Musim Semi Ritel Modern Lokal di Kota Padang
Ibarat musim semi, ritel modern lokal tumbuh subur di Kota Padang dan sekitarnya beberapa tahun terakhir. Geliat usaha milik putra-putri daerah ini menggerakkan perekonomian masyarakat.
Minimarket berkelir biru tua, putih, dan sedikit merah itu berdiri di sudut jembatan. Kaca yang mendominasi dinding bangunan, pelapis sisi rooftop, dan merek minimarket tampak masih baru. Sementara itu, sejumlah sepeda motor dan mobil terparkir di halaman yang relatif luas.
Minimarket di Jalan Proklamasi itu merupakan cabang ke-12 Aciak Mart, toko swalayan modern milik pengusaha lokal Amril Amin alias Aciak di Kota Padang. Toko kebutuhan harian yang menyasar konsumen dari rumah sakit dan perkantoran di sekitar lokasi ini baru saja diresmikan 11 Maret lalu.
Aciak Mart cabang Proklamasi itu bukan satu-satunya yang diresmikan Aciak beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, ada dua cabang toko yang diresmikan, yaitu Aciak Mart cabang Belimbing dan Grand Aciak Mart cabang Aia Pacah pada 1 Februari lalu dan 11 September 2022.
”Toko kami baru tersebar di Kota Padang. Bulan besok (April 2023) kami hendak mencoba buka satu toko di Kota Pariaman,” kata Amril Amin alias Aciak, pemilik sekaligus Komisaris Aciak Mart, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Padang, Minggu (19/3/2023).
Ekspansi Aciak Mart itu mencerminkan geliat pertumbuhan ritel modern lokal di Kota Padang dan sekitarnya, baik ukuran minimarket maupun supermarket. Selain Aciak, toko sejenis milik pengusaha lokal lainnya juga tumbuh subur beberapa tahun terakhir, antara lain grup Budiman, grup Citra, dan grup Dalas-Smile.
Baca juga : Industri Ritel di Indonesia, Regulasi, Sejarah, Potret, dan Tantangan
Grup Budiman milik pengusaha Bukittinggi Haji Yasmar, misalnya. Dua toko terbaru di Padang diresmikan tahun lalu, yaitu Budiman Swalayan cabang Ulak Karang dan Budiman Swalayan cabang Anduring. Saat ini punya 16 toko. Di Padang ada 9 toko, Bukittinggi 4 toko, Payakumbuh 2 toko, dan Agam 1 toko.
Begitu pula dengan grup Citra yang meresmikan tiga toko di Padang tahun lalu, yaitu Citra Swalayan cabang Siteba, Citramart cabang Cengkeh, dan Grand Citra Supermarket cabang Sutomo. Jaringan ritel milik Guspardi Gaus itu punya 20 toko, yaitu di Padang 16 toko, Sijunjung 2 toko, Pasaman 1 toko, dan Jakarta 1 toko.
Sementara itu, grup Dalas-Smile milik Irawati Meuraksa meresmikan toko baru mereka Dalas Swalayan cabang Bandar Buat pada 30 Desember tahun lalu. Total saat ini ada empat toko grup tersebut di Padang.
”Setelah pandemi mulai berakhir, terutama tahun lalu, mulai banyak muncul ritel besar, seperti Aciak Mart, Citra, Budiman, dan Dalas. (Hampir) di setiap kecamatan, muncul toko-toko baru,” kata Nengsih, Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Perdagangan Kota Padang.
Baca juga : Pusat Belanja Mulai Pulih, Ritel Masih Hadapi Tantangan
Nengsih belum bisa memberikan data jumlah toko ritel modern lokal yang baru buka di Padang. Walakin, data Dinas Perdagangan Padang per Februari 2022 menyebutkan, setidaknya ada 297 toko kategori swalayan di ibu kota Sumbar ini. Jumlah tersebut didominasi oleh toko yang menjual kebutuhan harian.
Suburnya ritel lokal modern di Padang tak terlepas dari perubahan kebiasaan berbelanja masyarakat. Konsep swalayan adalah produk yang lengkap, harga relatif murah, tempatnya rapi, bersih, dan sejuk, ditambah sistem digital dan transaksi nontunai telah menjadi kebutuhan warga di wilayah perkotaan.
”Untuk kebutuhan bulanan, seperti sampo dan sabun, saya berbelanja ke swalayan karena lebih nyaman dan lengkap. Barang-barangnya juga sudah tertata, saya lebih mudah mencari barang yang hendak dibeli,” kata Titi (38), warga Kecamatan Padang Utara.
Ketiadaan pesaing ritel modern berjejaring nasional juga jadi faktor penentu. Hal itu tak lepas dari upaya proteksi pemerintah daerah (pemda) pada ritel modern lokal.
Baca juga : Bisnis Ritel Makanan dan Minuman Pulih Lebih Dulu
Pemda di Sumbar memang tidak secara tegas melarang keberadaan ritel berjejaring nasional, tetapi peraturan yang diterbitkan menyulitkan ritel luar untuk masuk. Pemerintah Kota Padang, misalnya, melalui Peraturan Wali Kota Nomor 53 Tahun 2021 mewajibkan minimarket/toko swalayan menyediakan ruang 30 persen untuk pemasaran produk UMKM.
Amril Amin mengatakan, kebijakan protektif pemda di Sumbar relatif mendukung pengusaha ritel lokal. Pemda memberi peluang kepada putra daerah untuk berkarya. Ia pun sangat bersyukur atas kebijakan Pemerintah Kota Padang ataupun Pemerintah Provinsi Sumbar.
”Kalau dapat, tradisi ini terus dijaga supaya ada perkembangan merata antara pengusaha lokal dan pengusaha nasional,” kata Amril.
Pertumbuhan minimarket/toko swalayan lokal memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. (Syafruddin Karimi)
Guru Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Andalas Syafruddin Karimi berpendapat pertumbuhan minimarket/toko swalayan lokal memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Keberadaan toko-toko baru menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Aciak Mart, Budiman, Citra, dan Dalas mempekerjakan puluhan orang per toko tergantung kategorinya. Dalas Swalayan cabang Bandar Buat, misalnya, mempekerjakan 50-60 orang yang sebagian besar merupakan warga setempat.
Selain itu, lanjut Syafruddin, minimarket/toko swalayan lokal sering menjalin kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat. Hal tersebut membantu UMKM berkembang dan meningkatkan omzet mereka.
Minimarket lokal lebih mungkin menggunakan produk dan jasa lokal sehingga uang yang dihasilkan dari transaksi lebih banyak beredar di dalam ekonomi lokal dan membantu pertumbuhan ekonomi di Sumbar,” kata Syafruddin.
Baca juga : Ritel Modern Harus Bantu Pasarkan Produk UMKM Lokal