Jaringan Listrik dan Telekomunikasi di Pulau Serasan Masih Terganggu Pascalongsor
Jaringan listrik dan telekomunikasi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, masih terganggu setelah dilanda bencana longsor.
Oleh
YOLA SASTRA, PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Jaringan listrik dan telekomunikasi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, masih terganggu setelah dilanda bencana longsor. Proses perbaikan terkendala material longsor yang masih menimbun sejumlah lokasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna Raja Darmika, Rabu (8/3/2023), mengatakan, sebagian jaringan listrik di Pulau Serasan, terutama di lokasi bencana, masih terputus. Sedikitnya ada sekitar 400 meter kabel putus karena tiang roboh tertimbun longsor.
”Petugas PLN sudah datang ke sini melakukan asesmen. Sejumlah tiang listrik yang akan dibangun/didirikan masih tertimbun. Sedang dicarikan solusi,” kata Raja ketika dihubungi dari Padang, Rabu sore.
Raja melanjutkan, untuk wilayah di sekitar posko penanggulangan bencana, petugas menggunakan genset. Namun, kendalanya stok BBM minim. Kendala tersebut sudah disampaikan kepada pihak terkait agar dicarikan solusi.
Sementara itu, kata Raja, sinyal telekomunikasi yang sempat lumpuh sejak bencana longsor, Rabu ini mulai kembali aktif di sekitar pos pengungsian. ”Tapi, untuk data internet tidak jalan, hanya untuk sambungan telepon biasa,” ujarnya.
Sebelumnya, longsor terjadi di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan Timur, Senin (6/3) pukul 11.15. Longsor disebut menyapu 27 rumah warga di Desa Pangkalan. Longsor dipicu hujan ekstrem dalam waktu lama.
Pulau Serasan terletak sekitar 200 kilometer dari Ranai, ibu kota Natuna. Untuk ke Pulau Serasan membutuhkan perjalanan laut selama 12-14 jam menggunakan kapal.
Menurut Raja, proses pencarian korban masih berlangsung. Hingga Rabu sore, ditemukan dua korban meninggal sehingga totalnya menjadi 14 orang. ”Masih ada sekitar 41 orang belum ditemukan,” ujarnya.
Raja menambahkan, pencarian pada Rabu ini didukung oleh cuaca. Sebelumnya, pencarian terkendala cuaca buruk dan tanah labil. Proses pencarian pada Rabu ini dilakukan dengan dua alat berat dan manual oleh tim SAR gabungan.
”Proses pencarian kombinasi antara alat berat dan manual. Area yang tidak ada korban dibersihkan dengan buldozer, yang lainnya dengan manual. Ada dua alat berat dikerahkan. Kami akan kerahkan dua alat berat lagi, sedang proses pengiriman,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Natuna Boni Sofianto mengatakan, sebagian listrik di Pulau Serasa mulai menyala. Dari total 16 trafo di pulau itu, ada 6 trafo yang hidup, sisanya terputus di lokasi longsor terparah.
”Jaringan listrik terputus di lokasi longsor. Dari lokasi longsor ke desa seterusnya, aliran listrik masih terputus,” kata Boni.
Boni menjelaskan, ia dan timnya baru sampai di Pulau Serasan pada Rabu ini. Inspeksi semua kerusakan, terutama di lokasi longsor paling parah, mulai dilakukan. Namun, untuk saat ini, yang bisa dilakukan hanya mendata material yang dibutuhkan untuk perbaikan.
”Untuk eksekusi membuat jaringan baru belum bisa. Akses lokasi jalan masih tertimbun longsor sedalam 2-3 meter. Berdasarkan koordinasi dengan petugas BNPB, butuh waktu 3-4 hari akses jalan yang tertimbun bisa dilewati,” ujarnya.
Adapun Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kepulauan Riau Hasan mengatakan, total ada 5 menara BTS di Pulau Serasan, yakni 2 menara milik Bakti Kominfo dan 3 menara milik provider swasta. Kedua menara Bakti Kominfo sudah hidup dari kemarin, sedangkan 1 menara provider swasta mulai hidup Rabu ini untuk telepon biasa.
”Kami sedang mengupayakan 2 menara Bakti Kominfo dan 1 menara provider swasta untuk menambahkan bandwitch agar bisa mengunggah data multimedia (internet). Untuk telepon biasa sekarang sudah bisa, tetapi internet masih tersendat,” kata Hasan.