Merapi Erupsi Keluarkan 24 Kali Awan Panas, Terbesar Kedua sejak 2021
Gunung Merapi erupsi mengeluarkan 24 kali awan panas guguran, Sabtu (11/3/2023) siang hingga sore. Erupsi ini merupakan terbesar kedua sejak tahun 2021. Belum ada imbauan evakuasi untuk warga di sekitar Merapi.
Oleh
HARIS FIRDAUS, REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami erupsi dengan mengeluarkan 24 kali awan panas guguran, Sabtu (11/3/2023) siang hingga sore. Erupsi ini merupakan terbesar kedua sejak tahun 2021. Meski demikian, pemerintah belum mengeluarkan imbauan evakuasi untuk warga di sekitar lereng Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan, pada Sabtu antara pukul 12.12 dan pukul 16.00 WIB terjadi 24 kali awan panas guguran di Gunung Merapi. Rangkaian awan panas itu terekam di seismograf dengan amplitudo 25-70 milimeter dan durasi 128-458 detik.
Berdasarkan data BPPTKG, rangkaian awan panas tersebut mengarah ke barat daya atau arah Sungai Bebeng dan Sungai Krasak. Adapun jarak terjauh awan panas guguran itu diperkirakan 4 km dari puncak Gunung Merapi.
”Untuk jarak, ini masih coba kami konfirmasi. Saat ini, ada tim yang sedang melakukan pengambilan data dengan drone di sekitar lokasi,” kata Agus dalam konferensi pers secara daring, Sabtu sore.
Agus menambahkan, rangkaian awan panas tersebut terjadi akibat longsoran material kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi. Saat ini, di Merapi terdapat dua kubah lava, yakni di sisi barat daya dan di bagian tengah.
Berdasarkan analisis foto udara pada 13 Januari 2023, volume kubah lava barat daya 1.598.700 meter kubik dan kubah bagian tengah 2.267.400 meter kubik.
Akibat terjadinya rentetan awan panas itu, terjadi hujan abu di sejumlah wilayah. Sebaran abu vulkanik itu bahkan mencapai Kabupaten Wonosobo, Jateng, yang berjarak sekitar 33 km dari Merapi.
”Jauhnya sebaran abu ini tidak kemudian berarti erupsinya sangat besar karena ini tergantung dengan kekuatan angin juga,” ujar Agus.
Meski begitu, Agus mengakui intensitas erupsi yang terjadi pada Sabtu ini terhitung cukup besar sejak Merapi memasuki fase erupsi pada Januari 2021. Namun, dia menyebut, intensitas erupsi tersebut masih lebih kecil dibandingkan erupsi Merapi pada 27 Januari 2021. Saat itu, Merapi mengeluarkan rentetan awan panas sebanyak 52 kali.
”Erupsi ini merupakan terbesar kedua setelah erupsi 27 Januari 2021. Jadi, erupsi ini bukan yang terbesar selama krisis erupsi sejak tahun 2021,” kata Agus.
Status Siaga
Agus juga menyebut, jarak terjauh rangkaian awan panas guguran pada Sabtu siang hingga sore ini masih berada di dalam radius bahaya yang ditetapkan sebelumnya. ”Masyarakat diminta tetap tenang karena aktivitas awan panas guguran yang terjadi tadi masih berada dalam daerah potensi bahaya yang direkomendasikan,” ungkapnya.
Selain itu, status Gunung Merapi juga belum berubah, yakni Siaga (Level III). Status tersebut telah ditetapkan sejak 5 November 2020. Selain itu, perkiraan radius bahaya erupsi Gunung Merapi juga masih sama.
Menurut BPPTKG, potensi bahaya dari erupsi Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Erupsi ini merupakan terbesar kedua setelah erupsi 27 Januari 2021.
Pada sektor tenggara, radius bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Selain itu, BPPTKG juga menyebut adanya potensi bahaya berupa lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
”Masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas di daerah potensi bahaya,” kata Agus.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sugeng Mujiyanto mengatakan, hingga saat ini, belum ada imbauan bagi warga di lereng Gunung Merapi untuk melakukan evakuasi. Namun, masyarakat diminta tetap bersiaga jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
”Saat ini belum ada imbauan evakuasi. Masyarakat hanya diminta mempersiapkan diri dengan baik serta waspada dan tenang,” kata Sugeng.