Pandemi membawa berkah bagi produk lokal. Komunitas yang membeli produk lokal atau produk karya teman-teman mereka, bermunculan.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Selalu ada berkah tersembunyi dari setiap krisis atau masalah. Pembatasan mobilitas saat pandemi Covid-19 seperti sekarang membuat kita susah. Kita bisa saja menggerutu dan memaki, namun kita sebenarnya malah bisa membuat perubahan besar. Cukup dengan belanja produk lokal di sekitar kita.
Seorang pemilik restoran bercerita, sejak pandemi, bisnisnya surut. Ia maklum dengan kondisi itu. Satu hal yang membuat ia kaget adalah pelanggannya tidak datang lagi karena mereka kini bisa menemukan beraneka ragam makanan yang tidak jauh dari rumah. Makanan itu bukan dari restoran sejenis atau pesaing, tetapi dari produk yang ditawarkan teman-temannya sendiri.
Satu per satu komunitas baru terbentuk karena pandemi. Komunitas ini memberi keuntungan, bagi penjual maupun pembeli. Penjual menemukan pasar yang tidak jauh dari rumah tinggalnya, sedangkan pembeli karena pembatasan sosial makin dipermudah untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Masih ada sebagian yang sangsi tentang masa depan komunitas semacam ini pasca-pandemi.
Namun, jejaring komunitas ini akan makin sering dan kuat karena mereka juga menemukan pemasok yang dekat dengan mereka, seperti pedagang pasar atau produsen setempat yang selama ini terabaikan. Mereka juga bisa menemukan pemasok ritel yang bisnisnya anjlok karena pusat-pusat perbelanjaan tutup atau mengurangi kunjungan. Sebuah studi tentang penjualan ritel beberapa waktu lalu menyarankan mereka masuk dalam komunitas agar bisa selamat dari krisis akibat pandemi.
Jejaring komunitas semacam ini tidak akan musnah pasca-pandemi, tetapi malah akan makin kuat karena terbukti efisien, setidaknya dari sisi jarak dan kecepatan pengantaran. Oleh karena itu, bisnis yang telah mapan malah harus masuk ke komunitas-komunitas berbasis tempat tinggal maupun pertemanan.
Sebuah studi tentang penjualan ritel beberapa waktu lalu menyarankan mereka masuk dalam komunitas agar bisa selamat dari krisis akibat pandemi.
Jika membesar dan berjejaring, komunitas ini akan menjadi kekuatan pasar yang sangat besar. Produk-produk lokal akan menemukan kanal-kanal penjualan yang tak jauh dari mereka.
Kajian sebuah universitas di Amerika Serikat tentang fenomena belanja produk lokal selama pandemi memperlihatkan beberapa dampak signifikan dari pilihan belanja itu. Belanja produk lokal menciptakan sejumlah pekerjaan baru di sekitar mereka dan menciptakan jalan keluar dari masalah pengangguran di lingkungan sekitar.
Belanja produk lokal juga berdampak pada lingkungan karena perpindahan barang yang membutuhkan pengangkutan menjadi efisien. Masalah ini kerap dikaitkan dengan isu perubahan iklim karena belanja produk lokal akan memperkecil jejak karbon. Pengiriman dan penyimpanan lebih cepat dan tidak membutuhkan energi berlebihan seperti pengiriman dan penyimpanan di pusat-pusat perbelanjaan. Isu perubahan iklim ini juga semakin mendapat perhatian, terutama bagi anak-anak muda, sehingga pasar lokal akan lebih menarik bagi mereka.
Khusus untuk makanan, kita mendapat produk yang lebih segar karena perpindahan produk tidak membutuhkan waktu lama. Kita juga makin mengetahui produk-produk yang bisa disediakan di pasar setempat yang memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan dengan produk yang dijual di lokasi lain.
Belanja produk lokal sesungguhnya membangun investasi warga setempat untuk komunitas setempat. Mereka yang membeli produk lokal akan memberikan kemampuan baru bagi para penjual untuk berkembang lebih besar. Selama ini, ketika kita membeli produk yang jauh dari kita, dampaknya jauh dari masyarakat sekitar. Belanja produk lokal akan membuat uang beredar di sekitar masyarakat yang terdekat dengan kita. Kecenderungan ini akan membangun saling ketergantungan dan kepercayaan antarwarga. Penjual akan makin jujur karena pembelinya tak jauh dari mereka.
Belanja produk lokal sesungguhnya membangun investasi warga setempat untuk komunitas setempat
Di masa mendatang, belanja produk lokal bukan sekadar tren sesaat atau sekadar viral di media sosial. Namun, merupakan kekuataan pasar baru yang menggabungkan konsep lama tentang pasar, yaitu tempat bertemu orang yang saling membutuhkan dan gaya hidup modern yang lebih ramah bagi lingkungan serta memberdayakan warga setempat. Potensi krisis juga meyakinkan komunitas untuk makin kuat membangun jaringan sehingga mereka bisa bertahan ketika suatu saat ada krisis baru yang muncul lagi.
Berbagai kajian menyarankan agar korporasi-korporasi besar mencermati tren belanja produk lokal. Mereka bisa mendukung dan berkolaborasi dengan komunitas untuk memperkuat pasar baru ini. Mereka bisa ditinggal konsumen apabila tidak mampu berkomunikasi. Salah satu kekuatan komunitas yang mengembangkan produk lokal adalah mereka lebih bangga menggunakan produk lokal daripada produk dari luar. Jika sudah muncul sentimen seperti itu, maka kekuatan ini bukan main-main. (ANDREAS MARYOTO)