Ikhtiar Atasi Tengkes lewat Program Jamban Sehat Keluarga di Surakarta
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas telah menyelesaikan pembangunan fasilitas sanitasi aman berupa jamban sehat keluarga di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Program itu diharapkan bisa ikut mengatasi masalah tengkes.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas telah menyelesaikan pembangunan fasilitas sanitasi aman berupa jamban sehat keluarga di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Program itu diharapkan bisa ikut mengatasi masalah tengkes atau stunting karena ketersediaan sanitasi yang baik termasuk salah satu cara mengatasi tengkes.
Pembangunan fasilitas sanitasi aman itu dilakukan di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Anggaran pembangunan itu berjumlah Rp 193 juta dan berasal dari donasi pembaca harian Kompas yang dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK).
Program itu merupakan hasil kerja sama antara YDKK dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mojo Waras yang didukung oleh USAID IUWASH Tangguh serta Pemerintah Kota Surakarta. Fasilitas sanitasi yang telah selesai dibangun itu diresmikan pada Kamis (16/3/2023).
”Ini adalah program bersama-sama. Kami sangat senang karena program semacam ini memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat,” kata Ketua YDKK Gesit Ariyanto setelah acara peresmian di Kelurahan Mojo.
Turut hadir dalam acara peresmian itu Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Regional Manager USAID IUWASH Tangguh Jawa Tengah Jeffry Budiman, Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoirono, Lurah Mojo Nurrochman, dan Ketua KSM Mojo Waras Jumadi.
Fasilitas sanitasi itu dibangun di RT 001 RW 003 dan RT 009 RW 002 Kelurahan Mojo. Fasilitas yang dibangun meliputi 15 set jamban sehat individu, 9 sambungan rumah (SR) ke sistem instalasi pengolahan air limbah Kota Surakarta, 4 unit sistem pengolahan air limbah domestik, dan 2 unit rumah jamban bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Keberadaan fasilitas itu memberikan manfaat kepada 45 keluarga kurang sejahtera yang terdiri dari 106 jiwa. Menurut Gesit, keberhasilan program itu tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat serta dukungan penuh jajaran pemerintahan. Oleh karena itu, YDKK terbuka apabila kelak ada kerja sama lain yang bakal membawa manfaat bagi masyarakat.
Anggaran pembangunan itu berjumlah Rp 193 juta dan berasal dari donasi pembaca harian Kompas yang dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Program pembangunan jamban sehat itu merupakan program perbaikan sanitasi lingkungan tahap kedua. Pada tahun 2021, YDKK lebih dahulu bekerja sama dengan KSM Mojo Waras untuk membangun jaringan pipa dan sambungan rumah (SR) untuk mengakses air minum layak dan aman dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Surakarta bagi sekitar 60 keluarga.
Perbaikan sanitasi lingkungan termasuk program utama YDKK, selain tanggap bencana dan rehabilitasi bencana. Dengan memperbaiki sanitasi lingkungan, warga bisa mengubah kebiasaan buang air secara terbuka, menekan pencemaran limbah domestik ke sungai, dan dalam jangka menengah dan panjang akan mengurangi kejadian tengkes.
”Oleh karena itu, program jamban sehat ini juga diperluas ke daerah-daerah lainnya. Ini kaitannya dengan sanitasi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ujungnya untuk berkontribusi dalam penanganan stunting atau tengkes,” kata Gesit.
Tengkes adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kurang gizi kronis. Salah satu tanda dari tengkes yang kasatmata ialah tubuh anak yang pendek.
Sejak 2021-2023, YDKK telah membangun jamban sehat keluarga sedikitnya di empat daerah, yaitu Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kota Malang, dan Kota Surakarta. Jumlah jamban sehat yang telah selesai dibuat sebanyak 177 unit, termasuk dengan septic tank kedap dan kloset berstandar nasional.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyambut baik kerja sama penyediaan sanitasi aman itu. Penyediaan sanitasi yang memadai merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan dalam penataan kawasan kumuh di Surakarta. Kerja sama dengan kalangan swasta juga sangat terbuka guna mempercepat langkah perbaikan hajat hidup masyarakat.
”Kami sangat concern dengan pengurangan kawasan kumuh, terutama di Kelurahan Semanggi, Mojo, dan sekitarnya. Kami akan selalu bekerja sama dengan pusat, swasta, dan lain-lain. Jadi kami tidak sendirian. Makanya, pengurangan kawasan kumuh di kota ini berlangsung cepat,” kata Gibran.