Kunjungi Keraton Kacirebonan, Dubes dari Timur Tengah Jajaki Kerja Sama
Sejumlah duta besar dari kawasan Timur Tengah mengunjungi Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (13/3/2023). Para duta besar itu menghadiri undangan keraton sekaligus mencari peluang kerja sama.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sejumlah duta besar dari kawasan Timur Tengah mengunjungi Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (13/3/2023). Selain menghadiri Milad Ke-215 Kesultanan Kacirebonan, kedatangan duta besar itu juga untuk mencari peluang kerja sama.
Rombongan kedutaan itu, antara lain, Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab untuk Indonesia H E Abdulla Salem Obaid AlDhaheri dan Dubes Qatar untuk Indonesia H E Fauziya Edrees al-Sulaiti. Turut serta Kuasa Usaha Kuwait untuk Indonesia Abdullah Yateem al-Fadhli.
Hadir pula Dubes Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H E Ahmed Abdulla Ahmed Alharmasi Alhajeri dan Dubes Kesultanan Oman untuk Indonesia H E Mohamad Ahmed Salim al-Shanfari. Mereka disambut Sultan Kacirebonan IX Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat.
Selain menikmati nasi bogana, kuliner khas keraton yang berusia ratusan tahun, para dubes juga mengikuti diskusi terkait Pelabuhan Cirebon. Dubes Abdulla Salem AlDhaheri mengatakan, kedatangan rombongan atas undangan sultan untuk Milad Ke-215 Kesultanan Kacirebonan.
Selain menghadiri rangkaian hari jadi keraton, lanjut AlDhaheri, kunjungan para dubes juga untuk mencari potensi kerja sama di Cirebon. ”Indonesia adalah negara besar dengan banyak peluang (kolaborasi), tidak hanya di Jakarta atau Bali, tetapi juga pulau lainnya,” ujarnya.
Menurut AlDhaheri, Cirebon merupakan daerah yang sangat unik. Cirebon memiliki kawasan wisata di pegunungan sekaligus pantai dengan suhu yang berbeda. Berada di antara Jabar dan Jawa Tengah, Cirebon juga mempunyai infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, serta jalur kereta.
”Saya sangat menaruh perhatian adanya peluang kerja sama (di Cirebon) ke depannya,” ujarnya. Ia mencontohkan sejumlah potensi kolaborasi agen pariwisata di UEA dan beberapa negara di Timur Tengah dengan pelaku pariwisata di Cirebon. Ia juga tertarik dengan pengembangan infrastruktur.
AlDhaheri mengaku tertarik dengan pemaparan rencana pengembangan kawasan pariwisata budaya dan sejarah di Pelabuhan Cirebon. Ia pun sempat mempertanyakan kehadiran Bandara Internasional Jabar Kertajati di Kabupaten Majalengka, sekitar 45 menit dari Cirebon.
Sultan Kacirebonan IX Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat mengapresiasi kunjungan para dubes ke keraton. ”Semoga acara ini tidak hanya seremonial, tetapi juga menghasilkan hal positif ke depannya. Semoga kami bisa berkolaborasi dengan negara-negara sahabat,” ucapnya.
Harus ada keberpihakan untuk mengembangkan Cirebon.
Penasihat Ekonomi Kesultanan Kacirebonan Hendra Hartono mengatakan, pihaknya tengah menyusun program ”Visit to Keraton Kacirebonan”. Ia berharap kedatangan dubes dan rangkaian acara hari jadi itu dapat mengundang para wisatawan dari Timur Tengah ke keraton.
”Tahun 2024, kami berencana membuat forum investasi di Kacirebonan. Harus ada keberpihakan untuk mengembangkan Cirebon,” ucap Hendra. Pihaknya pun mengajak berbagai pihak, seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cirebon, untuk turut serta berkolaborasi.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon Rudy Juanto mengatakan, Pelabuhan Cirebon bakal direvitalisasi. Salah satunya, pengembangan lahan 4,5 hektar untuk kawasan pariwisata.
Di pelabuhan itu terdapat sejumlah gudang berusia lebih dari seabad yang sudah ada sejak zaman kolonial. Sejumlah kapal pesiar yang membawa turis juga pernah bersandar di pelabuhan. ”Kami komitmen dengan Pelindo untuk mengembangkan zona rekreasi dan wisata,” ucapnya.