Bandara Selayar Kembali Beroperasi, Akses Pariwisata Terbuka Lebar
Beroperasinya kembali penerbangan ke Selayar diharapkan menggeliatkan sektor pariwisata yang selama ini menjadi salah satu penggerak ekonomi. Pemerintah diharapkan memberi subsidi untuk menekan harga tiket.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
DOKUMENTASI WINGS AIR
Maskapai Wings Air kembali melayani penerbangan rute Makassar-Selayar, Sulawesi Selatan, Jumat (3/3/2023).
MAKASSAR, KOMPAS — Setelah ditutup hampir setahun, Bandara Aroepala di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, akhirnya dibuka kembali. Beroperasinya bandara diharapkan dapat menggeliatkan kembali sektor pariwisata di daerah ini yang mati suri akibat pandemi Covid-19.
Maskapai Wings Air memulai kembali penerbangan dari Makassar ke Selayar sejak Jumat (3/3/2023). Untuk sementara, penerbangan hanya beroperasi dua kali sepekan, yakni setiap Senin dan Jumat. Sebelumnya, selain Wings Air, maskapai Garuda Indonesia dan Citilink juga melayani penerbangan Makassar-Selayar. Namun, satu per satu operasional maskapai ini terhenti setelah pandemi merebak.
”Kami bersyukur maskapai Wings Air kembali masuk ke Selayar. Hanya memang sejauh ini harga tiketnya masih terbilang mahal, Rp 1 jutaan untuk penerbangan 35 menit. Kami berharap pemerintah pusat atau provinsi mau memberi perhatian dengan subsidi penerbangan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Selayar Suardi saat dihubungi, Senin (6/3/2023).
Beroperasinya Bandara Aroepala diharapkan bisa membuat sektor pariwisata bergeliat kembali. Selama ini, salah satu sektor penggerak ekonomi Selayar adalah pariwisata. Daerah ini terkenal dengan obyek wisata pantai dan pemandangan taman bawah laut yang indah.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Keindahan terumbu karang di salah satu titik selam Bhayangkari, Desa Barat Lembongan, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, Selasa (24/10/2017).
Selayar juga terkenal akan Taman Nasional Taka Bonerate, taman laut yang memiliki kawasan atol terbesar ketiga di dunia. Luas atol di Taka Bonerate berkisar 220.000 hektar dengan terumbu karang yang tersebar di area seluas 500 kilometer persegi.
”Sejak pandemi dan ditutupnya penerbangan ke Selayar, pariwisata nyaris tidak hidup. Hotel-hotel banyak yang kosong. Obyek wisata juga tidak ramai. Bagaimana wisatawan mau ramai kalau transportasinya lewat laut. Semoga sekarang bisa ramai kembali,” katanya.
Saat jalur penerbangan tidak beroperasi, wisatawan yang ingin mengunjungi Selayar harus menempuh perjalanan darat selama sekitar 5 jam dari Makassar ke Bira di Kabupaten Bulukumba. Dari Bira, perjalanan dilanjutkan dengan pelayaran feri sekitar 2 jam untuk sampai di Selayar.
Danang Mandala Prihantono, Corporate Communications Strategic PT Lion Air Group, mengatakan, untuk sementara, penerbangan Makassar-Selayar adalah berjadwal penumpang dalam negeri. ”Frekuensi tahap awal dua kali sepekan setiap Senin dan Jumat. Namun, apabila permintaan pasar meningkat, jumlah penerbangan akan disesuaikan,” katanya.
Menurut Danang, penerbangan Makassar-Selayar ini menghubungkan lebih dari 100 kota. Penerbangan antarkota saling terkoneksi dengan transit terlebih dahulu melalui Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Penerbangan ini di antaranya dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Lombok, Bali, Bima, Sumbawa, Labuan Bajo, Maumere, dan Kupang. Selain itu, dari Banjarmasin, Kotabaru, Batulicin, Balikpapan, Tarakan, Kendari, Palu, Manado, Gorontalo, Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Merauke.
Danang menambahkan, untuk penerbangan ke Selayar, Wings Air mengoperasikan armada jenis baling-baling (propeller) tipe pesawat ATR 72-500 atau ATR 72-600. Pesawat yang dapat terbang rendah ini dinilai sesuai untuk infrastruktur bandara di Selayar.
Selayar adalah satu-satunya kabupaten di Sulsel yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Pulau Sulawesi. Selayar lebih banyak terhubung dengan Makassar dan beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur melalui jalur laut. Selayar juga menjadi tujuan ataupun transit sejumlah pelayaran perintis atau tol laut.