, seperti sabun, sampo, odol, dan tisu.
Guru salah satu sekolah di Padang ini cenderung memilih pergi ke toko swalayan untuk belanja bulanan, termasuk Budiman. Tempat yang sejuk, harga produk relatif murah, lengkap, dan tertata juga membuat Afni lebih nyaman berbelanja di sana.
”Belanja di sini juga nyaman karena parkirannya luas dan gratis,” kata Afni, Kamis (16/3/2023).
Budiman Swalayan merupakan salah satu contoh transformasi toko ritel lokal di Kota Padang ataupun kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat. Perubahan semacam ini juga tengah dilakukan sejumlah toko lainnya, seperti Aciak Mart, Grup Citra, dan Grup Dalas-Smile beberapa tahun terakhir.
Toko-toko ritel lokal tersebut berupaya menyediakan produk lengkap dan harga bersaing, serta tempat belanja yang bersih, rapi, dan nyaman. Toko juga mengadopsi sistem digital dan transaksi nontunai. Selain itu, tempat parkir yang luas dan gratis juga disediakan.
Transformasi Budiman ke swalayan modern dimulai sejak 2013. Perubahan itu ditandai dengan hadirnya satu toko Budiman Swalayan cabang Sawahan, Padang, dan tiga toko lainnya di Bukittinggi.
Baca juga : Di Tengah Pandemi, Ritel Cepat Berinovasi
Cikal bakal Budiman Swalayan adalah toko P&D yang didirikan Haji Yasmar tahun 1999 di Pasar Bawah, Bukittinggi. Kemudian, sang pemilik terus mengembangkan usahanya dengan menggandeng orang-orang berpengalaman di bidang ritel.
”Satu per satu toko dibenahi. Dari awalnya bersifat tradisional, kemudian masuk ke bentuk swalayan modern,” kata Manajer HRD Budiman Swalayan Gusriwandi, Kamis (16/3/2023).
Budiman Swalayan saat ini punya 16 toko, yang tersebar di Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Agam. Sebagian toko milik pribadi Haji Yasmar dan sebagian lainnya bekerja sama dengan investor.
Adaptasi serupa juga dilakukan oleh pengusaha Amril Amin melalui Aciak Mart. Toko swalayan ini bermula dari toko P&D di Pelabuhan Teluk Bayur tahun 1989. Namun, pada 2011, Amril menutup toko itu dan beralih membuka minimarket dengan merek Aciak Mart di Pegambiran.
Baca juga : Berbelanja Produk Lokal
Pria yang karib disapa Aciak itu bercerita, perombakan konsep usahanya yang terinspirasi dari maraknya Alfamart di Jakarta. Ia juga pernah ikut seminar yang diadakan Sampoerna yang membahas bahwa di masa depan orang lebih berbelanja di toko berkonsep swalayan.
”Minimarket (toko swalayan) ini menjadi kebutuhan masyarakat berbelanja dengan harga kompetitif, lokasi nyaman, dan harga pasti. Maka, saya buka Aciak Mart di Pegambiran tahun 2011. Respons masyarakat bagus,” kata Aciak, yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Padang ini, Minggu (19/3/2023).
Baiknya sambutan konsumen membuat Aciak Mart terus berekspansi. Hingga saat ini Aciak Mart punya 12 cabang di Kota Padang, baik dengan modal pribadi maupun dukungan investor. Awal Mei depan Aciak akan membuka satu tokonya di Kota Pariaman.
Adaptasi juga dilakukan Grup Citra yang merajai jaringan toko swalayan di Kota Padang selama puluhan tahun. CEO Grup Citra Redian Fikri Guspardi, Senin (20/3/2023), menjelaskan, pembenahan diawali sejak akhir 2020 dengan mengubah tampilan toko menjadi lebih modern.
Baca juga : Kecerdasan Buatan Makin Dibutuhkan di Bisnis Ritel
Kemudian, sejak awal 2022, Redian membenahi sistem dan masih berlangsung hingga saat ini. Adapun sejak 2023, ia juga mulai berbenah dari sisi sumber daya manusia. ”Kami tidak mati. Kami berubah dan terus berbenah,” kata Redian.
Toko swalayan Citra milik keluarga Guspardi Gaus yang juga anggota DPR mulanya menjual alat tulis dan buku di Jalan Permindo, Padang, tahun 1985. Tahun 1992, Citra berubah menjadi toko swalayan dan toko buku dan alat tulis. Sejak 1996, Citra fokus menjadi toko swalayan yang menjual kebutuhan harian.
Saat ini, Grup Citra total punya 20 cabang, yaitu di Padang 16 toko, Sijunjung 2 toko, Pasaman Barat 1 toko, dan Jakarta 1 toko. Toko-toko tersebut terdiri atas tiga kategori sesuai ukuran dan stok produk, yaitu Citramart, Citra Swalayan, dan Grand Citra Supermarket.
Sementara itu, Grup Dalas-Smile yang punya empat toko juga berbenah. Dalas Swalayan cabang Andalas, sebagai contoh, selain menjual kebutuhan harian seperti toko lainnya, toko ini juga melengkapi produknya dengan beragam sayur, buah, ikan, daging, dan produk olahan beku lainnya sejak pandemi Covid-19.
”Kami mengadopsi apa yang dilakukan toko di luar negeri saat pandemi. Mereka melengkapi produknya dengan produk sehat, sayur, buah, dan daging. Mereka memindahkan pasar tradisional ke pasar modern (toko swalayan),” kata Irawati Meuraksa, pemilik Grup Dalas-Smile, Sabtu (18/3/2023).
Konsep pembeda
Selain bertransformasi, toko-toko ritel lokal di Padang juga memperkuat karakter ataupun konsep masing-masing. Meskipun barang yang dijual hampir sama, karakter ataupun konsep tiap-tiap toko menjadi pembeda dengan pesaing.
Budiman Swalayan, kata Gusriwandi, sesuai keinginan sang pemilik Haji Yasmar, berangsur bergerak ke arah yang lebih Islami. Jaringan toko ini tidak menjual rokok, pewarna rambut dan kuku, serta tidak melayani pembayaran dengan kartu kredit. Tampilan pegawai juga lebih Islami. Musik yang diputar diputar juga bernuansa Islami.
Adapun Aciak Mart mengusung konsep buka 24 jam, berbeda dengan minimarket/toko swalayan lainnya yang umumnya hanya buka dari pagi hingga menjelang tengah malam. ”Kapan pun orang butuh bisa berbelanja,” kata Aciak.
Sementara itu, Dalas Swalayan, kata Irawati, mengedepankan pelayanan prima kepada konsumen, misalnya petugas toko membantu membukakan pintu dan membawakan barang konsumen. Toko juga selalu menampung dan mengevaluasi apa yang dikeluhkan konsumen.
Guru Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Andalas Syafruddin Karimi, Kamis (16/3/2023), berpendapat, toko dengan konsep swalayan modern menjadi kebutuhan sebagian masyarakat, terutama di wilayah perkotaan.
Toko swalayan modern, menurut dia, menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih mudah dan efisien. Konsumen pun dapat memilih sendiri produk, mendapatkan informasi harga secara akurat, dan bertransaksi secara cepat melalui pembayaran elektronik.
Dengan beragam perkembangan, toko ritel di Kota Padang juga bersiasat dan beradaptasi menyesuaikan tuntutan zaman.