Dua Hari Keliling Lombok, 55 Pesepeda Mengumpulkan Rp 578 Juta
Donasi Rp 578 juta dikumpulkan 55 pesepeda yang mengikuti Bike To Care 2023 Lombok. Donasi itu akan digunakan untuk kegiatan pemenuhan hak-hak dasar anak di Indonesia.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Bike To Care 2023 Lombok atau penggalangan dana dengan bersepeda keliling Lombok, Nusa Tenggara Barat, berhasil mengumpulkan Rp 578 juta. Donasi dari kegiatan yang diikuti 55 pesepeda selama dua hari ini akan digunakan untuk pemenuhan beragam hak dasar anak di Indonesia.
Kegiatan ini mengambil jarak 370 kilometer dan berlangsung 4-5 Februari 2023. Pada hari pertama, para pesepeda menempuh 145 km. Sementara pada hari kedua, jarak tempuhnya sejauh 225 km.
Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages di Indonesia, yang menyelenggarakan kegiatan tersebut, dalam keterangan persnya, Jumat (10/3/2023) mengatakan, donasi dikumpulkan dari 3.319 donator. Waktunya dilakukan sejak awal Desember hingga 19 Februari 2023. Para pesepeda berkampanye di akun media sosial masing-masing dengan membagikan pranala untuk donasi.
Tidak hanya misi sosial, Bike to Care 2023 juga sekaligus mempromosikan potensi pariwisata NTB, khususnya Lombok. Daerah tersebut juga sedang mengembangkan olahraga wisata atau sport tourism.
Oleh karena itu, kata Gregor, rute yang digunakan berbeda dalam dua hari penyelenggaraan. Hari pertama, setelah berangkat dari Novotel Resorts di Kuta Mandalika, para pesepeda melewati Selolong Belanak, Mekaki Hill, Sekotong, Sekotong Barat, Mataram hingga finish hari pertama di Holiday Resorts, Senggigi.
Sedangkan pada hari kedua, pesepeda berangkat dari Holiday Resorts melewati kawasan pesisir pantai dari Senggigi (Lombok Barat) ke Lombok Utara hingga jalur perbukitan di Lombok Timur dan finis di Mandalika.
Menurut Gregor, sejak penyelenggaraan pertama kali secara luring pada 2022, antusiasme peserta dan donatur tidak berubah. Hal itu memperlihatkan kepedulian masyarakat akan pemenuhan hak-hak anak Indonesia sangat tinggi.
Kepedulian itu penting mengingat pelanggaran hak anak di Indonesia masih tinggi. Selama 2022, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 2.296 pelanggaran hak anak di Indonesia. Dari jumlah itu, 1.554 kasus terkait pemenuhan hak anak dan 742 kasus terkait perlindungan anak.
“Semoga di kemudian hari SOS Children’s Villages bisa terus menyelenggarakan acara amal inspiratif. Sehingga bisa mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia untuk berbagi demi masa depan anak-anak yang telah kehilangan maupun berisiko kehilangan pengasuhan orang tua,” ujar Gregor.
Gregor menambahkan, donasi yang terkumpul akan diserahkan secara simbolis oleh pesepeda ke SOS Children’s Village Jakarta pada Minggu (12/3/2023). Dana tersebut akan digunakan untuk implementasi program pengasuhan alternatif berbasis keluarga.
Menurut Gregor, implementasi itu membutuhkan dana minimal Rp 500 juta, dengan rincian setiap anak membutuhan setidaknya Rp 6 juta setiap tahunnya untuk memenuhi hak-hak dasar mereka. Hak-hak dasar anak yang wajib dipenuhi antara lain, kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan berpartisipasi.
Wisata olahraga
Penyelenggaraan Bike To Care 2023 yang juga mempromosikan keindahan Lombok, sejalan dengan pengembangan sport tourism di NTB. Asisten II Sekretariat Daerah NTB Nurhadini Eka Dewi sebelumnya mengatakan, pascapandemi, NTB membutuhkan kehadiran wisatawan.
”Jadi, selain kegiatan sosial bagi anak-anak yang kurang beruntung, kegiatan ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan, juga promosi sport tourism. Sehingga nantinya semakin banyak pesepeda-pesepeda lain yang tertarik datang ke NTB. Apalagi ini disiarkan secara daring,” kata Eka.
Sport tourism disebut sebagai arah pengembangan pariwisata NTB. Keberadaan Mandalika, menurut Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, akan menjadi penggerak sport tourism di Indonesia.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat WSBK Mandalika 2023 mengatakan, menjadikan Mandalika sebagai penggerak sport tourism di tanah air tentu tidak mudah. Misalnya untuk bisa menyelengarakan kejuaraan dunia seperti WSBK dan MotoGP, ada syarat-syarat lain terkait infrastruktur yang harus dipenuhi. Termasuk ke depan bagaimana mensosialisasikan sport tourism itu ke masyarakat.