Habiskan Rp 30 Miliar, Revitalisasi Waduk Darma untuk Destinasi Wisata Internasional
Setelah direvitalisasi dengan biaya lebih dari Rp 30 miliar, Waduk Darma di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kini memiliki wajah baru. Pemprov Jabar pun mencanangkan waduk itu menjadi destinasi wisata internasional.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Setelah revitalisasi dengan biaya lebih dari Rp 30 miliar, Waduk Darma di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kini memiliki wajah baru. Waduk ini bahkan punya dermaga apung. Pemerintah Provinsi Jabar pun mencanangkan waduk itu menjadi destinasi wisata internasional.
Perubahan itu tampak saat Sarasehan Petugas Pintu Air dan Petugas Operasi Bendung dalam rangkaian peringatan Hari Air Sedunia di Waduk Darma, Rabu (15/3/2023). Turut hadir Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Bupati Kuningan Acep Purnama, dan para petugas bendungan.
Dalam acara itu, Kang Emil, sapaan Kamil, mengecek dermaga apung di atas waduk dengan latar pegunungan. Terdapat juga sejumlah gazebo di samping waduk. Ada pula pedesterian, tempat duduk santai berlapis rumput sintetis, dan area kuliner di kawasan waduk seluas 425 hektar itu.
Waduk berjarak sekitar 12 kilometer barat daya dari pusat pemerintahan Kuningan itu menyuguhkan panorama bukit dan rimbun pepohonan. Pengunjung juga dapat menjelajahi waduk menggunakan perahu wisata dengan langit biru memayungi. Di tengah waduk terdapat tiga pulau.
”Salah satu (pembangunan) yang kami banggakan adalah penataan Waduk Darma. Saya titip ini dijaga. Total anggarannya di atas Rp 30 miliar. Saya harapkan (Waduk Darma) menjadi destinasi wisata unggulan, bahkan internasional,” ucap Emil. Revitalisasi waduk dimulai sejak tahun 2019.
Emil berharap Waduk Darma menjadi lokasi event nasional, bahkan internasional. Apalagi, waduk yang beroperasi sejak 1962 itu kerap menjadi lokasi wisata pesepeda. Waduk yang berbatasan dengan sembilan desa di Darma itu juga berperan vital untuk mengairi 7.274 hektar lahan di Kuningan dan 13.138 hektar lahan di Kabupaten Cirebon.
Terkait dengan pengurusan waduk, Emil akan memusyawarahkan dengan sejumlah pihak. Pihaknya memastikan pengelolaan waduk dilakukan secara profesional. ”Bukan soal (pengelolanya dari) Kuningan atau tidak, tetapi siapa yang paling mampu. Jangan sampai masyarakat dirugikan,” ujarnya.
Emil mengatakan, waduk tidak hanya jadi sumber air minum atau persawahan, tetapi juga pariwisata. ”Saya selalu mengingatkan 50 persen (kawasan air) untuk ekosistem air dan 50 persen untuk sosial pariwisata. Semua orang senang dekat dengan air, apalagi ada gunung,” katanya.
Ia mencontohkan, wisatawan lokal yang berkunjung ke Jabar bisa mencapai 50 juta. Dengan asumsi setiap wisatawan menghabiskan biaya Rp 500.000, potensi pendapatan hingga Rp 25 triliun. Di Waduk Darma, setiap tahun sekitar 110.000 wisatawan mengunjungi area itu.
Bupati Kuningan Acep Purnama mengapresiasi revitalisasi Waduk Darma oleh Pemprov Jabar. ”Darma ini pintu masuk ke Kuningan dari arah selatan. Jadi, warga dari Ciamis, Tasikmalaya, dan lainnya langsung disambut dengan Waduk Darma untuk pariwisata,” ucapnya.
Menurut Acep, Kuningan memiliki sekitar 150 mata air yang memasok air bersih dan irigasi untuk daerah tetangga, seperti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, bahkan, Brebes, Jawa Tengah. Waduk itu menampung air dari Daerah Aliran Sungai Cisanggarung, Cilutung, dan Cinangka.
Waduk Darma yang mampu menampung 40 juta meter kubik air juga menjadi sumber air baku untuk PDAM Kuningan dengan debit air 80 liter per detik. ”Dari sumber air di Kuningan, kami bisa berbagi dengan daerah lainnya,” ucapnya.